Harus Diluruskan.

258 38 3
                                    

Happy reading, peeps!

Instagram: wattsaulia.

Oliv mencoba menyamakan langkahnya dengan Rama, langkah cowok itu terlalu panjang, berbanding terbalik dengan Oliv.

Semakin Oliv berusaha menyamakan langkah dengan Rama, maka semakin cepat Rama berjalan. Hingga akhirnya kesabaran cewek itu menguap.

“Ram, tungguin dong!” panggilnya yang tertinggal lumayan jauh dibelakang Rama.

Rama berhenti lalu tersenyum sebentar, kemudian cowok itu menoleh. Dan kali ini, ia tak bisa menahan tawanya, wajah Oliv yang sedang marah terlalu lucu di matanya.

“Jalan lo kecepetan, sumpah!” Kini Oliv sudah berada tepat di sebelah Rama, tanpa disangka, cowok itu tersenyum sangat lebar hingga gigi-giginya terlihat.

Oliv pun mau tak mau ikut tersenyum.

“Cepetan beli ayam gepreknya, gue mau ke rumah Resti.” Dan seketika ekspresi ceria Olivia menghilang.

o0o

Kalimat 'duluan, nanti gue nyusul' milik Rama kayaknya tak akan pernah terealisasikan jikalau Oliv masih ada di sampingnya.

Olivia punya seribu satu cara untuk menahan Rama agar tetap bersamanya. Entah mampir kerumah Oliv, atau mengantar Oliv bertemu teman sekolahnya, dan cara-cara lain yang entah kenapa selalu saja berhasil.

Rama juga tak pernah menolak jika Oliv menyuruhnya untuk hanya sekadar menemani cewek itu membeli makanan kesukaannya.

Seperti sore tadi saja, tiba-tiba Oliv meminta Rama untuk menemaninya membeli buku di toko buku. Alhasil, Rama tak sempat datang ke rumah Resti untuk menghadiri acara bakar-bakar dadakan mereka.

“Gue pulang, ya.”

“Iya, hati-hati ya, Ram!” balas Oliv dengan senyum.

Tak ada jawaban lagi.

Rama menstarter sepeda motornya kemudian keluar dari halaman rumah Oliv, cowok itu sempat menoleh sebentar kemudian memacu kendaraannya membelah jalanan.

Olivia masih menyunggingkan senyumnya. Hingga siluet Rama sudah tak terlihat lagi, senyum di wajah cewek berambut pendek itu memudar.

“Neng Oliv, itu pacarnya, ya?” Oliv hampir saja terjungkal karena kaget mendengar suara yang tiba-tiba saja menginterupsi pendengarannya.

Ia menoleh, “Aku kaget, Mbak.”

“Eh maaf, Neng, Mbak ngangetin. Itu pacarnya Neng Oliv?” tanya Mbak Adah, asisten rumah tangga di rumah Oliv.

“Bukan Mbak, itu temen Oliv.”

o0o

WhatsApp

Nadine: misi

Ocha: sok atuh, manga

Putra: mangga bukan manga

Resti: Ocha mana ngerti bahasa jawa

Resti: dia kan ngertinya bahasa...

Ocha: bct

Abie: astagfirullah kasar

Abie: @Rama

Abie: keluar anda

Resti: tau, mendem aja kayak itik

Zanna: hati-hati Res, Rama kan galak

Resti: takut

Agung: rame banget brisik sumpah

Agung: ohiya si Rama mana tuh

Agung: ngomong doangan lo mau nyusul

Agung: halah

Nadine: aku ga ikutan pokoknya

Rama: pergi

Nadine: sama Oliv?

Nadine: lah gue ngapain nanya

Nadine: kan sudah pasti

Zanna: Nad

Nadine: oy?

Abie: ayo ribut, gue suka liat orang ribut

Rama: knp kalo sm dia?

Resti: gapapa

Agung: gpp

Nadine: gpp kok

Ocha: gapapa sih

Resti: gue mau ngomong sama kalian, besok

Resti: gue harap Rama libur dulu jalan-jalannya sama Oliv

Nadine: mana bisa

Nadine: eh

Zanna: udah Nad

Abie: gapapa Nad lanjutin

Rama: y

Resti meletakkan ponselnya di atas meja. Ia rasa dirinya benar, mereka semua harus meluruskan hal ini. Karena kalau hanya dibiarkan mengalir, pasti masalah ini akan bertambah besar.

Dan ia tak mau hal itu terjadi.

Ya, Resti benar. Semua harus diluruskan.

o0o

To be continue.

Jangan lupa vote dan comment.



The Seken One (SELESAI) Where stories live. Discover now