BAB 19 : Hasrat Bercumbu

939 47 1
                                    

Sekembalinya dari toilet, Azzalea pergi ke balkon lantai dua rumah. Ia berniat untuk duduk seperti semula sampai lukisan Raegan selesai. Namun setibanya di sana, Raegan malah tidak ada. Easel lukis, kanvas serta perlengkapan melukis lainnya yang dipakai oleh Raegan juga sudah tidak ada lagi. Azzalea memutuskan untuk kembali masuk ke dalam rumah.

"Maaf, di mana Tuan Muda Raegan?" tanya Azzalea pada salah seorang pelayan yang berpapasan dengannya saat melintasi koridor.

"Tuan Muda ada di studio lukisnya, Nona," jawab pelayan tersebut.

"Bisa tolong antarkan aku ke sana?"

"Baik, Nona. Silakan ikuti saya," sahut si pelayan dengan sopan.

Azzalea lantas berjalan di belakang mengikuti pelayan tadi menuju studio lukis Raegan yang berada di lantai satu.

Tok! Tok! Tok!

Si pelayan mengetuk daun pintu yang memang sudah terbuka sejak kedatangan mereka. Raegan dari dalam ruangan studio menoleh. Secara bergantian tatapannya mengarah pada Azzalea lalu beralih pada pelayan itu.

"Ada apa?"

"Permisi Tuan Muda, Nona Azzalea mencari Anda."

Azzalea tersenyum tipis saat Raegan melihatnya.

"Masuklah!"

Si pelayan pamit dan pergi sedangkan Azzalea masuk ke dalam studio lukis Raegan.

Pandangan mata Azzalea mengedar ke sekeliling ruangan studio lukis. Seulas senyumnya tersungging saat melihat banyak lukisan bunga di sana. Semua lukisan bunga itu
**
Sekembalinya dari toilet, Azzalea pergi ke balkon lantai dua rumah Raegan. Ia berniat untuk duduk seperti semula sampai lukisan Raegan selesai. Namun setibanya di sana, sang tuan muda tidak ada. Easel lukis, kanvas dan perlengkapan melukis lainnya yang dipakai Raegan juga sudah tidak ada lagi. Azzalea memutuskan untuk kembali masuk ke dalam rumah.

"Maaf, dimana tuan muda Raegan?" tanya Azzalea pada salah seorang pelayan.

"Tuan muda ada di studio lukisnya nona," jawab pelayan tersebut.

"Bisa tolong antarkan aku ke sana?"

"Baik nona ikuti saya," sahut si pelayan.

Azzalea berjalan bersama pelayan tadi menuju studio lukis Raegan di lantai satu.

Tok.. Tok.. Tok..
Si pelayan mengetuk daun pintu yang terbuka. Raegan yang memang berada di dalam menoleh.

"Permisi tuan muda, nona muda mencari anda," kata si pelayan sembari menunduk.

Azzalea tersenyum tipis saat Raegan melihatnya.

"Masuklah," izin Raegan.

"Saya permisi tuan," pamit si pelayan, ia berbalik badan dan pergi sedangkan Azzalea masuk ke dalam studio lukis Raegan.

Pandangan mata Azzalea mengedar ke sekeliling ruangan studio lukis itu. Seulas senyumnya tersungging saat melihat kanvas - kanvas dan lukisan yang tersusun dengan rapi dan baik. Banyak sekali lukisan bunga yang terdapat di sana, semua lukisan bunga itu memancarkan kemolekan dan nilai estetika yang berbeda - beda.

Raegan yang sedari tadi berdiri di dekat easel lukisnya mengawasi gerak - gerik Azzalea.

"Apa yang kamu lihat?" tanya Raegan dengan nada menyelidiki.

Azzalea yang sudah berdiri di dekat Raegan menoleh.

"Aku kagum dengan semua lukisan bunga ini tuan, sangatlah indah," decak Azzalea. Ia tersenyum lebih lebar dari yang sebelumnya.

Umpan Sang Penguasa Where stories live. Discover now