Brave

582 78 10
                                    

Namjoon tidak pernah menyangka Yoongi akan seberani itu untuk bertanya padanya. Sejak permintaan Yoongi beberapa hari lalu, Namjoon tidak bisa tenang. Dia terus memikirkan apa yang terjadi jika mereka bertemu. Mungkin, Yoongi bisa saja berteriak atau meluapkan kemarahannya selama ini. Tapi mungkin juga Yoongi bukan seseorang yang mengamuk dan bertingkah saat dirinya terbakar emosi.

Namjoon memang tidak mengenal Yoongi. Tetapi mereka pernah ada dalam satu kompetisi. Yoongi tampil setelah Namjoon membawakan lagu yang sama seperti yang dibawakan Jungkook sebelum ayahnya menembak tubuh mungil itu dengan kejam.

Namjoon bisa melihat kasih sayang pada adiknya yang begitu besar dalam permainan piano Yoongi kala itu. Seakan ia sedang memainkan alat musik berukuran besar tersebut bersama adiknya yang sangat dia rindukan. Bukan hanya dia, semua orang pastilah bisa membaca dan melihat itu semua.

Sampai sekarang artikel dan pemberitaan tentang Namjoon sebagai the next human metronom masih ramai dimedia. Hanya dengan mendompleng kasus Jungkook dia bisa seterkenal itu. Dia bisa menyingkirkan posisi Yoongi dengan mudah hanya karena Yoongi kalah dalam satu kompetisi musik.

Tapi sebenarnya disini, Namjoon lah yang kalah. Dia yang gagal.

Tujuannya adalah untuk menghancurkan Yoongi dengan membawa kenangan buruk kembali dalam hidupnya. Membunuh Yoongi terlalu mudah. Tapi kenyataannya Yoongi tidak semudah itu untuk jatuh. Kini Namjoon berakhir kebingungan dan terjebak dalam permainannya sendiri.

Namjoon tetap menunduk menatap kedua kakinya yang berjalan tanpa tau arah setelah bertemu Yoongi. Tangannya yang tersembunyi didalam saku masih meremat pistol yang dibawanya tadi. Namjoon mengenal benda mengerikan seperti itu karena kehidupannya. Sebagai anak angkat dia tidak diperlakukan seperti anak kandung. Dia hanya sebagai pelengkap untuk orang tua yang kehilangan anak. Kehadirannya hanya sebagai bayangan dari anak kandung Kyunsuk yang menghilang.

Jadi, seperti ini.

Yoongi menjadikan Kyunsuk sebagai bayangannya yang sebenarnya tidak pernah ada. Sedangkan Namjoon merupakan bayangan dari putra Kyunsuk yang sudah tidak ada lagi didunia.

Jalan hidup mereka memang terdengar mengerikan. Tetapi ini adalah yang harus mereka jalani. Beban dalam hati yang terus ada dalam keseharian mereka.

***

Keesokan harinya. Lebih tepatnya sore hari setelah Yoongi menyelesaikan sekolahnya dan juga hal lainnya. Dengan berani, Namjoon mengajak Yoongi untuk bertemu dengan Kyunsuk. Hal ini sudah difikirkannya matang-matang. Mungkin dengan bertemu ayahnya, Yoongi akan lebih menderita.

Kini mereka tengah menunggu kedatangan Kyunsuk. Yoongi sudah duduk didepan pembatas kaca sementara Namjoon berdiri dibelakangnya sambil menatap punggung Yoongi dengan sendu.

Seorang petugas membuka pintu dan membawa Kyunsuk untuk masuk dalam ruangan yang khusus dipakai saat ada yang mengunjunginya. Kyunsuk menegang. Dia terlihat bingung sekaligus ada ketakutan pula dalam kedua bola matanya.

Putra angkatnya Namjoon datang bersama pemuda yang sangat ia kenal. Reaksi berbeda ditunjukan oleh pemuda itu.

Yoongi menatap Kyunsuk dengan tatapan dingin namun sudah ada perasaan sesak dalam dadanya. Sesak itu tidak membuat Yoongi menunduk. Dia justru semakin menatap Kyunsuk dengan tatapan keberaniannya. Pertemuan ini adalah hal yang Yoongi tunggu.

Dengan ragu Kyunsuk duduk dikursi yang sudah disediakan. Dia bertatapan langsung dengan putra dari seorang dokter yang sudah tega merebut donor jantung untuk putranya dulu. Jaehan, nama orang yang sangat ia benci. Pemuda didepannya ini adalah putranya. Jika Kyunsuk mau, dia bisa saja merampas pistol yang ada disaku petugas yang sedang mengawasinya lalu menembak Yoongi tepat dikepalanya.

"Kenapa harus adikku kala itu?" pertanyaan dengan nada bicara dingin ini langsung memecah keheningan. Yoongi sudah mempersiapkan diri untuk menerima semua kenyataan.

"Adikmu memang harus mati dari dulu, Nak" jawab Kyunsuk dengan entengnya. Sama halnya dengan Yoongi, Namjoon juga mendengarnya. Dia semakin tau ayah angkatnya adalah mesin pembunuh tanpa hati.

"Soal donor jantung itu? Bukankah seharusnya kau menganggap dia adalah anak kecil yang sama seperti putramu? Kau bahkan mengajarkan piano pada adikku sampai dia semahir dan sehebat itu. Kau juga bersamanya selama berbulan-bulan, menemaninya, mengajarkannya tentang melodi dan banyak hal. Kau adalah guru musiknya. Kau juga seperti ayah baginya. Kau begitu baik membelikannya hadiah dan sepatu. Kau membawa adikku untuk berdiri dibawah sorot lampu dan membuktikan pada semua orang bahwa anak yang tunarungu juga bisa bermusik. The truth untold itu adalah milik kalian berdua"

Kyunsuk tidak bisa mengatakan bahkan untuk menatap Yoongi dia sudah tidak memiliki keberanian. Memang, diakuinya, bersama Jungkook selama berbulan-bulan dan memainkan piano bersama. Saat itu Kyunsuk merasa Jungkook seperti putranya yang hilang. Jantung yang seharusnya diberikan untuk anaknya berhasil menyelamatkan nyawa Jungkook. Kesalahan bukan pada Jungkook.

"Jika adikmu tidak lahir ke dunia maka aku tidak akan kehilangan putraku!"

"Apa menjadi keinginan adikku untuk terlahir ke dunia ini? Dia hanya anak kecil yang ingin membahagiakan keluarganya. Dia hanya seorang adik yang ingin bermain piano seperti kakaknya!--"

"Apa kedatanganmu hanya untuk meminta belas kasihan padaku karena kematiannya?! Aku juga bisa membunuhmu jika kau berisik seperti ini!!"

Seorang petugas polisi yang berjaga menggebrak meja dan berteriak. Ia meminta ketenangan dan jika satu kali lagi da kebisingan maka polisi itu tidak akan segan untuk mengusir Yoongi dan Namjoon karena membuat keributan. Setelah teguran itu mereka tenggelam dalam lamunan dan untuk beberapa saat Yoongi akhirnya kembali menemukan suaranya.

"Adikku pasti bahagia ketika bisa berlatih piano denganmu. Paman Kyunsuk, begitu panggilan kesayangannya untuk guru musik yang hebat sepertimu" Yoongi kemudian menatap Kyunsuk dengan dalam dan lekat. "Adikku selalu mengatakan bahwa kau adalah orang baik. Kau mendengarkan dan mengajarkan piano padanya dengan penuh kesabaran. Selama berbulan-bulan bersama adikku itu, apa kau tidak melihat sedikit saja rasa bangga dan juga syukurnya karena memiliki guru sepertimu? Apa kau tidak melihat adikku adalah anak kecil yang baik yang tidak pernah melukai siapapun? Jika kau membunuhnya, melenyapkan anak yang tidak berdosa seperti itu, apa kau--" Yoongi menyerah pada tangisnya. Ia menunduk sangat dalam sambil meremat dadanya. 

Namjoon hanya bisa terdiam melihat punggung Yoongi yang gemetar kuat dengan jerit tangis yang menunjukan bahwa ia sangat menderita.

"Jungkook mungkin tidak tau kalau aku yang membunuhnya kala itu karena dia terlalu bodoh. Dia mudah percaya dan dia terlalu menyusahkanku selama berbulan-bulan. Adikmu itu...datang padaku untuk mati!"

Yoongi mengangkat kepalanya sesegera mungkin bersamaan dengan Kyunsuk yang mendekatkan wajahnya pada pembatas kaca yang menghalangi mereka berdua.

"Kedatanganmu kemari justru semakin menunjukan padaku bahwa keputusanku membunuh adikmu adalah benar. Kau yang menderita dan ayah ibumu yang kehilangan putranya. Itulah tujuanku! Bodoh! Kau sama seperti adikmu!"

Wajah Yoongi berubah menjadi raut penuh kemarahan. Tetapi Yoongi bukanlah sosok yang menunjukan kemarahan dengan berteriak.

"Reaksimu yang seperti ini, membuatmu terlihat lebih menderita daripada seorang kakak yang kehilangan adiknya ini. Kau...harus membunuh untuk menghilangkan penderitaanmu tapi sekarang apa yang terjadi? Kau kehilangan istrimu. Kau mengadopsi anak dan menelantarkannya. Kau menyusahkan semua orang. Kau lebih tidak berguna!" sarkas Yoongi.

"Adikku tidak pantas mengenalmu!"

Aku menyesal mengatakan padanya untuk belajar piano bersama guru brengsek sepertimu!

Yoongi bangkit dari kursinya dan kemudian menyerahkan amplop pada Namjoon, "sampai jumpa di kompetisi!" katanya lalu pergi begitu saja meninggalkan ayah dan anak yang membatu karena keberanian Yoongi.

Kali ini, Yoongi akan menunjukan keberanian yang selama ini tidak pernah ia tunjukan. Dia tidak bisa menerima adiknya dihina seperti hari ini. Kematian adiknya tidak boleh dianggap sebagai suatu pembenaran dengan alasan apapun. Bagi Yoongi, itu tetap pembunuhan.

Salah, pikirnya dengan dipenjara Kyunsuk akan menyesali semuanya.

Yoongi ingin segera membawa bayangan itu pergi dalam dirinya. Orang itu tidak pantas menjadi bagian dari hidupnya!.

Alone || FinOù les histoires vivent. Découvrez maintenant