Bising kota menderu
Setiap jiwa lalu-lalang
Melangkah hingga berlari
Kadang melawan arusDi suatu sudut kota tua
Diri terdiam membisu tak bersua
Sekeliling begitu ramai terlihat
Di huni oleh manusia bertopengDi antaranya melambaikan kefasikan
Tapi, Kefasikan itu dirahasiakan
Rahasia itu masih menjadi misteri
Dan kemudian terabaikan zamanLaring kering, haus kebahagiaan
Tak mampu lagi menelan ludah
Sekujur tubuh menggeliat kepanasan
Tapi, pikiran tetap dingin bak saljuBerkelana mencari mata air
Di sepanjang jalan menjerit
Menonton nasib diri sendiri
Aku adalah manusia yang terabaikanBanjarmasin, 06 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Peniti Sejarah (SUDAH TERBIT)
PoetryIni adalah tulisan-tulisan yang bermunculan saat suasana hati sedang tidak baik-baik saja. Jadi, lumrah saja kalau di dalamnya sebagian besar puisi Elegi. Ditulis oleh makhluk jomblo, tampan, dingin banget kayak es batu, dan pendengar yang baik (si...