"ah maaf tuan im saya harus menjemput anakku, dia sudah menunggu". Taehyung membuka pintu mobil.

"boleh aku ikut dengan mu tuan Kim?". Taehyung menoleh ke arah jimin dapat dia lihat wajah memelas jimin.

Dengan ragu taehyung mengangguk wajah jimin bersinar ceria lalu ia berjalan ke arah samping mobil dan langsung masuk.

Membuat taehyung terdiam sejenak.

"yak kau itu tidak sopan jim".

"bodoh, cepat ayo!"

"duduk dibelakang"

"aku tidak mau"

"aish menyebalkan".

Kenapa tiba-tiba terbayang saat jimin duluh? Taehyung mengidihkan bahunya acuh sama sekali tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekerang.


;

Keadaan dimobil terasa canggung tapi tidak sanggup melunturkan senyum jimin yang terus menatap lurus ke arah jalan yang mereka lewati.

"apa dia anakmu?". Taehyung mengikuti arah pandang jimin dimana satu foto dirinya dan jihyun waktu di toronto.

"ya dia anakku".

"sekarang pasti berumur 10 tahun". Jimin tersenyum simpul.

"bagaimana kau tau kalau dia berumur 10 tahun?". Pertanyaan taehyung membuat jimin gugup karena ucapanya barusan.

"a-hanya menebak saja, dia kelas berapa?". Taehyung kembali melihat jalanan sambil menjawab pertanyaan kecil dari jimin.

"Kelas enam".

"hah! Benarkah? Kok bisa?".

"jihyun meloncat dua tahun agar bisa masuk kekelas esklarasi. Dia anak yang pintar".

Rasanya ada kupu-kupu terbang di perut jimin bibirnya tidak bisa untuk tidak tersenyun senang.

Mobil mereka berhenti didepan sekolah dasar dimana taehyung dapat melihat anakknya tengah duduk dengan seokjun sambil memakan ice cream dan ditemani ji-so ssaem.

"ka–". Baru saja taehyung akan bertanya pada jimin tapi jimin lebih duluh turun dari mobil membuat taehyung juga ikut turun.

"Jihyun-ah". Yang di panggil menoleh ke arah mereka mata kecilnya membeo saat melihat siapa yang berdiri disamping taehyung bahkan jihyun tidak peduli pada ice cream yang jatuh. Kaki kecil turun dari kursi kayu memanjang itu matanya berkaca-kaca.

"eomma". Lirinya. Seokjun dan ji-so ssaem saling berpandangan.

"eomma".

Jimin dan taehyung saling berpandang. Taehyung menatap sedih anaknya.

"eomma!! ". Jimin tersenyum kecil merentangkan tanganya menyambut tubuh kecil jihyun dalam pelukanya.

"hiks eomma". Jihyun memeluk leher jimin erat seakan dia takut kehilangan begitupulah jimin dia juga memeluk erat tubuh kecil jihyun.

"hiks eomma bogosipoh". Gumam jihyun.

'bogosipoyo jihyun-ie'. Tentunya jimin berbicara pada batinya. Merindukan seseorang sejahu ini membuatnya mati rasa menutup hatinya.

Jimin menggendong jihyun ala koala.

"ji–". Jimin menahan tangan taehyung yang akan mengambil jihyun dari gendonganya sambil menggeleng kecil.

"tapi–".

"tidak apa". Senyum jimin. Jujur saja di lubuk hati taehyung ada harapan kalau orang didepanya ini benar jimin istrinya.

"Seokjun-ah". Taehyung mengepalkan tanganya saat melihat namjoon datang menjemput seokjun langkahnya di buat lebar-lebar menghampiri seokjun.

"seokjun akan pulang dengan ku". Tegas taehyung.

"tidak dia akan pulang dengan ku".

"tid—".

"Taehyung-ah". Taehyung heran kenapa seharian ini ucapanya selalu di potong. Taehyung melihat seokjin yang berdiri disamping mobil dengan wajah yang sembab ia menghampirinya memegang tanganya yang mendingin.

"Hyung". Liri taehyung. Mata itu terlihat kosong seokjin masi belum berdamai dengan traumanya mencoba melawan dengan paksaan membuat hati taehyung tidak tega.

"kau memang brengsek namjoon hyung, aku malu memiliki hyung seperti mu".

"Aku hanya ingin mengambil apa yang menjadi milikku itu saja". Seokjun menunduk dia tidak tega melihat ibunya yang sedih. Andaikan dia tidak keras kepala ingin bertemu ayahnya akan kah ibunya selalu tersenyum padanya.

"aku akan datang ke apartemen mu nanti hyung" 

"tidak perlu mulai sekarang seokjin akan tinggal denganku".

"KIM NAMJOON!"

buagh!

"hiks". Seokjun berlari ke arah ibunya berlindung di kaki panjangnya sedangkan seokjin masi terpaku ditempat untung saja area sekolah sudah sepi masi ada ji-so dan satpam mau melerai pun dia terlalu takut.

Jimin menutup mulutnya terkejut karena barusan taehyung memukul namjoon.

"Setidaknya kalau kau memang mencintai seokjin hyung dan ingin memperbaiki segalanya, tolong jangan egois! Dia masi trauma terhadapmu brengsek!".

"Hyung ayo ikut denganku". Seokjin pasrah ditarik seokjin dan anaknya sudah ada didalam gendonganya membawanya ikut pergi denganya.

"Biarkan dia duduk didepan". Ucap jimin lembut jihyun tertidur dipelukanya. Taehyung membawa seokjin masuk kedalam mobil. Jimin juga ikut menyusul masuk kedalam membiarkan matanya bertemu dengan namjoon yang sama sekali tidak terkejut akan dirinya tersenyum miris melihatnya.

"Hey kemarilah". Ujar jimin lembut menarik seokjun agar mendekat padanya memeluknya hangat. Taehyung hanya meliriknya lewat kaca mobilnya saja.





"Secapat ini kau bertemu denganya jim? Dunia memang tidak adil". Namjoon menyeka darah di bibirnya beranjak dari sana menuju mobilnya meninggalkan area sekolah yang sudah sepi.










;
Jimin membaringkan jihyun di ranjangnya menggantikan anaknya dengan baju tidur. Iya kita sudah menebak kalau im jimin adalah park jimin yang kita ketahui. Bersembunyi dengan marga Im untuk identitas nya.

Menatap wajah anaknya yang pulas tertidur, jimin tersenyum tipis melihatnya. Mengambil figura yang berada di meja samping ranjang. Itu fotonya.

"Jadi sebab ini jihyun mengenaliku?". Jimin mengembalikan figura itu kembali memperhatikan jihyun yang tertidur.

"maafkan eomma sayang maafkan eomma".  Menggenggam tangan mungil anaknya.

"eomma akan kembali sayang eomma janji". Mencium kening jihyun lama sekali lalu menyeka air matanya.

Jimin akan pergi tapi tangan mungil itu menahanya. "jangan pergi eomma" . Mata bulat itu memohon membut jimin tidak tega.

"iya aku disini". Jimin ikut berbaring disamping jihyun sambil memeluknya dan mengelus kepalanya agar jihyun kembali terlelap.








;
TBC

Yey! Ternyata jimin masi hidup yuhuuu

[REST]  I Need U, Jimin! • vmWhere stories live. Discover now