Chapter 05. Keselek

Mulai dari awal
                                    

Zoya mengernyit lalu menggeleng pelan, "Gue nggak ngomong apa-apa," sahutnya, Alvin tercenung merutuk bodoh.

Zoya berdecak menyeringai curiga, "Lo...." katanya terjeda menurunkan jari telunjuknya ke sudut bibir Alvin yang panik. Berbeda dengan cowok itu, mereka yang ada di ruangan itu hanya berdiri menonton apa yang sedang terjadi, kali ini Alvin akan kena cacian hina dari Zoya Adiara.

"Lo tadi keselek, nggak?"

Alvin menggeleng, Zoya menoleh pada mereka, "Kalian keselek?" Lagi-lagi mereka semua kompak menggeleng dengan tatapan bingung.

Zoya berdecak menarik jarinya dari Alvin, melipat kedua tangan di dada, memiringkan kepalanya seraya berpikir kenapa mereka tidak keselek? Padahal kan Zoya sudah mendoakan mereka.

"Tadi gue doain kalian keselek, tahu" beritahunya menoleh pada mereka yang berjejer. Zoya mencibik, ia merasa gagal. Harusnya ia lebih teraniaya agar Allah mengabulkan doanya.

Uhuk....

Salah satu dari mereka terbatuk, Zoya menoleh padanya dengan mata menyipit heran. Bukan cuma Zoya, semua panitia ospek berbalik melihat cowok yang berdiri paling belakang menutup mulutnya sesaat menatap Zoya lurus.

"Zoya, gue keselek. Doa lo manjur ternyata" cetusnya datar tanpa intonasi.

"Wah beneran keselek?" Zoya terpekik menepuk tangannya ke depan, tersenyum lebar menengadahkan kedua tangan ke atas, "Terima kasih ya Allah, doa gadis sholehah emang manjur." Menurunkan kedua tangannya, Zoya berbalik menatap Alvin yang terkesiap gugup, "Kenapa bukan lo sih yang keselek biar mulut bocor lo kapok" desisnya memajukan wajahnya, tatapannya menajam ingin memberi Alvin pelajaran. Bohong kalau Alvin tidak memberitahu kejadian tadi pada mereka. Dan tidak mungkin juga Alvin tidak menambahkan micin sebagai penambah rasa ke dalamnya.

"Eh Alvin tikus, gue saranin tobat deh sebelum Allah masukin lo ke neraka lewat jalur VIP!"

"Gue kenapa?"

"Pakai nanya lagi kenapa?! Lo it---ehhh!" Zoya terpekik merasa kerah baju belakangnya ditarik menjauh, tidak ingin terjatuh Zoya jalan mundur sembari berbalik melihat pelakunya.

"Kak Ori kenapa ditarik?!" protesnya merengek.

Orion melepaskan tangannya dari kerah baju Zoya, mendesah kasar menatapnya tidak habis pikir. "Kita keluar aja ketemu Arsyad sama Jason!"

"Bentar! Pacarmu yang shalehah ini belum ngeluarin hadist buat tukang gosip kayak Alvin" tolaknya mentah-mentah.

"Zoy, nggak apa-apa, kita kan emang nggak lakuin apa-apa."

Zoya menggeleng, memegang tangan Orion seakan memintanya tenang dan menyerahkan semuanya pada Zoya. "Zoya cuman mau nyadarin Alvin kalau apa yang dia lakuin salah, itu gunanya teman, iya kan?" Zoya menoleh pada semua panitia ospek meminta pembelaan. Ada yang mengangguk dan ada juga yang pura-pura sibuk.

Buru-buru Zoya melepaskan tangan Orion, berlari ke arah Alvin, memajukan kepalanya tepat ketelinga cowok itu yang sudah bergidik ngeri, "Awas kalau kejadian tadi lo kasih garam, micin atau rempah-rempah, gue sentul ginjal lo!" bisiknya mengacam, Alvin meneguk salivanya susah, wajahnya memucat.

Zoya tidak masalah kalau kejadian tadi diketahui oleh semua penghuni Atlanta toh itu memang benar, yang tidak bisa ia terima kalau kejadian itu dilebih-lebihkan seakan Zoya dan Orion melakukan sesuatu diluar batas seorang pelajar.

Melihat wajah Alvin yang memucat, Zoya tersenyum memegang kedua bahu cowok itu untuk menenangkan, "Kurang baik apa gue, Vin? Lo belok, gue lurusin. Kalau lo butuh pencerahan lo cari gue aj....Oh!" Tiba-tiba tubuh Zoya berbalik, lengannya ditarik paksa oleh Orion mengajaknya keluar meninggalkan mereka yang bernapas lega.

ZORION (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang