Debt

504 62 24
                                    

Aku melihat tumpukan surat di sekitar kotak suratku dari balik jendela sambil membuka kunci pintu, tanpa perlu membuka surat-surat itu aku sudah tau apa isinya, pasti dominan hutang-hutang yang harus segera kuselesaikan

Beberapa minggu lalu aku sudah membayar sekitar 80% dari semua hutang yang ada, tapi itu belum cukup karena entah mengapa mereka masih mengirimiku surat-surat itu

Setelah mengambil tumpukan disekitar kotak surat, aku membaca beberapa surat non tagihan dan salah satu dari surat-surat itu dikirim USA, begini bunyinya

From: USA

To: Russia

Good morning, aku baru mendapat kabar kalau USSR telah tiada sejak beberapa bulan lalu (sepertinya aku ketinggalan beritanya ya? pftt aku tak terlalu peduli tentang itu) dan keluargamu sudah berpecah huh?, yang membuatmu menutup diri dari dunia luar.

Seperti yang kau tau aku dan ayah mu itu adalah RIVAL seumur hidup, walaupun kami pernah bekerja sama melawan TR, itu tidak berarti kami seperti seorang partner yang sebenarnya.

Berhubung USSR tak ada lagi disisi mu, mungkin kita bisa bekerja sama dalam berbagai bidang? Kalau kau menerima ajakanku ini kau bisa membalas suratku secepatnya, tapi kalau kau menolaknya buang saja surat ini dan kembali lah bekerja mengurus semua masalahmu sendiri

Oh ya, kudengar kau harus membayar hutang-hutang yang diwariskan USSR padamu ya? hahaha selamat berjuang membayarnya sendiri, kau tak bisa bergantung pada siapapun sekarang

Sampai jumpa lagi

Mengesalkan. Itulah yang pertama kali kupikirkan tentang USA, walaupun aku belum pernah bertemu dengannya kurasa dia adalah orang yang menyebalkan, pantas saja papa sangat membencinya

Selain surat darinya aku mendapat surat dari Ukra, Bela dan Kaza yang isinya hampir sama, hanya menanyakan kabar ku, pekerjaan yang tak akan selesai dan hubungan kerja sama yang entah kapan aku rajut

Aku menghembuskan napas berat, mengeluh takkan menyelesaikan masalahku, tapi mau sampai kapan semua ini akan berlangsung, aku kehilangan semangat untuk menyelesaikan semua dokumen yang tertumpuk di meja ku setelah membaca surat dari USA tadi

Pikiranku makin diperkeruh ketika sebuah surat tagihan hutang yang berisi batas pembayaran tinggal beberapa bulan lagi, sementara hutang yang mereka cantumkan di surat itu sekitar 1M Ruble

"apa-apaan ini semua, kenapa mereka makin memojokkanku disaat-saat seperti ini?!" kataku frustasi sambil membanting surat itu dengan kasar

Tiba-tiba terlintas di benakku tentang ruang bawah tanah yang dulu digunakan untuk mengeksekusi para tahanan

"kalau aku tak ada...., itu berarti tak ada hutang lagi untukku.... dan aku juga bisa bertemu papa di sana, tak ada yang bisa membuatku depressi lagi"

Aku berjalan menuju ruang bawah tanah yang dulunya merupakan tempat paling menyeramkan dirumah ini

Tak ada yang berubah dari tempat ini, masih banyak bercak darah yang masih terlihat disana-sini dan ada beberapa kerangka yang bertumpuk di salah satu ruangan

Tak jauh dari tempat aku masuk sudah terlihat sebuah revolver yang biasa digunakan untuk bermain Russian Roulette, itu permainan yang aneh bukan? tapi tak lagi untukku

Tanpa menunggu lama aku mengambil revolver itu lalu mengisinya dengan 5 peluru dan mengarahkannya ke kepalaku, namun tepat sebelum aku menekan pelatuk, terdengar suara ketukan pintu

Dengan terpaksa aku membatalkan niatku dan berjalan menuju pintu depan masih dengan revolver di genggamanku, aku pun membuka pintu dan melihat siapa yang datang

"Guten Morgen Russland, apa kabar?"

"Germany... apa yang kau lakukan disini? dan bagaimana kau bisa..."

"tak ada yang perlu di khawatirkan Russland, aku hanya datang untuk mengunjungimu, sudah lama kita tidak bertemu semenjak kejadian itu"

"tentang kejadian itu... aku minta maaf, karena tak bisa membantumu"

"tak apa, East sudah tenang disana, tak perlu kau permasalahkan lagi dirinya, yang perlu kau pikirkan hanyalah dirimu"

"aku tak apa Germany, sungguh"

"lalu revolver yang dari tadi kau bawa itu untuk apa?"

Matilah aku, padahal aku sudah berusaha menyembunyikan revolver itu

"uh... aku menemukannya tadi di ruang bawah tanah, dan aku hendak menguji cobanya setelah lama tak dipakai"

"menguji cobanya dengan dirimu? seperti Russian Roulette?"

"eh... ini tidak seperti yang kau pikirkan Ger, semua aman terkendali"

Germany dengan menatap curiga padaku

"uhh... begini saja, bagaimana kalau kita melanjutkan percakapan kita sambil minum teh di taman belakang?"

"baiklah, kalau tidak merepotkan"

Kami melanjutkan perbincangan sambil meminum secangkir teh dihalaman belakang yang sudah sangat berantakan

"jadi katakan padaku apa yang terjadi" kata Germany setelah menyesap tehnya

"apa yang terjadi" jawabku, lalu tiga detik kemudian aku tersadar dengan apa yang baru kukatakan

Germany terkekeh pelan

"maksudku ceritakan masalahmu padaku, aku bisa menjadi psikolog untukmu"

Aku menceritakan kejadian papa waktu itu sampai dia datang berkunjung hari ini dengan singkat

"dari ceritamu itu, kurasa masalah kita tak jauh berbeda, hanya saja menurutku kau terbiasa mengandalkan ayahmu, dalam artian kau belum pernah berada jauh dari sekitar USSR, yang membuatmu sangat susah untuk meninggalkannya"

"kurasa begitu....."

"dan ayah macam apa yang meninggalkan anaknya terlilit hutang yang ia buat?! aku benar-benar tak paham dengan ayahmu Russ"

"aku tak masalah dengan hutang-hutang itu, sudah hampir selesai walaupun masih banyak surat tagihan yang datang"

"kau yakin dengan itu? karena berdasarkan pengalaman ku kau tak bisa lolos begitu saja dari jeratan hutang"

Aku mengangguk lesu

"aku tau itu Ger, hanya saja kalau boleh jujur aku sudah lelah dengan semua ini, setiap hari aku meyakinkan diriku bahwa ini semua akan selesai secepatnya, tapi kurasa inilah akhirnya"

"jadi kau benar-benar akan melakukannya?"

"mau bagaimana lagi, aku sudah tak mengenal kebahagiaan lagi setelah hampir 1 tahun yang lalu"

"hey, kau tau, mungkin aku bisa membantumu menyelesaikan hutang-hutang itu"

Aku menatap tak percaya padanya

"tak perlu Ger, aku tak mau menggali lubang hanya untuk menutup lubang-lubang yang telah ada"

"dulu ayahku pernah bilang 'kalau kau terjebak dalam suatu masalah inilah hal-hal yang perlu dilakukan: tetap tenang, cari jalan keluar yang aman, berpikir cerdik dan jangan menyerah'"

"apa menurutmu itu akan berhasil padaku?"

"tentu saja, nasihat itu selalu berjalan dengan baik saat kupraktik kan dan kurasa akan berhasil padamu juga"

Aku tersenyum tipis mendengarnya

"kau tau, ini sedikit aneh berhubung ayah kita adalah rival"

"hahaha kau benar, aku pernah bermimpi kalau ayah kita selalu me-mocking satu sama lain di alam sana"

"benarkah?! hahaha, aku tak tau kalau papa bisa mengejek orang lain XD"

"ya, padahal Vater bukan tipe orang seperti itu"

Countryhuman RussiaWhere stories live. Discover now