[52] PERJUSAMI BANTARA

186 20 10
                                    

Apa yang kamu lakukan malam itu, jangan disesali pagi ini, jadikan pelajaran untuk hari esok.

❄❄❄

Pagi yang cerah, aku menghirup udara segar di depan gerbang sekolah. Siap dengan ransel dipundak dengan kaki yang melangkah masuk ke area sekolah.

Hari ini hari jum'at, dimana hari pertama SMA Garuda mengadakan kegiatan tahunan wajib yaitu PERJUSAMI BANTARA. Dimana pesertanya seluruh siswa kelas sebelas dengan beberapa senior yang memimpin jalannya kegiatan ini. Aku akui DA adalah organisasi yang anggotanya sangat mandiri, kegiatan beresiko tinggi ini hanya didampingi oleh guru di pagi hari saja. Selain itu yang memantau adalah kakak senior atau sering disebut DA.

Aku menyorot seluruh siswa yang berkerumun di lapangan, aku mencari teman temanku.

"Mana si tuh bocah?" Ucapku yang sedikit berjinjit agar bisa melihat orang orang yang tertutup oleh cowo bertubuh tinggi didepanku.

"Woi!" Seseorang menepuk keras pundakku membuatku terlonjak kaget, aku pun membalikkan badan dengan perasaan kesalku.

"GUE KAGET FITAAA!!" Aku memukul lengannya bertubi tubi.

"Aduhhh iya iya sori sori Nay." Fito pun meringis kesakitan, aku memutar mataku malas melihat Fito dihadapanku.

"Ditinggu nohh sama temen lo dideket tiang bendera, buta tuh mata?" Fito menunjuk tiang bendera, benar disana sudah ada ketiga temanku yang melambaikan tangannya.

Di surat ijin dilarang membawa ponsel, maka dari itu susah untuk menemukan ketiga makhluk itu tanpa adanya ponsel.

Aku pun menghampiri ketiga temanku, sebelum itu aku alih alih mengangkat tanganku untuk memukul Fito. Melihat ekspresi Fito yang siap menghindar, aku tertawa lepas.

"Dicariin dari tadi!" Ucapku, mereka hanya menyengir.

"Lo pake softlens? Bukannya gaboleh ya?" Tanya Liona, aku hanya mengangkat pundakku tak peduli.

"SEMUANYA BERKUMPUL!!" Teriak cewek yang menantangku kemarin, ketiga temanku tau betul apa maksud dan tujuanku untuk mengikuti perkemahan ini.

"Jadi, untuk bus nya bisa dilihat di kaca ada tulisan kelasnya menyesuaikan ya soalnya daftar hadir ada di dalam bus." Ucap cewek itu dengan tangan yang menunjuk tiga bus besar dibelakangnya.

"Sudah tau peraturan yang harus di taati?" Tanya cewek itu, kami semua menjawab tau. Aku memutar mataku malas, sampai kapan si cewek ini selesai mengoceh.

"Berhubung ketua kita sedang ada urusan dengan pak Tisna, kita naik ke bus dulu nanti Kak Egy nyusul." Aku pun langsung keluar barisan tanpa aba aba.

"NAY! Lo mau kemana nyet?" Teriak Mufi, Aku tak merespon itu. Kelamaan si nunggu si cewek tadi mengoceh, gedeg.

"Belum ada aba aba masuk!" Teriak cewek itu saat aku berada didepan puntu bus, emang cari masalah tuh orang.

"Nunggu lo berkicau bisa bisa matahari terbit di barat baru selese tuh mulut." Ucapku dengan nada menantang, memang sengaja sih biar tuh cewek kesel.

"Taati peraturan! Ngomong sama senior harus sopan! Ulangi!!" Teriak cewek itu, Aku jadi sorotan semua pasang mata sekarang. Aku melipat kedua tanganku di depan dada.

"Bodo amat gue." Aku pun langsung masuk kedalam bus, ku lihat cewek itu menahan amarahnya. Hatiku bersorak bahagia sekarang, seseru ini ternyata menggoda cewek itu. Membuatku semakin bersemangat sajaa.

Aku pun duduk di kursi nomer dua dari depan sebelah kanan, aku memilih di dekat jendela bus karena aku lebih suka diujung. Akhirnya beberapa siswa memasuki bus, tidak ada yang duduk didepanku atau sampingku. Karna mereka tau siapa yang akan duduk disana.

"Wah parah lo Nay." Ucap Fito yang menunjukku saat baru masuk bus, aku menatap cowok itu malas.

"Apansi gajelas." Cowok itu langsung duduk disampingku, Aku memukul pundaknya.

"Minggir lo! Ini tempat Liona!" Fito mengelus elus pundaknya yang ku pukul cukup keras tadi, aku mah ga peduli.

"Iya iya Nay, galak amat sih." Fito berjalan menuju kursi panjang paling belakang, ketiga temanku datang dengan wajah yang aneh. Seperti ada yang ia pikirkan.

"Kenapa lo?" Tanyaku kepada Liona yang sudah duduk disampingku, ia memegang sebuah surat. Setelah sekian lama surat itu tidak ada, sekarang muncul kembali. Ku kira setelah aku mengatakan kepada Fadil agar tidak mengangguku, si X tidak akan mengirim surat.

"Sini!" Aku membuka surat itu, aku melotot tak percaya dengan isi surat tersebut.

"Sampai ketemu di perkemahan?" Ucapku yang membaca surat itu, ketiga temanku langsung mengintip surat yang ku pegang.

"Tuhkan gue bilang juga apa, pasti mr.x itu dari sekolah kita. Dia aja ikut kemah yakan?" Sahut Mufi, Aku sedang berpikir sekarang. Untuk apa Fadil datang ke perkemahan?

"Ngapain ya Fadil ke perkemahan?" Tanyaku, ketiga temanku menghela nafas sambil berdecak kesal.

"Lo yakin banget sih Fadil pelakunya, jelas jelas yang ngasih itu surat Fito tadi waktu dilapangan." Bisik Rifa yang didepanku, ia emang sengaja membalikkan badan dengan lutut sebagai tumpuan di kursi penumpang bus. Begitupun Mufi.

"Iya, dia bilang titipan katanya. Udah deh Nay, gue aja sekarang lebih percaya kalo mr.x itu Fito." Orang yang memihakku saat ini malah memilih Fito? Mereka tidak tau saja apa yang terjadi pada Fadil sangat berhubungan dengan mr.x.

"Gue masih tetep dengan pilihan gue, Fadil. Lagian setiap surat itu dikirim selalu saja Fadil yang muncul." Ucapku, ketiga temanku memutar matanya malas.

"Trus Fito dapet dari mana surat itu? Pasti dia yang nulis lah dengan dalih titipan, udah deh Nay sudah jelas jelas tadi itu yang ngasih ke kita itu Fito." Ucap Mufi dengan menyebut nama cowo tadi pelan bahkan berbisik.

"Engga gue yakin, Fadil nanti pasti datang ke perkemahan." Ucapku yakin, entah lah apa yang membuatku seyakin ini.

"Emang ngapain Fadil ke perkemahan?" Tanya Liona, dia mendukungku kemarinn dan sekarang aku sendirian? Oke gapapa, aku akan membuktikan itu sendiri.

"Setau gue, mr.x gapernah bohong dengan ucapannya. Jika Fadil mr.x, dia pasti datang dengan berbagai alasan. Liat aja nanti." Ucapku dengan percaya diri.

"Iya deh serah lo." Pasrah mereka bertiga, Mufi dan Rifa pun kembali duduk menghadap kedepan.

"Eh gue punya tawaran bagus." Ucap Mufi yang kembali menaikkan lututnya di kursi penumpang.

"Apaan?"

"Gimana kalo nanti misal mr.x nya Fadil, kita bertiga traktir Naya makan sebulan. Kalo misal mr.x nya Fito, Naya traktir kita makan sebulan." Aku membuka mulutku dengan sempurna, sedangkan dua curut itu membinarkan matanya.

"Ngga adil, gue traktir lo bertiga sendiri? Sedangkan lo bertiga bisa patungan buat traktir gue." Ucapku, Ketiga temanku mengangkat pundaknya.

"Wah parah lo Lee, berhianat ya lo." Ucapku,

"Lagian gue ragu aja sama Fadil." Ucap Liona, Aku menghela napas kesal.

"Lo tadi segitu yakinnya kan Nay? Kenapa sekarang diajak taruhan lo seakan akan yakin bakalan kalah? Lagian lo bilang mr.x itu Fadil, seharusnya lo seneng dong dengan tawaran ini, iya ngga?" Tanya Rifa, sedangkan Mufi dan Liona mengangguk. Oke aku akan coba.

"Oke, kita buktiin aja siapa si sebenernya."

::gimana gimana? Semoga suka ya gaissss:)

19 juni 2020,
Story About Him

HAI HAI, SIAPA YA KIRA KIRA SI X ITU? KALIAN TIM FADIL ATAU TIM FITO? KALO AUTOR TIM SIAPA AJA DEH POKOKNYA BENER WKWK. O IYA JANGAN LUPA VOTE YA, MAU KRITIK BISA KOMEN/DM, KALO MAU FOLLOW AKUN WP AKU FOLLOW AJA TRUS DM KALO MAU FOLLBACK PASTI FOLLBACK KOK, KALO MAU AKRAB SAMA AUTHOR DM AJA PASTI DIBALES. TERIMAKASIH:)

Story About Him (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang