Ch 67: Willem, Presdir Baru Prism Corp

8.7K 527 74
                                    

Setelah kejadian itu, Claudia segera dilarikan ke CJ Medical Center yang merupakan rumah sakit berstandar internasional milik perusahaan CJ Group. Karena yang sakit ini adalah sang pemilik perusahaan tersebut, Claudia ditempatkan ke ruang Mawar VVIP no.35. Itu adalah salah satu kamar terbagus dengan biaya selangit.

Jessica menyuruh Willem agar langsung cepat pulang ke mansion agar Anne tidak curiga yang bukan - bukan dan dia mengerti hal itu walaupun lelaki itu memaksa untuk menemani Claudia dirawat namun perhatikan juga adiknya yang sendirian di mansion.

Devan? Emh, dia dimakamkan dengan layak atas perintah Jessica. Sahabat mereka yang juga sebagai petinggi Tartarus Mafia itu dimakamkan secara terhormat dengan upacara dan makam yang megah di kawasan Tartarus Catacombs (kuburan bawah tanah khusus anggota organisasi yang mati dalam perang dan dikubur secara terhormat). Dan dirahasiakan dari publik sehingga tidak ada orang awam yang mengetahui dan viral.

🏩🏩🏩

"Keluarga pasien?" tanya dokter spesialis kanker ber-nametage Dr.Deano Sp.Kanker

"Saya adiknya!" jawab Jessica cepat.

"Baik, kita bicarakan didalam"

Ceklek!

Claudia's treatment Room.

"Begini. Dari hasil pemeriksaan, Nona Claudia kini sudah mencapai kanker usus stadium IV. Ini juga hasil dari pemeriksaan forensik dimana kami menemukan sel-sel kanker ganas yang sudah menyebar ke tubuhnya dan dipicu akibat luka hampir di sekujur tubuhnya sebagai faktor luar. Jika dibiarkan, dia hanya memiliki sekitar beberapa bulan untuk hidup" jelas Dr. Deano.

"Apa kakak saya bisa sembuh dok?! Tolong lakukan apa saja agar kakak saya sembuh" pinta Jessica dengan nada memohon.

"Jangan kuatir Nona. Walau penyakit ini berbahaya, Tuhan tidak akan pernah membiarkan umat-Nya menderita. Percayalah, Tuhan Yesus adalah Dokter dari Segala Dokter yang akan menghalau penyakit dan maut dari pada umat-Nya. Kita hanya berdoa dan berusaha saja" hibur Dr. Deano. Dokter tampan yang satu ini beragama Kristen Protestan yang taat dan selalu mengikuti kegiatan yang berbau kerohanian dan sering membaca Alkitab sehingga selalu percaya pada Yesus. Dia satu dari sekian dokter yang berbeda dengan dokter - dokter kebanyakan yang cuma menentukan jangka waktu hidup seenak jidatnya dan hasilnya berbeda dari prediksi asal - asalannya itu. Kalau memang beneran mati, itu sih karena kata - katanya membuat pasien pasrah dan kehilangan semangat hidup.

"Namun biaya untuk ini mencapai sekitar 500 hingga 600 juta. Ah, bukankah ini rumah sakit Nona?!" imbuhnya.

"Saya tetap membayarnya. Permisi" Jessica mengeluarkan cek dan menuliskan sesuatu disana. Dia keluar berjalan kearah ruang administrasi untuk membayar semua biayanya.

Ini cek senilai 800 juta. 500 juta untuk harga operasi dan 300 juta untuk biaya sewa kamar rumah sakit ini" tutur Jessica kepada petugas administrasi.

"Bu...bukankah ini ruma..."

"Stop!" sentaknya tajam. "Bukan urusan anda"

"Baik nona"

Sangat wajar dengan harga segitu. Operasi kanker memang sangat mahal. Dengan kamar berdekorasi mewah yang disewa Jessica. Kamar yang satu ini berdekorasi elegan yang lengkap dengan televisi LED 90 inch, AC, sofa, dispenser. Juga tersedia interkom untuk pelayanan 24 jam dan makanan bernuansa western dengan gizi terbaik, dari tangan - tangan koki rumah sak yang diantar pihak rumah sakit.

Disitulah Jessica menatap kakaknya, sosok yang dikenal sebagai gadis tangguh, cerdas, dan berpengaruh dan tidak tersentuh ini, kini terbaring lemas di ranjang rumah sakit dengan infus yang terpasang di tangan tepatnya di pembuluh darahnya. Claudia sedang dalam masa kritis yang berjuang menghadapi maut.

Duo Sisters Mafia (SEGERA DIHAPUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang