Pak pos tadi mengulas senyum, lalu memberikan sebuah kardus berukuran agak besar.
"Ini ada paket dari Jogja." kata pak pos itu kemudian berlalu pergi mengendarai motornya kembali.
Minju mengamati paket itu dengan teliti, dia duduk di lantai teras siang hari ini sambil bersiap untuk membuka paket.
Begitu paket terbuka, Minju sangat terkejut karena melihat ada banyak mainan untuk anak laki laki.
"Ini kertas apa?" tanya Minju kepada dirinya sendiri, sedetik kemudian dia mengambil secarik kertas kecil dan membacanya.
Minju terharu setelah membaca tulisan tangan Jaemin yang isinya seperti ini,
Dari : Na Jaemin
Minju, apa kabar? maaf aku gak bisa pulang liburan awal semester ini. Ah iya, aku beli beberapa mainan buat si kembar dan ada baju juga. Kamu jaga kesehatan, jangan keluar rumah kalo gak terlalu penting. Akhir akhir ini kita jarang ngobrol ya? nanti kalo paket ini udah sampai, kamu jangan lupa telepon aku, oke?. Terakhir, aku ada nama buat si kembar. Kalo beneran kembar kasih nama Minjae sama Hyunjae. Tapi kalo gak kembar karena kesalahan teknis alat USG punya bunda, yaudah kasih nama Haru. Aku pulang ke Jakarta masih tiga tahun lagi, untuk sementara kamu ditemenin bunda dulu ya? karena aku pulangnya masih lama nunggu wisuda. Jangan kangen nju, biar aku aja yang kangen sama keluarga kecil kita.
Love u.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mama, ini mainan punya siapa?"
Minju menoleh lalu tersenyum singkat, "Punya adek kamu kiriman paket dari ayah tadi,"
Hera mempoutkan bibirnya,
"Mainan baru buat Hera mana?"
Minju masih saja sibuk menata mainan serta beberapa baju kecil di lemari, "Mainan kamu kan udah banyak, jadi ayah gak belikan mainan lagi buat kamu,"
Hera menangis dengan sangat keras, sampai membuat Yoona langsung ikut masuk ke dalam kamar.
"Hera kenapa nangis?" tanya Yoona, mengelus rambut cucu perempuannya itu.
Minju menghela nafasnya, "Dia gak dibelikan mainan baru sama Jaemin bun,"
"Hera mau beli mainan baru? ayo beli sama nenek,"
Hera menggeleng cepat, "Gak mau, Hera mau dibelikan mainan sama ayah!" bantah Hera, keluar dari dalam kamar calon adeknya itu dan jangan lupakan pintu kamar yang ditutup dengan keras.
Yoona menepuk punggung menantunya itu, "Udah jangan khawatir, Hera cuma belum terbiasa karena kasih sayang kedua orang tuanya sekarang mulai terbagi dengan kedua adiknya."