Chapter 12

27 2 0
                                    

"Terkadang menerima kenyataan adalah pilihan terbaik, dibanding menyalahkan takdir dan terlarut dalam penyesalan" | Lintang |

Mungkin benar, kamu baru menyadari begitu berharganya seseorang ketika Ia sedang tak lagi disisimu. Begitulah perasaan Gema kali ini. Tak adanya Lintang di rumahnya, seakan terasa kosong. Biasanya, Ia begitu bersemangat bersih-bersih atau menawarkanya makanan padanya. Mengatakan sesuatu yang dulu terdengar sok bijak, namun ternyata kata-kata itu sangat dibutuhkanya.

"Memberi kata maaf untukku mungkin bukan hal yang mudah, namun aku tak akan menyerah. Aku akan mencoba lagi." Tak membuang-buang waktu, Gema yang berlari-lari menyusuri lorong, setiap sudut kampus dan berakhir di taman taman kampus.

Seperti yang dulu pernah dilihatnya, Lintang sedang terlelap tidur di bawah pohon rindang. Dalam tidurnya yang lelap itu, masih nampak jelas aura kelelahan di wajahnya.

Gema tersenyum kemudian duduk disampingnya, lalu dipandangnya sebentar wajah gadis itu."Maafkan aku ya,"gumam Gema lirih.

"Ngapain kamu disini Gema?" tiba-tiba Lintang terbangun dan tampak kaget melihat Gema di sisinya. Didorongnya keras tubuh itu hingga membuatnya sedikit oleng.

"Tenang dulu Lintang." Gema lalu merangkak ke depan Lintang. Kali ini tatapanya tidak melotot seperti biasanya bahkan terlihat sayu. "Aku sadar kemarin keterlaluan. Please maafin gue ya."

"Aku kan udah bilang nggak ada dendam sama siapapun," ucapnya melengos membersihkan rumput-rumput yang nempel pada celananya.

"Serius Tang, gue minta maaf."

"Iya, udah aku maafin kok."

"Makasih ya." Raut muka Gema seketika menjadi sangat cerah, tatkala Ia meraih tangan Lintang dan menatap lekat. "Masih mau kerumah gue lagi kan?

Lintang merasa kaget melihat Gema tiba-tiba memegang tanganya. Dengan segera dilepaskanya tangan itu. "Kalau itu nggak bisa. Hutangnya biar aku bayar aja."

"Nggak perlu, Lo nggak perlu mikir itu lagi. Oh iya, kejadian kemarin sebenarnya membuat gue sadar akan satu hal. Maaf banget ya." Gema pun langsung berdiri dan meninggalkan Lintang disana.

Lintang menatap kepergianya dengan ekspresi melongo. Kenapa sikapnya seketika berubah menjadi lembut seperti itu? Apa benar Ia begitu menyesal atas kejadian kemarin? Atau memang ada sesuatu yang membuatnya tersadar?

~o0o~

Sekuat apapun Ia ingin mengabaikan dan tak memperdulikan lagi seorang Gema, namun pikiran Lintang masih kembali lagi padanya. Pikiranya seolah khawatir apakah Ia sudah makan, bagaimana kalau Ia sakit lagi dan sebagainya. Perilaku cowok itu kadang memang membuatnya marah. Namun entah mengapa Ia masih menghawatirkanya.

Lintang mengetok pintu rumah Gema, namun tak ada sahutan dari dalam. "Apakah dia sedang pergi ya,"gumamanya.

Masih penasaran Ia pun memanggil-manggil namanya. Sepertinya tak ada sahutan juga. Pintu itu ternyata tak dikunci sehingga Ia pun masuk kedalam. Masih tak ada sahutan dari dalam, Lintang menuju lantai atas. Benar saja Ia sedang tidur. Dan seperti biasa kamarnya tak dikunci rapat.

"Gema!!" serunya lirih melongokkan kepala.

"Lintang...,"

"Haiii."

"Kok tiba-tiba kesini." Gema menggaruk kepalanya kikuk melihat kedatangan Lintang. Kali bahkan perasaanya tak seperti biasa.

"Iya. Maaf aku lancang ya."

Lintang dan Gema [END]Where stories live. Discover now