More and More

215 21 18
                                    

Langkahnya tergopoh-gopoh saat menyeret sekarang besar berlanjaan di tangannya, ia tak cukup kuat hari ini. Ia terlihat lucu karena berkeringat dan wajahnya sedikit Kemerahan.

" Berhentilah"

Nayeon terdiam mendengar suara jinyoung yang baru saja turun tangga dengan pakaian casualnya, nayeon berhenti dan meninggalkan kantong belanjaan itu di lantai dan kembali ke garasi untuk mengambil kantong belanjaan lainnya di dalam bagasi mobil

Belum sempat ia mengambilnya, derap langkah kaki jinyoung yang mengikutinya membuat dia diam dan tidak jadi mengambil dua kantong belanjaan yang tersisa.

" Biar aku yang angkat" Ucap jinyoung.

Nayeon hanya mengangguk dengan diam dan membiarkan jinyoung yang mengangkat itu. Lagipula ia tak mampu mengangkat itu.

Jinyoung meliriknya dan mengangkat dua kantong belanjaan itu, diikuti nayeon yang mengekor di belakangnya setelah menutup pintu bagasi mobil.

Sesampainya didapur, jinyoung mengeluarkan belanjaan nayeon, meja dapur sudah setengah penuh. Sebenarnya jinyoung meminta nayeon untuk mengunakan jasa katering tapi ditolak nayeon.

" Aku akan ke kantor sebentar, aku akan segera pulang" Ucap jinyoung.

Nayeon hanya mengangguk dan terus mengeluarkan belanjaannya lalu memisahkannya kemudian ia cuci.
Jinyoung menghela nafas dan berlalu dari dapur untuk bersiap.

Melirik jam di dinding, nayeon berjalan kearah pintu utama dan membuka cela di pintu agar jeongyeon dan yang lain bisa masuk.

Setelah membuka pintu, nayeon berpapasan dengan jinyoung yang memakai setelan jasnya, dan dasi yang tersampir dibahunya, karena ia terlihat sibuk dengan kancing di pergelangan tangannya.

Nayeon hanya berjalan melewatinya, jinyoung terdiam dan arah pandangnya mengikuti nayeon yang berjalan kembali kedapur.

Melihat itu jinyoung kembali ke dapur dan menatapnya diam, merasa di perhatikan nayeon diam dan menatapnya.

" Oppa berangkat"

Mendengar itu nayeon hanya dian kemudian kembali memotong-motong wortel yang sebelumnya terhenti. Jinyoung mendekatinya, ia merasa kesal dan mungkin marah.

Tangannya menghentikan tangan nayeon yang memegang pisau. Nayeon diam dan melepasnya pisau dalam genggamannya lalu melepaskan tangan jinyoung.

Nayeon menghela nafas dan menatap jinyoung, kali ini pandangan mata itu terlihat marah. Ia melihat persis rahang jinyoung yang mengeras.

" Mau sampai kapan seperti ini? " Suara jinyoung terdengar berat.

" Nan bappa (aku sibuk) " Ucap nayeon dan berbalik membuka kulkas dan mengambil sekantong tomat.

Jinyoung menarik paksa kantong itu dan membantingnya ke lantai. Alhasil, tomat merah itu memencar dari kantong dan berserakan.

Nayeon membeku menatap tomat yang terjatuh di sampingnya, ia merasakan sesak di rongga dadanya. Jinyoung menarik tangannya keras, mau tak mau nayeon menatapnya.

" Geuman hae! Mau sampai kapan kau begini! "

Deg

Untuk pertama kalinya, nayeon mendapat kemarahan itu, pandangan mata jinyoung berubah.

Seperti ini kah dirimu? Aku paham oppa mungkin telah hilang kesabaran.. Geunde..

" Apa aku salah jika cemburu?! Eoh! Daedabhaebwa! "

Nayeon menundukkan kepalanya, pandangannya mengabur. Rasa sesak di dadanya semakin kuat, ia bahkan lupa caranya bernafas.

" Cheonmanida ( untuk pertama kalinya) " Suara itu terdengar bergetar " neo neun naege soli jieuda ( kau meneriaki aku) "

All With You (Truth Season 2) Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum