Extra Part : The Enternal

1.1K 96 10
                                    

So far away~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

So far away~

Memangnya kenapa jika kamu sudah tidak lagi disini?

Kita masih bisa merasakan ikatan persaudaraan milik kita, kan?

***

10 tahun kemudian

Itu artinya sudah tiga belas tahun sejak kepergiannya...

Diusiaku yang sudah dua puluh lima tahun ini aku masih merindukan keberadaan anak kecil itu. Dalam pandanganku ini, terkadang aku masih bisa melihatnya berlari kearahku sambil menenteng tas besar yang ada dipunggung dan juga salah satu tangannya.

Mimpi itu tidak hanya satu dua kali datang padaku. Terkadang aku seperti melihatnya hanya tersenyum, terkadang adikku itu hanya memandangku dari jauh. Tapi dari semua itu aku menyadari dia tidak pergi kemanapun.

Kasih sayang kami tidak bisa dipisahkan dengan jarak.

Jika aku fikirkan kembali, saat itu tembakan yang diarahkan padanya sudah merusak organ paru-paru dan hatinya. Limpa dan juga ususnya mengalami perdarahan. Leher bagian belakangnya juga ikut terkena, disana ada berbagai fungsi saraf yang pastinya akan terganggu.

Pasti sangat menyakitkan.

Jika saja aku memaksa adikku untuk tetap hidup dia pasti akan kesakitan.

Mungkin inilah yang terbaik. Aku harus berubah, aku harus melepaskannya dengan lapang dada.

Pada malam setelah aku memimpikan dirinya, aku menuruni anak tangga dan melihat kedua orang tua kami yang menunduk dan menyembunyikan wajah mereka. Kakiku melangkah dan aku dapati kabar paling mengerikan dalam hidupku.

"Ayah dan ibu memutuskan untuk berpisah, Nak. Maafkan kami.."

Aku ingat setelah mendengarnya, aku seakan tidak bisa merasakan semua sendi dalam tubuhku. Ingat, saat itu aku masih berusia lima belas tahun dan aku kehilangan adikku diusia dua belas tahun.

Aku tidak menangis, aku hanya berkata pada orang tua kami, "tolong berhenti egois" lalu aku pergi dengan wajah datar namun dalam hati aku sangat berharap orang tuaku mau memikirkan kalimatku tadi.

Ayah dan ibu memikirkannya lalu semua kembali seperti sedia kala. Meskipun mereka masih sibuk dengan pekerjaan setidaknya mereka masih bersama-sama.

Waktu berjalan, terus berjalan tanpa mengenal ampun pada siapa saja. Berbagai kabar bahagia dan sedih menghampiri kehidupan kami.

Akan aku awali dari Seokjin.

Yap. Teman masa kecilku itu berhasil masuk di tim nasional basket dan sekarang dia sangat sukses. Karena kesuksesannya aku dan dia jarang bertemu. Aku hanya bisa melihatnya bertanding dibalik televisi. Dulu impian kami adalah bergabung dalam tim nasional basket namun nasib dan takdir bukanlah hal yang bisa kami atur.

Alone || FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang