16. confused

16.1K 1.8K 209
                                        

Dua bulan sudah berlalu sejak kejadian itu, Jaemin bernafas lega karena usahanya dulu tidak membuahkan hasil.

Siang hari ini Jaemin sedang menunggu giliran untuk latihan ujian berbasis komputer.

Di sampingnya ada kedua sahabatnya, Jeno dan Renjun.

Renjun lagi belajar, bertolak belakang dengan Jeno yang sedang meneguk cola sambil bermain game di hpnya.

Jaemin merebut botol cola yang ada di tangan Jeno, sembari mengotak atik ponselnya.

Dia menscroll aplikasi line miliknya yang kebetulan hari ini sepi tidak ada chat masuk sama sekali.

Jaemin akan menekan tombol home di hpnya tetapi gagal karena ada notif line yang masuk.

Minuman cola yang baru masuk di mulut Jaemin langsung keluar begitu saja, dia tidak sengaja menyemburkan cola itu karena terkejut.

Jaemin sangat terkejut, saat membaca notif line yang masuk di hpnya tadi dan ditambah isinya begini.

LINE

Minju 🐸

Jaemin, aku hamil
udah jalan satu bulan ini

bagus dong
wkwk
Read

Jeno mengelap air cola yang terkena pergelangan tangannya karena ulah Jaemin.

"Kenapa lo?" tanya Jeno menatap Jaemin heran yang sekarang sedang menyenderkan badannya di tembok depan ruang CBT.

Jaemin mengusap wajahnya dengan kasar, "Minju hamil lagi jen,"

Renjun yang mendengar perkataan Jaemin itu langsung menutup buku matematika dan menaruhnya di atas lantai.

"Gue saranin ke lo buat nunda kuliah dulu, kasihan Minju,"

Jeno mengangguk menyetujui, berbeda dengan perasaan Jaemin yang campur aduk antara rasa senang sekaligus sedih bercampur menjadi satu.

Jaemin mengacak rambutnya frustasi, "Gue sih pengennya gitu jun, tapi kan lo tau sendiri papa gue gimana maunya gue itu dibarengin terus sama Minhee,"

"Kalo Minhee habis lulus sekolah langsung kuliah ya gue harus kayak gitu juga."

Renjun dan Jeno hanya saling mengangguk, mereka berdua tahu kalo apa yang diinginkan oleh papanya Jaemin itu sudah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

Jaemin mengerjakan soal latihan ujian dengan asal menggunakan cara menghitung tiga kancing baju seragamnya yang paling atas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jaemin mengerjakan soal latihan ujian dengan asal menggunakan cara menghitung tiga kancing baju seragamnya yang paling atas.

Dia tidak peduli jika nilainya nanti dibawah rata rata, yang dia pedulikan hanya keluarga kecilnya.

Jaemin mengklik tombol selesai dan melihat skor yang dia dapat kemudian tersenyum pahit.

Waktu baru berjalan lima belas menit tetapi Jaemin sudah selesai mengerjakan dua puluh lima soal matematika.

Jaemin mengangkat telapak tangannya, "Punten bu, yang sudah selesai boleh keluar?"

Hani mengangguk, saat itu juga semua pandangan tertuju ke arah Jaemin.

Jaemin tidak peduli, dia mengambil jaket yang tadi dia senderkan di kursi dan segera memakainya.

Hyunjin berbisik ke arah Renjun yang berada tidak jauh dari dirinya.

"Otak Jaemin lagi encer ya jun, kane bener."

Hera memasang wajah masam, dia memanggil mamanya sejak tadi tetapi tidak ada jawaban sama sekali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hera memasang wajah masam, dia memanggil mamanya sejak tadi tetapi tidak ada jawaban sama sekali.

"Mamaaaa,"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mamaaaa,"

Minju menoleh ke arah Hera, "Sebentar sayang,"

Eunha tertawa sekilas, kemudian bersiap mengemas beberapa peralatan dokter miliknya.

"Anaknya umur berapa dek? lucu bangettt," ucap Eunha mencubit kedua pipi Hera dengan gemas.

Minju terkekeh, "Satu tahun ini kak hehe," jawabnya.

Eunha mengangguk, "Baru satu tahun tapi udah mau punya adik ya,"

"Intinya itu aja ya dek, jangan lupa dijaga kandungannya dan kalo ada apa apa chat kakak aja atau datang ke rumah langsung bareng suami kamu,"

"MAMA!"

Eunha menepuk pundak Minju, "Kakak pulang dulu ya? anak kamu udah teriak terus dari tadi itu dek."

"Haha iya kak, hati hati!" ucap Minju tersenyum ke arah Eunha tetangga barunya yang rumahnya hanya berbeda blok saja.

[2] Constrained️ ✓Where stories live. Discover now