Hari Sial Ocha.

370 49 5
                                    

Happy Reading, peepz!🦊

Nadine mengusap pelan air mata yang membasahi pipinya. Sudah jam 2 pagi namun Nadine masih saja menonton serial drama dari negeri ginseng yang berhasil memporak-porandakan hatinya ini.

“Ya Allah masa mereka nggak bareng sih? Ah udah terlanjur nge-ship!” makinya masih dengan air mata yang mengalir.

Jika dibilang lebay, sepertinya memang sih. Nadine ini tipe orang yang tak segan-segan menangis jika melihat adegan yang memilukan. Ia juga tak segan berteriak histeris saat ada adegan yang membuat dirinya baper.

Seperti beberapa hari lalu. Sangking senangnya, Nadine sampai lari-lari di teras rumahnya dengan wajah yang memerah. Siapa yang tak heran? Adik Nadine pun sampai geleng-geleng kepala melihat kelakuan kakaknya yang absurd itu.

“Nggak tau ah, males gue!” Nadine mematikan handphonen dan membantingnya ke kasur.

Ke kasur, ya. Bukan ke lantai. Bisa mati Nadine.

“Bikin orang marah aja!” makinya lagi.

Tiba-tiba sebuah telepon masuk ke handphonennya.

Nadine kembali meraih handphone dengan casing bergambar dinosaurus itu.

Ah, ternyata teman-temannya yang menelpon. Nadine menggeser icon biru ke atas. Setelahnya, langsung terlihat wajah teman-temannya yang sangat kurang kerjaan itu.

Jam 2 pagi malah menelepon. Sudah gila, ya?

“Lo pada nggak tidur?” tanya Nadine, cewek itu beralih membuka aplikasi twitter miliknya.

“Lo sendiri? Nggak tidur?” tanya Resti balik.

WhatsApp
23 message from Seken

Resti: join lah suombong amat

Putra: udah pagi gila

Putra: tidur

Agung: hai

Zanna: kalian nggak tidur?

Ocha: nggak, aku kan kelelawar

Abie: @Rama

Abie: join cuk

Rama: mls

Nadine: singkat amat spt hidup lo

Nadine: gue keluar y mau nntn drakoOor

Resti: gajelas

Ocha: tau

o0o

“Itu yang nge-idein video call malem-malem, saha?” tanya Nadine begitu sampai di rumah Bu Rini dan duduk di bangku paling depan.

Dengan serentak, semua orang melirik Resti.

“Apa? Kok gue? Ocha tuh!” balasnya tak terima.

“Nggak!” Ocha pun menyangkal.

“Agung, tuh!” Tiba-tiba saja Abie menunjuk Agung, padahal cowok itu tak ikut kedalam video call pagi tadi.

“Gue ikut aja nggak. Emang, susah jadi orang ganteng, disalahin mulu,” ucapnya sambil mengacak rambut frustasi.

Spontan Ocha mengusap wajahnya mendengar perkataan yang keluar dari mulut Agung tersebut.

“Assalamualaikum,” ucap Oliv dengan senyum riangnya.

“Waalaikumsalam, cantik,” jawab Agung sembari mengedipkan sebelah matanya.

Ocha hanya terdiam, ia teringat kejadian kemarin. Dimana Oliv yang hanya diam saat berpapasan dengan mereka.

Sementara Zanna membalas salam itu dengan nada yang sama.

Oliv duduk dibangku ketiga dari depan, cewek itu langsung mengeluarkan alat-alat tulis yang ia butuhkan dan mulai membaca sebuah buku tebal yang sepertinya merupakan buku berisi ribuan soal. 

Disebelahnya, ada Rama. Selalu begitu.

“Hai, Ram!” sapa Oliv riang dan hanya dibalas lirikan mata oleh Rama.

Sampai di akhir pelajaran, tak ada interaksi antara Ocha dan Oliv. Bahkan saat Ocha berdiri untuk mengumpulkan soal, ia tetap diam.

o0o

“Cha, lo kenapa diem aja daritadi?” tanya Resti dengan es krim di mulutnya.

“Nggak apa-apa.”

“Mulai deh, gue bukan dukun, lo kenapa?” tanya Resti lagi.

“Beneran, nggak apa-apa,” jawab Ocha.

“Apa gara-gara di Taman kemaren? Yang—”

“Enggak.” Ucapan Resti terpotong karena Ocha menyangkalnya terlebih dahulu.

“Oh, yaudah kalo nggak mau ngasih tau, gue nggak maksa. Ya intinya, kalo ada masalah, jangan sungkan cerita. Gue pendengar yang lumayan baik, kok.” Ocha mengangguk.

Sejujurnya, perkataan Resti benar. Ia diam karena masih kepikiran dengan kejadian tempo hari lalu.

Entah kenapa, ada sesuatu yang mengganjal pada dirinya yang Ocha sendiri tak tau apa itu.

“Cha, Nandy!” Ocha tersentak lalu memutarbalikan tubuhnya.

“Res, nggak usah macem-macem lo,” gumamnya pelan namun masih bisa terdengar oleh Resti.

“Eh, Kak Nandy!” sapa Resti. Ya, Nandy jauh lebih tua satu tahun ketibang mereka.

“Cha, ngapain lo madep belakang kayak gitu?” Alhasil, Ocha mencubit pinggang Resti keras.

“Puter balik aja yuk, kayaknya kita salah jalan deh,” pinta Ocha dengan suara pelan.

Sebuah tangan menyentuh lembut bahunya. Ocha tersentak, ia memberanikan diri melihat kebelakang. Sedangkan Resti? Cewek itu sudah mati-matian menahan tawa.

“HAHAHAHA ANDA TERTIPU!”

“ABIE RESTI SIALAN! MANUSIA DAJJAL! GUE DOAIN NGGAK DAPAT JODOH LO YA!

Hari ini sepertinya akan jadi hari paling sial yang Ocha miliki.

o0o

To be continue.

Jangan lupa vote dan comment.

With Love, Aulia🐆

The Seken One (SELESAI) Where stories live. Discover now