[19] Gado Gado

260 27 2
                                    

Mengapa keadaan memaksaku untuk mencintai seseorang yang memang tak pantas untuk ku miliki?

❄❄❄

Malam ini, Entah lah sudah berapa kali Aku berkaca dengan kata kata yang sudah seperti mantra bagiku.

"Udah oke belum ya?" Aku melihat seluruh badanku didepan cermin, tiba tiba pintu kamar terbuka membuatku melihat ke sumber suara.

"Ada apa Bi?" Tanyaku, Bi Inah berdiri diambang pintua sambil berkata,

"Buruan Non, Mas Alviannya sudah nunggu dari tadi." Kata Bi Inah, Aku pun baru sadar bahwa Aku sudah sejak 15 menit yang lalu berkaca. Aku menyengir kuda dan menghampiri Bi Inah.

"Yaudah Naya berangkat ya Bi." Aku pun mencium tangan Bi Inah sambil cipika cipiki, Bi Inah mengelus rambutku.

"Hati hati Non." Aku mengangguk dan pergi, entah apa yang membuatku sesenang itu.

Aku menuruni tangga dengan bersenandung kecil, ku lihat Alvian sudah ada di sofa ruang tamu. Dia sedang sibuk dengan ponselnya, sampe sampe Aku yang duduk disampingnya Ia hiraukan.

"Serius amat, WhatsApp dari siapa?" Tanyaku yang sedikit mengintip di ruang chat, Alvian menatapku dengan terkejut.

"Hah? Ohh.. ini-

"Kamu bolos bimbel?" Tanyaku memotong perkataan Alvian yang belum tuntas. Alvian menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil mengangguk dengan senyum canggungnya.

"Ngapain?" Tanyaku, Alvian menyimpan ponselnya lalu menatapku sepenuhnya.

"Tadi sih niatnya mau pulang bareng sekalian jalan jalan, Kamunya malah... yahhh gitu." Kata Alvian, Aku paham pasti apa yang dimaksud Alvian. Aku jadi tidak rela untuk melepas Alvian, Dia begitu baik sama Aku. Dia tetap sabar meski Aku sakiti berkali kali.

"Maaf." Aku menunduk, Alvian mengangkat kepalaku dengan telunjuknya yang ada di dagu ku.

"Jangan menunduk, nanti mahkota mu terjatuh." Aku mrnatapnya dengan senyum merekah, Aku pun refleks memeluk Alvian dengan erat.

"Maafin Aku Yan, Maaf." Aku merasakan Alvian memelukku juga, Ia mengelus rambutku. Biarlah seperti ini! Aku hanya ingin bahagia dengan pilihanku.

Alvian melepaskan pelukanku, "ayo berangkat. entar kemaleman." Kata Alvian.

"Entar! Nanti kalo Mama Kamu marah gimana?"

"Mama udah tau kok, ayo." Aku mengangguk lalu bangkit lalu berjalan bersama menuju pintu utama.

"Kamu bawa mobil." Tanyaku, Alvian mengangguk.

"Udara malem ga baik buat Kamu." Perkataan itu seakan akan mengajakku keluar angkasa. Kenapa Aku sesenang ini?

"Duhh baiknya pacar Aku." Kataku yang mencubit pipinya, Alvian meringis kesakitan sambil mengelus pipinya. Aku masuk dengan Alvian yang membukakan pintu untukku. Setelah itu, Alvian berlari kecil menuju kursi kemudi nya.

"Kemana Kita?" Tanya Alvian yang sudah melajukan mobilnya, Aku mengangkat bahuku.

"Terserah Kamu aja." Jawabku

"Cewek banget sih Kamu." Kata Alvian dengan tangan kanan menyetir dan tangan kiri yang mengacak rambutku.

"Ihhh rusak rambut Aku nanti." Aku menepis tangan Alvian dengan wajah cemberut, Alvia menarik kepalaku agar bersandar di bahunya.

"Tetep cantik kok." Katanya, Aku tersenyum lalu memeluk Alvian. Nyaman. Aku merasa nyaman didekat Alvian.

"Kamu mau makan apa?" Tanyakh yang masih bersandar dipundak Alvian.

"Kalo Aku lagi pengin Gado Gado, tapi terserah Kamu mau makan dimana. Gausah ikutin Aku." Katanya, Aku mengangguk sambil berkata,

"Yaudah." Kataku, Alvian menatapku cepat.

"Kenapa?" Tanyaku yang langsung duduk seperti semula, Aku terkejut dengan tatapan Alvian.

"Kamu gapapa makan di pinggir jalan?" Tanya nya, Aku tersenyum. Ternyata masih banyak yang percaya rumor bahwa Aku Cewek yang hanya memoroti Cowok, Bahkan tidak mau sekedar untuk makan dipinggir jalan.

"Ya ampun Alviaaannn... emang kenapa Aku? Jangan percaya rumor, hahaha." Kataku tertawa, Aku pun tidak tau siapa yang menyebar rumor itu.

"Yaudah Kita ke pasar malem ya, disana banyak makanan. Nanti Kamu pilih." Katanya yang langsung membelokkan mobilnya.

"Oke."

Sesampainya di pasar malam, Aku turun dari mobil. Tiba tiba Alvian berlari menujuku.

"Nayaa, biar Aku yang buka pintunya." Kata Alvian, Aku tersenyum.

"Aku punya tangan Yan." Kataku, Alvian menatapku.

"Oke oke, Aku masuk lagi." Aku terkekeh, Alvian tersenyum. Ia membuka kan pintu untukku.

"Silahkan tuan putri." Katanya dengan badan yang membungkuk, Aku pun mengerti harus apa.

"Oke prajurit." Kataku sambil tertawa, Alvian menegakkan badannya lalu menatapku jahil. Ia pun menggelitik ku, Aku meronta ronta.

"Ohhh prajurit yaa." Katanya, Aku berteriak.

"Iya iyaa, pangeran." Kataku tertawa, saat ini Kami menjadi pusat perhatian. Banyak yang menatap Kami iri. Alvian pun langsung merangkulku, Aku masih meredakan tawaku.

"Mau makan yang mana?" Tanya Alvian, Aku melihat warung lesehan yang berjejer disana. Ada berbagai macam makanan termasuk gado gado.

"Katanya Kamu mau gado gado." Kataku.

"Tapi Kamu gasuka kentang." Katanya, Aku tersenyum melihat Alvian yang sangat perhatian denganku. Jika ada jin pengabul permintaan, Aku akan meminta untuk bersama Alvian selamanya.

"Ya nanti bilang aja gausah kentang, gitu aja kok repot. Udah ayoo." Ajakku, rangkulan Kami terlepas setelah sampai di warung gado gado. Aku pun duduk di trotoar yang sudah diberi karpet dan ada meja berukuran pendek didepanku. Sambil menunggu Alvian yang memesan makanan, Aku pun memainkan ponselku.

"Ponselnya ditaruh dulu." Perintah Alvian, Aku menyengir lalu memasukkan ponselku kedalam tasku.

"Oiya Yan, kenapa Kamu sibuk banget sekarang?" Tanyaku untuk mengalihkan pembicaraaan, kalau tidak, Ia akan mengomel tentang ponselku tadi.

"Ada rapat OSIS." Katanya, Aku pun baru tau kalo Alvian adalah anak OSIS.

"Rapatin apa? Ngomongin Aku ya?" Godaku, Alvian menggelengkan kepalanya melihat sifatku yang seperti ini. Aku hanya terkekeh.

"Lagi ngomongin Diesnatalis tahun ini." Katanya, Aku pun mengangguk ngerti.

"Emang kapan ada Diesnatalis?" Tanyaku, Alvian tersenyum lalu ngacak rambutku.

"Nanti juga Kamu tau." Katanya sambil meraih Gado Gado yang diberikan Bapak penjual.

"Makasi Pak." Kata Alvian, Pak itu hanya mengangguk.

"Yang harus Kamu tau, Aku jadi Sie Acara dan ketuanya Egy." Aku pun biasa saja mendengar nama itu, Aku hanya mengangguk angguk sambil memakan Gado Gadoku.

"Kamu suka sama Egy?"

Uhuk uhuk! Aku tersedak, panas! Tenggorokan ku tersedak sambal. Dengan cepat Alvian menyodorkan minum kepadaku, tanpa berpikir panjang Aku meminumnya.

Apa yang harus ku jawab? Pikirku saat minum, Aku tak mengerti apa yang harus Aku lakukan saat ini? Semoga ada keajaiban yang membuatku tak menjawab pertanyaan Alvian. Semoga.

::Typo terdeteksi? Langsung komen, semoga suka ceritanya...

Story About Him (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang