Jaemin mengerjapkan kedua matanya berulang kali, dia terkejut begitu melihat jam dinding yang ada di kamar Hera sudah menunjukan pukul sebelas malam.
Ah, Jaemin baru sadar bahwa dirinya ketiduran setelah membacakan cerita agar Hera bisa tidur dengan nyenyak malam hari ini.
Minju masuk ke dalam kamar Hera, sambil membawa baju Hera yang telah selesai dia lipat.
"Maaf nju, aku ketiduran-"
Minju mengangguk, "Gak apa apa, makasih udah bikin Hera seneng,"
Jaemin tersenyum saat menyadari cincin pernikahan yang masih terpasang sempurna di jari manis milik Minju.
"Aku mau ngomong berdua sama kamu, boleh?"
Minju berpikir sebentar, sebelum akhirnya dia menjawab pertanyaan Jaemin.
"Boleh, mau ngomong apa?"
Jaemin menepuk tempat kosong yang ada di sebelahnya agar Minju mau duduk di sana.
Minju paham, dia segera duduk di samping Jaemin.
Keadaan hening, sampai akhirnya Minju yang memilih untuk memulai pembicaraan mereka terlebih dulu.
"Maaf untuk kali ini karena aku egois lagi," kata Minju, menatap lurus ke arah tembok kamar Hera yang bergambar kelinci.
Jaemin melakukan hal yang sama dengan Minju, "Bukan cuma kamu yang egois, aku juga. Itu karena pemikiran kita belum sama sama dewasa,"
Minju mengangguk mengerti,
"Btw, Na Jaemin. Happy anniversary," ucap Minju lirih.
Jaemin tersenyum tipis, "Too,"
Keadaan kembali hening. Mereka berdua sedang bergelut dengan pikiran masing masing.
Minju teringat perkataan Jinyoung dua hari yang lalu, dia jadi penasaran tentang apa yang ingin dijelaskan oleh Jaemin.
"Oh iya, kata Jinyoung kamu mau jelasin sesuatu ke aku."
Jaemin menatap wajah Minju dari samping, "Ah anu itu-" jawab Jaemin, kemudian mulai menjelaskan kejadian yang membuat Minju salah paham.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Minju mendengarkan penjelasan Jaemin dengan seksama, dia jadi merasa bersalah telah menuduh Jaemin selingkuh di belakangnya.
Setelah Jaemin selesai menjelaskan semuanya, Minju menjadi bimbang dengan keputusan yang ia ambil kemarin.
"Udah malam, tidur nju. Aku mau pulang," kata Jaemin, berdiri dari duduknya.
Minju menarik pergelangan tangan Jaemin, dan berhasil membuat Jaemin terduduk kembali di sebelahnya, "Maaf-"
"Kamu jangan pulang ke rumah, aku baru ingat kalo Hera itu gak mau ditinggal kamu pergi dari rumah kecuali kalo kamu kerja. Jadi, kamu tinggal disini aja ya?"
Jaemin tercekat, "Tapi nju-"
Minju tersenyum manis, "Aku tau, tentang surat cerai itu kan? Nanti aku sobek."
Jaemin memasang wajah tidak percaya, "Loh nju? Satu minggu lagi kan kita sidang-"
"Kan bisa dibatalin, lagian aku juga udah dengerin semua penjelasan kamu kok. Aku juga mau berhenti kerja di butik punya Siyeon,"
Jaemin bertambah bingung setelah mendengarkan perkataan Minju.
Minju berdecak kesal ketika melihat wajah Jaemin yang kebingungan, "Kita batal cerai, kita lupakan kejadian beberapa hari yang lalu dan membesarkan mereka berdua bareng - bareng sampai tua nanti. Mau kan?"
Jaemin merengkuh tubuh kecil Minju ke dalam pelukannya, "Mau, maaf aku yang main fisik-" bisik Jaemin di telinga Minju.
Minju melepaskan pelukannya,
"Aku kan udah bilang, lupakan kejadian beberapa hari yang lalu,"
Jaemin tersenyum memperlihatkan sederetan giginya, "Hehe- sayang Minju banyak banyak," ucap Jaemin, kembali memeluk Minju.
Minju tertawa, dia membalas pelukan Jaemin serta tidak lupa untuk mencium pipinya.
"Aku juga sayang Nana banyak banyak." balas Minju.
END
Udah happy ending itu hehe.
Mau dibuatin sequel lagi gak tentang keluarga mereka dan kedua anak mereka yang sudah beranjak remaja?
Kalo rame aku bikin, kalo enggak ya mungkin sampai disini aja hwhw.