Prolog

7.3K 363 20
                                        

Plak ....

Suara tamparan itu memenuhi ruang tengah sebuah rumah mewah. Tampak seorang pria paruh baya berdiri dengan tatapan nyalang, dadanya naik turun dengan napas yang memburu. “Heh, sudah bagus aku tidak meninggalkanmu sedari dulu. Dan sekarang kau malah memintaku lebih, cih ... jangan mimpi!"

“Salahku apa mas, aku ini istri sah mu. Sedangkan dia, dia hanya masa lalu mu yang dengan tiba-tiba datang merenggut semuanya,” ucap wanita yang tengah terduduk lemas dengan air mata mengalir deras di pipi. Dadanya terasa sesak, bagai ada belati yang menikam dengan keras. Pekat irisnya kini berkabut menatap pria yang kini tengah berdiri angkuh di hadapan sembari berkacak pinggang.

“Kau!” geram pria itu sambil menunjuk perempuan yang berstatus istrinya itu, ia lalu mendekat dan mengangkat tangannya untuk menampar wanita itu sekali lagi.

“STOP!” teriak seorang remaja putri yang sedari tadi hanya seperti memperhatikan pertengkaran itu dari balik tembok. Ia berlari menghampiri sang Ibunda, dengan tajam menatap pria paruh baya di depannya. Tangan gadis itu terkepal kuat, nampak jelas kemarahan dari raut wajahnya. “Sudah cukup, Pa! kenapa papa selalu menyiksa mama? kemana Papa yang dulu selalu lembut dan menyayangi kami? sekarang hanya ada papa yang kasar dan kejam."

Pria itu berdecih, menatap remeh pada gadis kecil yang notabene-nya adalah darah dagingnya sendiri. "Diam lah anak kecil, kau tidak tahu apa-apa."

“Jika Key tidak tahu, maka beritahu Key sekarang. Beritahu Key kenapa papa berubah! kenapa Papa selalu menyiksa mama dan Key? kenapa, Pa?"

“Kamu mau tau, hah! orang yang kamu panggil mama ini adalah wanita tidak tahu diri. Dia yang membuat saya harus meninggalkan orang yang saya cinta dan anak yang dikandungnya hanya untuk wanita seperti mamamu ini,” terang Alexander - giginya gemertak menahan amarah yang sudah diujung kepala, ritme pernapasan pria itu acak - acakan.

Keyra menggelengkan kepala tak percaya. “Tidak, mama tidak mungkin seperti itu. Mama adalah wanita baik."

“Mas, aku tidak tau kalau saat itu mbak Dina sedang hamil anakmu. Jika aku tau, aku tidak akan menerima perjodohan kita,” ungkap Intan. Ia sudah menjelaskan hal ini puluhan kali, namun Alexander selalu saja menyalahkannya atas perpisahan pria itu bersama wanita yang dicintainya. Lagipula kejadian itu sudah sangat lama, tidak bisakah Alexander menerima semuanya sebagai takdir? bahwa yang ia nikahi selama belasan tahun ini adalah Intan dan bukan Dina - wanita yang dicintainya, bahwa semua kejadian di masa lalu itu bukanlah kemauan dan kehendak Intan.

“Hallah ... sudahlah, jangan berpura-pura lagi! aku muak.” Alexander berlalu dari sana, dengan keras membanting pintu rumah itu hingga membuat Keyra dan Intan terlonjak kaget. Keduanya sama - sama terdiam, mengenyam hening dengan isi kepala yang juga sama - sama berantakan.

"Ma ...," panggil Keyra sambil memegang pundak Intan.

“Ya, sayang,” sahut Intan, dengan lembut menatap anak semata wayangnya itu sembari berusaha tersenyum meski tampak jelas dipaksakan.

“Ceritakan semuanya, Ceritakan mengapa papa berubah. Kenapa papa sekarang selalu menyiksa kita?”

Wanita itu menggeleng pelan, ia tidak ingin Keyra membenci dirinya dan juga Alexander. Ia juga tak ingin pikiran gadis belia itu diisi dengan hal - hal rumit tentang permasalahan kedua orang tuanya. “Kamu belum cukup dewasa untuk mengetahuinya, Sayang."

“Key sudah besar, Ma. Key sebentar lagi lulus SMP," balas Keyra. Ia merasa sudah cukup dewasa untuk mengetahui dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi di antara kedua orang tuanya.

“Jika waktunya sudah tepat, mama akan menceritakan semuanya. Tapi, tidak sekarang.” Mendengar itu, Keyra hanya bisa mengangguk. Ia sadar jika tak seharusnya memaksa Inyan untuk bercerita, apalagi di tengah keadaan yang seperti ini.

Cukup lama keduanya terdiam, hingga sebuah pertanyaan lolos dari mulut Keyra. Pertanyaan yang seharusnya tidak ia utarakan. “Papa mencintai wanita lain ya?”

Atas pertanyaan itu, Intan memilih diam. Ia yakin Keyra telah menemukan jawabannya sendiri karena perkataan Alexander tadi, Intan tak akan memperjelas karena itu hanya akan kembali menggores hatinya. Ia terpekur untuk waktu yang lama, sebelum akhirnya Keyra kembali mengambil atensinya. “Ma, ...—”

“Sudahlah. Mama lelah, kamu juga kan? Ayo kita istirahat saja,” elak wanita itu. Dengan perlahan bangkit, meninggalkan Keyra yang masih terdiam sendirian.

Kepalanya memutar ulang kejadian - kejadian beberapa bulan ini, dimana Alexander selalu memarahi dan membentak dia dan mama nya, bahkan tak jarang menyakiti fisik mereka.

Dahulu, Alexander adalah pribadi yang lembut dan tidak pernah memarahi atau bahkan meninggikan suaranya. Tetapi setelah kepulangannya menyelesaikan proyek di Bandung, pria itu berubah seratus delapan puluh derajat. Ia kini menjadi pria yang kasar dan tak berperasaan, Apalagi kepada Intan.

Sedari dulu ia memang tidak pernah melihat keromantisan orang tuanya, tapi ia tidak pernah melihat Alexander berlaku kasar pada Intan. Namun sekarang, Papanya itu selalu membentak bahkan tak segan - segan melayangkan pukulan kepada Intan bahkan dirinya.

Keyra ingin sekali membenci pria itu, namun ia tidak bisa. Intan selalu meyakinkan dirinya agar tidak membenci Papanya sendiri.

Sayang, sejelek apapun perlakuan papamu kepada kita. Dia akan terus menjadi papa kamu, suami mama, jadi kamu tidak boleh membencinya. Ingat, papa yang dulu selalu nemenin mama buat ngerawat kamu sampe kamu segede gini. Papa yang selalu kerja keras supaya kebutuhan kamu dan Mama terpenuhi. Papa sayang sama kita, hanya saja sekarang dia sedang dirundung masalah hingga bersikap seperti ini kepada kita." Begitulah kalimat yang selalu keluar dari bibir Intan setiap kali mereka tersakiti oleh sikap maupun penyiksaan Alexander.

Sejujurnya Keyra lelah dengan semua ini. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, dan hanya bisa menerima semua perlakuan kasar Papanya. Ia tidak setega itu untuk melaporkan kekerasan yang dilakukan Alexander kepada pihak berwajib, lagipula Keyra yakin jika Intan pasti tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Intan sangat mencintai Alexander, meski pria itu nampak sangat membencinya. Cinta memang membuat siapa saja yang terperangkap di dalamnya menjadi bodoh.

Keyra's Style (REVISI)Where stories live. Discover now