Chapter 02. Tiktok

Mulai dari awal
                                    

Tidak jauh dari lapangan Zoya duduk meluruskan kakinya ke depan, bermain ponsel seraya mengemut lolipopnya. Gadis itu menunggu sang pacar yang berdiri di depan ratusan siswa baru memberikan pengarahan tentang apa saja yang mereka persiapkan besok, di sampingnya puluhan panitia ospek berjejeran ikut mendengarkan.

Setelah meminta mereka bubar, Orion berbalik mendekati Zoya yang asyik dengan ponselnya. Cowok itu menarik ponsel Zoya hingga gadis itu terkesiap, mendongak padanya ingin protes.

"Ayo balik!" ajaknya berbalik, menoleh melihat tangan Zoya menarik celananya, cowok itu menunduk dengan alis terangkat.

"Gandeng!" rengeknya mengulurkan tangan. Zoya mengeluarkan puppy eyes-nya berharap Orion meraih tangannya.

"Baiklah." Orion meraih tangannya, menggandengnya dengan menyatukan jari-jari mereka, Zoya tersenyum lebar seraya berjalan di belakang Orion, menikmati lolipopnya yang begitu manis di lidah.

Keluar dari gedung sekolah keduanya terus bergandengan, tidak peduli dengan pandangan mereka yang masih berada di area sekolah. Hampir semua penghuni Atlanta mengetahui hubungan keduanya, kalaupun ada yang tidak tau mungkin hanya siswa-siswi baru.

Zoya dan Orion, satu dari beberapa pasangan yang fenomenal di Atlanta. Orion ketua osis, pacaran dengan Zoya, gadis bar-bar. Tidak jarang Orion sendiri yang menghukum pacarnya jika membuat masalah.

"Kepalanya," peringat Orion meletakkan tangan di atas pintu mobil.

Setelah Zoya masuk ke dalam mobil audinya putihnya, Orion menyusulnya masuk di bagian kemudi, menyalakan mesinnya sebelum menginjak pedal gasnya meninggalkan sekolah mereka.

Mobil audi putih itu melaju mulus di jalan raya, kendaraan disiang itu cukup lenggang sebab penduduk ibu kota masih sibuk mencari pundi-pundi rupiah. Di dalam mobil, Orion fokus menyetir mobil sesekali menyahut saat gadis di sampingnya mengajaknya bicara.

"Kak main tiktok yuk!" Zoya meletakkan stik lolipopnya di daskboard, membuka aplikasi tiktok yang sedang trend.

"Main aja sendiri!" tolak Orion mengintip dibalik kaca spion, menyalakan lampu sein kanannya untuk memutar arah.

Zoya mencibik mulai bermain tiktok, menggerakkan tangannya sesuai irama lagu yang populer yaitu Any Song, lagu salah satu penyanyi Korea, Zico. Hanya satu kali percobaa Zoya berhasil melakukannya, ia memutarnya beberapa kali sebelum menunjukkannya pada Orion.

"Keren, kan?"

"Iya."

"Zoya baru coba hasilnya langsung sekeren ini loh"

"Bukannya seminggu ini kamu latihan terus di rumah?" peringat Orion bingung.

Zoya mengernyit. "Yang ngomomg siapa?"

"Arsyad."

Zoya memalingkan wajahnya ke samping, menutup mata merutuki kejujuran Arsyad. Kenapa harus memberitahu Orion segala. Kan Zoya gagal keren. Memang beberapa hari ini ia latihan mengikuti gerakan lagu itu. Zoya mendengkus memeluk ponselnya melirik Orion malu.

"Zoy?" panggil Orion setelah tidak mendengar celotehan Zoya.

Zoya menoleh, "Iya, Kak Ori, kenapa?"

"Jangan main tiktok"

Zoya mengernyit bingung, kenapa? Kalau Zoya main tiktok apa masalah? Dari pada mencuri mangga atau mengganggu anjing tetangganya lebih baik main tiktok-an.

"Kenapa Kak Ori?"

"Nanti kamu terkenal."

"Lalu?" Zoya kebingungan, mata bulatnya menatap Orion yang terdiam seakan enggan menjawabnya, lampu di kepala Zoya menyala puluhan watt seketika memikirkan sesuatu. Mungkin Orion melarangnya karena takut Zoya terkenal dan banyak cowok yang jatuh cinta lalu mendekatinya. Tidak ada alasan lain. Zoya menyeringai jail, Orion cemburu.

"Jangan khawatir Kak Ori! Cintanya Zoya seluas samudra dan sedalam lautan sama Kakak, kalaupun Zoya terkenal Kakak lah satu-satunya pacar Zoya gadis sholehah. Jadi jangan cemburu!"

Orion melirik heran, "Siapa yang cemburu?"

"Lah?"

"Kalau kamu terkenal kasian Si Montok bakal ada saingannya."

Zoya terperangah mendengarnya, mengerjap-erjap mencerna siapa maksud pacarnya. Setelah menghabiskan waktu beberapa detik Zoya tersadar mencubit lengan Orion.

"KAK ORI NGESELIN!"

"SELAMA INI KAK ORI NONTON TIKTOKNYA DIA!"

"IYA?!"

"JAHAT!"

"ZOYA BENCI KAK ORI!"

"POKOKNYA BENCI PAKE BAN...."

"Tapi aku sayang, gimana dong?"

"Oh ya ampun! Zoya juga sayang Kak Ori." Zoya meredamkan emosinya mendengar kata pacarnya, dia yang penuh tipu muslihat selalu bisa mendiamkan dirinya dengan cara itu.

Orion terkekeh mengelus kepala Zoya, mencubit pipinya gemas dengan tingkah pacarnya yang selalu berhasil membuatnya tertawa. 

"Dia nggak semenggemaskan kamu buat aku nonton." Orion turun dari mobil meninggalkan Zoya yang menjambak rambutnya merutuk. Selain lemah iman, hatinya juga lemah.

Tbc

ZORION (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang