Ciri-ciri Jatuh Cinta

2K 291 39
                                    

Bismillah..

"Fan."

"Ya?"

"Gue udah nyatain perasaan sama Alesha kemarin."

"HAH?"

Awalnya Fani duduk sendirian di selasar. Mengerjakan skripsinya yang alhamdulillah berjalan cukup lancar. Gadis itu bahkan sudah masuk ke bab 2 bagian landasan teori. Namun tiba-tiba Sagara muncul. Mengambil tempat di sebelahnya, membuat Fani gugup dan mendadak kehilangan ide untuk menulis apa.

Tapi belum juga reda dengan keterkejutannya karena cowok itu muncul, Sagara tiba-tiba berceletuk ringan namun berhasil membuat Fani mencelos.

"Lo ... lo nembak Alesha?" tanya Fani tergagap. Menatap Sagara getir.

Sagara mengangguk, lalu bergumam sejenak.

"Sebenarnya gak bisa dibilang nembak juga sih, gue cuma bilang ke Alesha kalau dulu gue suka sama dia, tapi sekarang udah enggak lagi," kata Sagara lalu tersenyum.

Fani merapatkan bibir sambil kembali mengetik,  bersikap pura-pura tak peduli, walau sebenarnya dalam hati ia sudah merasa lega. Jadi sukanya cuma dulu kan?

"Tapi kenapa kalau gue bahas Alesha sama bang Ales wajah lo jadi muram?" tanya Fani masih ingin memastikan.

"Hooh, soal itu. Gue awalnya emang kesel banget sama bang Ales, dia belum ada hubungan apa-apa tapi udah ngatur-ngatur Alesha mau temenan sama siapa, padahal gue aja yang sahabatan sama Alesha dari zaman bayi dan pernah ada rasa sama Alesha aja gak sampai seegois itu, buktinya gue santai aja tuh waktu Alesha sahabatan sama cowok lain," jelas Sagara berapi-api. Bibirnya mengerucut saat mengingat itu.

"Gue takut Alesha bakalan ninggalin gue sama yang lain gara-gara bang Ales, karena itu gue selalu muram kalau udah bahas mereka," sambungnya sambil menunduk. Lalu perlahan Sagara kembali mengangkat wajah dengan berbinar.

"Tapi sekarang udah nggak lagi sih, Alesha bilang dia gak bakalan ninggalin gue sama yang lain, dan gue ngerasa tenang dengan jawaban itu," kata Sagara lalu tersenyum lebar.

Fani mengangguk paham mendengar jawaban itu.

"Tapi bukannya cinta itu emang egois?" tanya Fani pelan. Membuat Sagara yang ada di sebelahnya jadi mengangkat alis.

"Cinta itu egois?" ulangnya, Fani mengangguk.

"Kalau lo memang dari awal suka sama Alesha, normalnya lo gak akan ngebiarin Alesha dekat dengan orang lain melebihi diri lo sendiri," cetus gadis itu. Tatapannya tertancap pada Sagara.

"Tapi alasan lo selama ini muram bukan karena itu," lirih Fani sambil mengetukkan telunjuknya ke dagu, "lo sedih bukan karena lo takut ditinggal, tapi takut KALIAN yang ditinggal," sambungnya dengan penekanan di kata kalian.

"Seharusnya kalau lo emang suka sama Alesha, lo gak akan khawatir dengan nasib yang lain. Asal Alesha gak ninggalin lo, lo akan baik-baik aja. Paham maksud gue?" tanya Fani merasa kalimatnya agak susah dimengerti, gadis itu lalu tertawa kecil.

Sagara mengerjapkan mata, lalu mengangguk perlahan. Ujung bibirnya mendadak tertarik ke atas karena penjelasan itu.

Jadi sejak awal apakah yang Sagara rasakan pada Alesha itu bukan cinta?

🍉🍉🍉

Sagara sedang tidur-tiduran di kamarnya saat Aksal muncul tiba-tiba sambil membawa beberapa buku. Lalu seenaknya mendorong Sagara ke dekat dinding agar Aksal bisa duduk di atas kasur.

Sagara mendecih, entah sejak kapan rumah Sagara memang jadi rumah kedua bagi ketiga sahabatnya. Saking nyamannya dengan rumah Sagara, Aksal bahkan pernah bilang,

Gara-Gara Sagara [SELESAI]Where stories live. Discover now