Ales Datang

2K 282 22
                                    

Bismillah..

"Selamat siang Fani! Hari ini cuacanya cerah banget ya!"

Sebelum menjawab sapaan Alesha yang begitu ceria Fani menatap langit sejenak, banyak awan berwarna gelap yang ada di sana, bahkan matahari lagi sembunyi. Cerah apanya?

"Mendung kok, cerah dari segi mananya?" tanya Fani lalu mengerjap polos.

Alesha tertawa kecil lalu duduk di sebelah Fani yang duduk di selasar.

"Tapi semuanya terlihat cerah bagi gue, apa ini efek jatuh cinta?" lirih Alesha lalu menatap langit dengan dramatis.

Fani mendelik. Kenapa lagi nih?

Berteman dengan Alesha selama duduk di bangku perkuliahan membuat Fani tau benar sifat Alesha yang asli. Gadis itu memang terlihat cantik dan anggun dari luar, tapi sebenarnya bar-bar. Sagara bahkan pernah bilang kalau Alesha selalu memanjat pohon jambu yang ada di belakang rumahnya kalau lagi sedih.
Awalnya Fani tak percaya, visual Alesha terlalu sempurna untuk hobby aneh itu.

Tapi suatu hari, saat Fani kebetulan ke rumah Sagara untuk mengembalikan catatan cowok itu, Fani benar-benar dibuat kaget melihat penampakan Alesha yang duduk di atas dahan pohon jambu sambil menangis sedih.

Karena itulah, kalau tiba-tiba Alesha bersikap aneh begini, Fani tidak terlalu heran.

Eh tapi, tadi Alesha bilang ia sedang jatuh cinta kan?

"Jatuh cinta? Sama siapa?" tanya Fani penasaran. Pasalnya selama bersahabat dengan Alesha Fani tau kalau gadis itu cukup banyak dekat dengan cowok. Gadis itu bahkan bilang kalau Sagara itu cuma salah satu dari sahabatnya.

Fani pernah sih akan dikenalkan Alesha ke sahabatnya yang lain, tapi Fani menolak. Sejujurnya Fani tipe orang yang pemalu kalau kenalan dengan cowok baru.

Alesha yang sedang bertopang dagu dengan kedua telapak tangan sambil menatap langit jadi menoleh pelan ke arah Fani.

"Penasaran kan?" tanya Alesha sok jual mahal.

Fani mengedikkan bahu. Rasa penasarannya mendadak menguap begitu saja.

"Yah kalau lo mau cerita gue dengar, tapi kalau gak mau ya udah sih," kata Fani jadi tak begitu tertarik. Alesha mendelik.

"Yaaah ... kok gitu sih ... penasaran dong," kata Alesha yang sekarang malah terlihat memohon. Fani menatapnya datar.

"Oke. Gue penasaran."

Alesha mencibir. "Ekspresi lo gak kelihatan kayak penasaran," rutuknya.

YA UDAH SIH SHA, TINGGAL CERITA AJA APA SUSAHNYA SIH.

"Jadi gini ..." kata Alesha memulai ceritanya dengan pipi memerah.

Nah tuh kan, dia cerita sendiri.

"Kemarin kan gue ke mall sama Papa, nemenin Papa beli baju gitu, yah walaupun endingnya gue yang belanja lebih banyak, pas nungguin Papa bayar, gue keliling-keliling mall," kata Alesha lalu tersenyum-senyum.

Bukannya fokus ke jalan cerita, Fani malah jadi merasa kasihan pada Papa Alesha. Membayangkan Papa nya Alesha jadi kesusahan karena anaknya malah menghilang waktu ia membayar belanjaan ke kasir.

"Pas gue sampai di lantai dasar ... gue ketemu seseorang Fan," kata Alesha.

Sebenarnya sampai sejauh mana Alesha berkeliling? pikir Fani yang lagi-lagi salah fokus.

"Ganteng bangeeeet Fan! Kayak artis!"
Fani terperanjat karena Alesha tiba-tiba berteriak. Gadis  itu bahkan sudah bergerak ke kiri ke kanan sambil menutup wajah dengan telapak tangan saking senangnya.

"Ih Fan! Gue gak pernah ketemu cowok secakep itu!" kata Alesha heboh sendiri.

Fani bergumam. Jadi Sagara itu gak cakep dong menurut Alesha? Fani jadi penasaran wajah cowok yang ditaksir Alesha itu seperti apa.

"Trus lo ngapain pas ketemu orang itu?" tanya Fani.

"Gue samperin dong!" seru Alesha semangat.

"Gue panggil, 'Om udah punya pacar belum?' gitu ..." jawab Alesha namun berhasil membuat Fani melongo.

Ngegas banget!

"Emang yang lo taksir itu om-om?" tanya Fani agak khawatir. Alesha bergumam.

"Enggak sih, tapi ekspresinya pas gue panggil Om itu ngakak banget Fan, jadi gue panggil gitu aja," kata Alesha lalu tertawa keras.

Fani menggeleng takjub.

"Trus reaksinya gimana?" tanya Fani.

"Dia diem aja, gak ngomong apa-apa, gak lama setelah itu temannya datang, gue gak begitu ingat wajah temannya karena terlalu fokus sama om itu," jelas Alesha.

"Dan lo tau gak siapa namanya?" tanya Alesha, senyumnya melebar begitu saja.

Fani menggeleng.

"ALES! Namanya mirip banget kan sama nama gue! Ales dan Alesha!" teriak Alesha lagi-lagi heboh sendiri. Namun jawaban itu malah membuat Fani mengerutkan kening daripada takjub.

Kok familiar ya?

"Trus trus?" tanya Fani. Sekarang makin penasaran.

"Trus Papa datang, nyeret gue pergi, Papa ngomel-ngomel karena gue tinggal sendirian di kasir," kata Alesha sambil merengut.

Fani menghela napas lega. Akhirnya tau apa yang terjadi pada Alesha karena meninggalkan Papanya sendirian.

"Pas Papa ngomel-ngomel gue bilang, gue pengen nikah sama om Ales, trus Papa makin marah," kata Alesha masih dengan ekspresi kesal.

HAH?

Tak peka dengan wajah Fani yang luar biasa kaget, Alesha kembali melanjutkan ceritanya.

"Setelah itu gue kabur ke rumah Sagara, trus dia nyamperin gue, gue ceritain ke dia soal semuanya, dan lo tau reaksi dia gimana?" tanya Alesha.

Fani menggeleng tak bertenaga. Gadis itu masih terlalu shock karena Alesha ternyata bisa senekat itu sampai minta nikah cuma karena jatuh cinta dengan orang yang ditemuinya di mall.

Apa gadis itu tak berfikir kalau bisa jadi Ales itu orang aneh atau orang jahat?

Padahal selama ini Fani merasa Alesha itu sangat polos. Sama seperti Sagara yang kalau membahas cinta malah melongo lihat kiri kanan. Tapi kalau Alesha sampai nekat minta nikah muda tanpa pikir panjang begitu ...

Heh!

Tentu saja karena gadis itu kelewat polos.

"Sagara bilang dia ngerasa aneh sama gue, padahal udah lama sahabatan sama dia dan dua sahabat cowok gue yang lain, tapi gue gak pernah kelihatan baper sama mereka dan malah naksir orang random yang baru gue temui di mall," kata Alesha.

Fani menghela napas. Merasa bersyukur karena reaksi Sagara sangat normal dibanding Alesha.

"Sagara itu aneh gak sih?" bisik Alesha.

GAK SHA, JUSTRU LO YANG ANEH.

Fani bergumam.

"Emang lo gak pernah ngerasa baper sama sahabat lo? Cowok sama cewek kan gak mungkin sahabatan tanpa ada perasaan Sha," kata Fani.

Alesha menggeleng, ekspresinya terlihat bingung.

"Gimana ya, gue aja bahkan suka gak ingat kalau Sagara itu laki-laki."

Fani tertawa mendengar jawaban itu.
Ya ampun, Sagara yang sabar ya, padahal cowok itu kan naksir Alesha dari dulu.

"Gue baru tau ternyata jatuh cinta seindah ini Fan," lirih Alesha. Senyumnya mengembang membuat Fani ikut tersenyum juga.

Apa Fani pernah bilang, cewek itu paling cantik kalau lagi jatuh cinta?

🍉🍉🍉

Bagian selanjutnya akan berkaitan dengan keadaan di cerita Ales dan Alesha, kalau kemarin-kemarin kan masih flashback >_<

Keep Reading ya~💖


















Gara-Gara Sagara [SELESAI]Where stories live. Discover now