My eyes refuse to watch you leave,
so tears will blur the memory.
(Mataku menolak untuk melihatmu pergi, jadi air mata akan mengaburkan ingatan.)
~Lifeofzyailomilox
Author's Pov
"Pretend Boyfriend, Fie"
"Yup, that's correct!" seru Wolfie dengan semangat yang hampir berlebihan.
"Tapi ada lima syarat," balas Nichollas santai, tapi nadanya penuh penekanan.
"Apa? Lima?!" Wolfie melotot, jelas kaget.
Nichollas mengangguk pelan. "Iya. Lima."
"Lima tuh kebanyakan, Nick! Satu aja gimana?" tawar Wolfie dengan nada memelas.
Nichollas menatapnya datar. "Kamu pikir ini pasar, bisa nawar segala?"
Wolfie mengerucutkan bibir. "Dua deh. Dua aja, gimana?" Kali ini suaranya lebih lembut, berharap Nichollas luluh.
Nichollas menghela napas panjang seolah sudah menduga Wolfie bakal begini. "Tiga. Itu harga final. Ga ada tawar-menawar lagi."
"Deal! Tiga aja ya!" Wolfie mengangguk cepat-cepat sebelum Nichollas berubah pikiran. "Terus, apa syarat pertama?" tanyanya penasaran.
Nichollas menatapnya dalam, lalu menyandarkan punggungnya ke dinding dengan santai. Senyum tipis terukir di bibirnya.
"Jangan sampai ada yang tahu soal hubungan pura-pura kita. Satu orang pun enggak."
Wolfie menelan ludah. Ini baru syarat pertama, tapi rasanya udah berat banget.
"Maksud kamu... kita pura-pura backstreet?" tanya Wolfie, matanya menyipit penuh kecurigaan.
Nichollas mendengus, menyilangkan tangan di dadanya. "Kalau kita backstreet, siapa yang bakal percaya kita beneran pacaran, huh?"
Wolfie terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. "Iya juga, sih."
"Nah, makanya," lanjut Nichollas, "maksud aku bukan kita harus sembunyi-sembunyi kayak pasangan backstreet. Tapi jangan sampai ada yang tahu kalau kita cuma pura-pura. Dan satu lagi, sekolah juga gak boleh tahu kalau kita pacaran."
Wolfie mengernyit. "Jadi, yang boleh tahu kita pacaran cuma teman-teman kita?"
Nichollas menggeleng. "Lebih tepatnya, teman-teman aku, Fie."
Wolfie menatapnya, lalu menyipitkan mata curiga. "Kenapa cuma teman-teman kamu? Kenapa teman-teman aku gak boleh tahu? Dan kenapa juga gak boleh sampai ketahuan di sekolah?" Nada suaranya mulai meninggi. "Kamu malu punya pacar bohongan kayak aku? Kamu gak mau orang-orang lihat kita bareng?"
Nichollas menatap Wolfie yang kini mulai terlihat kesal. Ia menghela napas, sadar kalau mood Wolfie sedang tidak stabil. Bisa jadi...
Nichollas mendesah. "Bukan gitu, Fie..."
Wolfie hanya melipat tangan di dada dan membuang muka.
"Fie," panggil Nichollas, tapi Wolfie tetap diam.
"Fie, listen." Suara Nichollas lebih lembut kali ini, mencoba memahami sifat kekanak-kanakan Wolfie. Akhirnya, Wolfie meliriknya, meskipun dengan tatapan penuh tanda tanya.
Nichollas menatapnya serius. "Aku punya alasan sendiri. Dan untuk sekarang, aku belum bisa kasih tahu kamu."
Wolfie mendengus. "Terus kapan kamu bisa kasih tahu aku?"
Nichollas menatapnya sejenak, sebelum menjawab dengan nada tenang. "Nanti ada waktunya. Tapi untuk sekarang, yang penting, jangan sampai anak-anak di sekolah tahu tentang ini."
YOU ARE READING
𝐅𝐚𝐤𝐞 𝐑𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩 (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃)
Romance𝐅𝐚𝐤𝐞 𝐑𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩 (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) @Lifeofzyailomilox Have you ever fall in love with your Childhood Friend? Nick, teman kecil ku yang juga anak dari sahabat Mama ku. Sebelum pindah ke Bandung, bagiku Nick adalah pria tersweet ka...
