04

87 16 30
                                    


"Gue ... malu."

Jam istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Seluruh murid-murid yang baru saja keluar kelas, berdiri berjejer di depan koridor menyaksikan pemandangan langka itu. Selain karena dalam sejarah tidak pernah ada murid yang terkena hukuman, juga karena cowok paling tampan yang baru satu hari resmi menjadi anggota SMA Krystal.

Raga Preda, cowok dengan lesung pipi serta rambut panjang pirangnya, berdiri gagah di bawah sana. Dengan tangan hormat di depan bendera.

Mereka hening. Tidak ada satupun yang berbicara, benar-benar mengagumi makhluk sempurna ciptaan Tuhan itu.

Andin merapat ke Raga. Ia berbisik pelan, "Gue malu. Kenapa sekolah bisa hening gini?" Andin tidak berani untuk sekedar mengangkat wajah.

"Kayak nya kita salah milih sekolah, Ndin," ujar Raga sok serius. Cowok itu ikutan menduduk untuk mensejajarkan kepada Andin.

"Kan gue udah bilang, ini sekolah hantu. Lo gak percayaan, sih!" Andin jadi kesal sendiri.

Raga mengangguk cepat. "Iya, sekarang gue percaya." Posisi mereka yang dekat, serta wajah yang sejajar mampu mengundang tanda tanya dari para penghuni Krystal.

"Siapa dia?"

"Anak baru gak, sih?"

'Dihh, baru juga anak baru udah nempel-nempel sama pangeran."

"Jijik-jijik-jijik, ihh. Pengen muntah liat wajah sok imutnya."

"Pendek aja pun gaya-gaya. Matiin, jangan?"

Andin masih mendengar bisik-bisik lainnya. Dari perkataan hina sampai cercaan kebencian dan kematian ia dengar. Andin terkekeh hina, semakin mereka benci kepada dirinya, semakin bahagia Andin.

HAHAHAHAH.

Lagian, cantikan juga Andin kemana-mana. Selain imut, Andin juga manis dengan tubuh mungil yang dimilikinya. Andin juga ramah tama dan tidak sombong, akan dia pastikan semua orang akan bertekuk lutut dengan nya.

"Ga, sampai kapan mereka mau liatin kita?" Andin merasa gerah. Sudahlah terik panas matahari sangat menyengat, ditambah dengan seluruh orang menjadikan mereka eksistensi lebih. Kenapa mereka gak minggat ke kanti aja?!

Andin sakit perut.

Bagaimana kalau setelah ini muncul gosip-gosip yang tidak baik tentang dirinya?

Raga mengangkat wajah pelan. Ia menjawab Andin, "Gue gak yakin seberapa lama mereka bakal lihatin kita." Wajah Raga terangkat sempurna, "Gue merinding, Ndin."

"Besok pindah sekolah aja gimana?" usul Andin.

"Duit gue habis BEGO!" Andin tersentak kaget mendengar tekanan Raga pada kata 'Bego'.

"Raga, ish! Gimana ini, gimana?"

"Gak tau gue. Gimana kalau pake uang tabungan lo aja?"

Andin menatap cowok itu horor. "RAGA BEGO! Itu uang untuk persediaan kita," ujar Andin, menekan kata 'Bego' seperti yang dilakukan Raga.

"Iya udah kalau gitu. Kita gak usah pindah, dan sekolah disini aja." Raga mengelap peluh keringat yang mengalir ke matanya.

Teman [Tapi] BukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang