ExtraChapter(2)

3.1K 290 66
                                    

Bismillah...

Sagara berjalan gontai menuju rumahnya lantaran hari ini di kantor benar-benar ada banyak masalah. Beberapa buku terbitan perusaahan mereka tidak laku dan sedikit banyak berdampak kepada pemasukan perusahaan. Makanya sekarang, sambil menunggu Fani membukakan pintu, Sagara sedang berusaha mencari akal agar buku itu tetap laris.

"Assallammuallaikum," kata Sagara.

"Waallaikumsallam, Mas."

Namun penat itu tiba-tiba lenyap begitu saja saat melihat senyum Fani yang menyambutnya di bibir pintu. Fani terlihat sangat cantik di depannya. Seolah memang sengaja berdandan demi Sagara yang baru pulang.

"Lho? Kamu udah sembuh?" tanya Sagara sambil menaruh punggung tangan di keningnya Fani. Perempuan itu mengangguk.

"Udah, ternyata Alesha berbakat jadi dokter," kata Fani membuat Sagara sedikit tergelak.

"Alhamdulillah deh kalau begitu," kata Sagara lalu mengacak rambut Fani sejenak.

Pemuda itu lalu masuk, membuka sepatu dan kaus kaki. Biasanya saat Sagara membuka sepatu, Fani langsung masuk lagi namun kali ini berbeda, ia menunggu Sagara sampai selesai membuat Sagara mau tak mau jadi merasa bingung.

"Kok hari ini ceria banget, ada apa?" tanya Sagara.

Fani tidak menjawab malah memeluk Sagara erat membuat pemuda itu sedikit tersentak, pasalnya Fani itu jarang sekali mau memeluknya duluan. Apalagi kalau Sagara baru pulang dari kantor, bau keringat dan polusi sudah menempel di tubuhnya.

Namun sekarang Fani tidak terlihat terganggu sama sekali. Sagara yang kaget hanya bisa mengelus rambutnya bingung.

"Fan, kamu baik-baik aja kan?" tanya Sagara yang mulai agak khawatir.

Fani mengangguk ceria sambil mengangkat wajahnya untuk menatap Sagara.

"Baik banget," jawabnya, pelukannya terasa makin erat membuat Sagara agak berdehem kikuk.

"Aku baru pulang dari kantor lho, masih bau," katanya. Fani tertawa.

"Gak kok, kamu gak bau," jawabnya malah makin nyaman.

Sagara mengembuskan napas panjang lalu menaruh tangannya ke atas kepala Fani.

"Ya udah," kata Sagara sambil mengalihkan pandangan ke arah lain.

Setelah berpelukan ala teletubies, Fani pun melepaskan pelukannya membuat Sagara langsung menghela napas lega. Fani jadi merengut di depannya.

"Kenapa? Kamu gak suka ya dipeluk?" tanya Fani. Sagara mendelik lalu menggelengkan kepalanya cepat.

"Enggak-enggak, aku senang banget, saking senangnya aku jadi bingung dan takut kamu kenapa-kenapa," jelas Sagara. Pemuda itu membasahi bibir sejenak.

"Biasanya kan kalau aku pulang kamu langsung nyuruh aku mandi, trus aneh aja gitu kalau kamu tiba-tiba jadi kayak tadi," kata Sagara malu.

Fani tertawa sedikit.

"Soalnya aku senaaaang banget lihat kamu pulang," kata Fani. "Aku sebenarnya sampai mau ke kantor kamu karena gak sabar pengen ketemu, untung Alesha tadi langsung ngelarang," sambungnya.

Sagara tercengang. "Hah?"

Fani mengulum senyum, lalu menarik tangan Sagara untuk pergi ke kamar.

"Eh, tunggu dulu, tutup mata kamu," kata Fani sebelum membuka pintu kamar. Sagara tak banyak membantah langsung menutup matanya.

"Udah belum?" tanya Sagara saat Fani melepaskan pegangan tangannya karena hendak mencari sesuatu.

"Bentaar," sahut Fani terdengar agak jauh, lalu terdengar berlari ke arahnya.

Gara-Gara Sagara [SELESAI]Where stories live. Discover now