CHAPTER 17

8.8K 319 81
                                    

Enjoy!
---

"Kau tahu mulut wanita cepat sekali jika menyebarkan gosip," keluh Miles pada Jake sembari memasukkan bahan makanan ke dalam lemari pendingin. Miles belum mendapatkan informasi akurat penyebar rumor tentang Jake.

Siang ini Miles tengah berada di penthouse Jake setelah membeli bahan makanan dan mengurus perawatan mobil-mobil Jake yang bertebaran di beberapa kota.

"Jika aku menemukan pelakunya sudah aku lubangi mulutnya dengan dessert eagle!" Jake menghempaskan dirinya ke sofa. Lalu menyandarkan tengkuknya pada sandaran sofa seraya memejamkan matanya.

Kepalanya berdenyut-denyut mengingat kekesalannya pada pandangan para wanita beberapa hari ini yang membuatnya kesulitan mendapatkan mangsa di Circle.

Jake mengidap penyakit kelamin? Gonore? Sifilis? HIV? Simpang siur deretan nama penyakit kelamin kini bersanding di samping nama Jake. What the f*ck! Bahkan ada yang mengatakan pernah melihat Jake keluar dari ruang spesialis kulit dan kelamin! Apa-apan itu? Tangan Jake terkepal kuat. Ia berusaha mengingat-ngingat siapa saja yang berpotensi menyebarkan rumoh tersebut.

Namun, matanya kembali terbuka ketika merasakan ponselnya bergetar. Dengan malas ia membenahi duduknya lebih tegap, tapi kemudian ia berdeham ketika melihat nama yang muncul di layar.

"Ya, Vello," sapa Jake dengan suara yang berubah lembut dan seketika membuat Miles terkikik geli.

Sementara Jake memijat dahinya setelah mendengar kata-kata Vello di seberang sana.

"Tidak, itu hanya rumoh. Aku sehat, Vello. Aku bersih," ujar Jake berusaha mempertahankan suara lembutnya.

"Ya, percayalah padaku. Oke?" Desah Jake kesal bercampur malu.

Miles dengan sekuat tenaga melipat bibir agar tawanya tak meledak. Secepat itu rumoh menyebar hingga sampai pada Vello. Bosnya benar-benar ditimpa musibah yang konyol.

"Lupakan rumor bodoh itu. Bagaimana kabarmu?" Jake kembali menyandarkan kepalanya di sofa.

Miles hanya melirik sesaat kemudian menggelengkan kepala. Ia kembali memasukkan bahan makanan beku ke dalam freezer kemudian berderap mendekat pada sang bos sekaligus teman baiknya itu.

"Nanti malam kau ada undangan pernikahan." Miles menyerahkan sebuah undangan di atas meja depan, yang hanya ditanggapi lirikan dari Jake. "Jangan remehkan undangan itu. Ia calon partner bisnismu yang menguntungkan. Aku pulang." Miles mengenakan coat-nya dan segera melenggang pergi.

-------------------

Scarlet berjalan dengan penuh semangat menyusuri pertokoan yang berada di Madison Avenue.

Hari ini ia akan menghabiskan banyak uang di rekening Zerenity untuk berbelanja. Salah satu kegiatan favorit seluruh wanita, termasuk dirinya, namun tidak dengan Zerenity.

Scarlet mendesah, mengingat sifat Zerenity yang terlalu penuh perencanaan dan perhitungan terhadap uangnya sendiri. Sibuk menabung untuk mengembangkan target cabang Robin's dan memberi pada orang di sekitarnya, sementara ia lupa menyenangkan dirinya sendiri.

Bahkan Scarlet tadi harus kembali berdebat dengan saudaranya tersebut perihal ini. Namun, bukan Scarlet jika tidak berlaku nekat dan di sinilah ia berada dengan sederet kartu ATM gendut milik Zerenity di dalam tasnya. Ya, karena seberapa banyak uang yang Zerenity keluarkan untuk orang lain di sekitarnya, uang itu seakan kembali dengan jumlah berlipat.

Trapped By Obsession [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt