"Mungkin..." Yoongi melanjutkan kegiatannya memotong sayur sebelum beralih untuk mengambil kimchi dari kulkas dan bawang bombay.
"Hyung... kau tidak bisa selama-lamanya marah padaku, kan?"
"Dan salah siapa itu?"
"Apakah lagu itu tentang Namjoonie-hyung?"
Yoongi memberinya tatapan sinis yang panjang sebelum kembali mengerjakan tugasnya.
"Kau dan keingintahuanmu itu—"
"Aku mengintip sedikit lirik-liriknya, maafkan aku," kata Jimin. Ia tidak memedulikan lagi tatapan kesal dari Yoongi yang diberikannya dan justru melanjutkan, "Kalian baru saja menjadi pasangan, kuharap tidak ada hal buruk yang terjadi, Hyung..."
Amarah Yoongi pun mereda ketika ia melihat kekhawatiran Jimin dan menjadi tidak tega untuk memarahinya lagi. Sebaliknya, ia senang ketika temannya itu mencemaskan hubungan baru Yoongi dengan Namjoon. Untuk menenangkan hatinya, Yoongi pun menjawab yang sebenarnya.
"Lagu itu belum selesai," kata Yoongi. "Memang, lagu itu mengingatkanku pada Namjoon, tetapi lebih tepatnya mengingatkanku sebelum aku bersama Namjoon..."
Jimin yang masih diam pun membuat Yoongi melanjutkan.
"Mungkin ada saat di mana aku dan Namjoon mencapai di titik tersebut," gumam Yoongi. "Walaupun aku sangat berharap kita tidak akan berakhir seperti itu—"
"Namjoonie-hyung tidak akan melakukan itu padamu—"
"Aku tahu," kata Yoongi sambil tersenyum. "Aku tahu..."
Yoongi kemudian teringat akan wajah Namjoon yang tersenyum hangat, dengan lesung pipinya yang khas, dan bagaimana kedua matanya berhasil membuat Yoongi merasakan kupu-kupu di perutnya.
Yoongi menatap Jimin kembali.
"Lagu itu berisi kekhawatiranku sebelumnya, dan pandanganku pada apa yang harus dilakukan ketika berada di posisi tersebut. Walau aku berharap untuk tidak mengalaminya, tetapi aku ingin mereka yang mendengarkan tahu. Aku ingin mereka yang mengalaminya merasakan bahwa setidaknya ada seseorang yang mengalami hal yang sama dengan mereka... kau tahu?"
Jimin tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.
"Itu... baik, Hyung... Kau ingin menunjukkan kepada mereka bahwa mereka tidak sendirian."
Yoongi balas tersenyum, "Seperti itulah.."
Kemudian Jimin menghela napas panjang lalu menuangkan cacahan daun bawang yang dipotong Yoongi ke dalam mangkuk berisi kocokan kuning telur.
"Aku sempat khawatir kalau sudah terjadi apa-apa pada hubungan baru kalian..."
"Memangnya apa yang akan kau lakukan?"
Jimin memberi senyuman menantang pada Yoongi lalu mengangkat kedua bahunya.
"Entahlah, aku sempat berpikir kalau mungkin ini bisa jadi kesempatanku untuk merebut Namjoonie-hyung darimu?"
"Kau ingin merebut siapa dari siapa?" tanya Yoongi sambil menghentikan tangannya.
Sebenarnya Yoongi sudah menebak perasaan Jimin sebelumnya, tetapi ini adalah pertama kalinya ia mendengar hal itu langsung dari mulutnya.
YOU ARE READING
With Golden String
Fanfiction[COMPLETED] "Maaf aku tidak punya apa pun, Hyung. Maksudku... jika aku seorang pelukis, aku akan melukiskan dunia untukmu, dan jika aku seorang penyanyi, aku akan menyanyikan lagu untukmu. Namun, aku hanya... aku. Aku hanya bisa memberikanmu puis...
Epilog
Start from the beginning
