[45] Projek bersama

236 18 7
                                    

Syarat mencintai adalah mencintai diri sendiri.

❄❄❄

Pagi ini tak seperti pagi biasanya, insiden semalam membuat suasana yang ada di diriku mendung. Aku merindukan Lelaki itu, namun rasa kecewaku melarangku untuk mengkui itu dihadapannya. Ingin rasanya Aku memeluknya kemarin, namun Aku tidak bisa.

Aku berjalan menuju kelas dengan tidak bersemangat, sampai Aku bertemu dengan seseorang yang akhir akhir ini tidak pernah bertemu denganku. Tatapan Kami bertemu, Ia tersenyum lalu menghampiriku. Sakit. Sesuatu menusuk di dadaku saat ini.

"Nay, kenapa?" Tanyanya dengan senyumnya, seolah olah Kita tidak ada apa apa sebelumnya.

"Oh gapapa Kak." Kataku dengan senyum kaku ku, ini kali pertamaku bertemu dengan Alvian setelah putus. Dan reaksi Alvian berbeda denganku, Aku dengan gugupku sedangkan Alvian dengan santainya.

"Kok Kak sih Nay? Bisanya juga panggilnya Piyan. Yaudah Gue ke kelas dulu." Panggilan Gue membuat dadaku tertusuk, Aku hanya tersenyum sambil mengangguk pelan. Setelah Alvian melewatiku, Aku menghembuskan nafasku berat. Membuatku tidak bersemangat sama sekali. Aku melanjutkan perjalananku.

"Ngapa Lo Nay?" Tanya Liona, Rifa dan Mufi yang sedang berebut contekan pun langsung menatapku juga. Aku hanya menggeleng lalu duduk di bangku ku lalu menenggelamkan kepalaku diatas tanganku.

Aku merasakan ada yang menarik narik tasku, dengan kesal Aku membalikan badanku dengan sekali gebrakan meja.

"Apasi Lo!" Arfito terlonjak kaget, begitupun orang orang di sekitarku. Aku mah bodo amat.

"Tan jangan gitu dongg, kaget nih babang." Ucap Ragil, Ku lihat Fito menahan tawanya.

"Tan? Setan maksud Lo?" Fito tertawa terbahak bahak membuat moodku semakin rusak, Aku pun menjitak jitak kepalanya.

"IHHHHHH NGESELIN BANGET SIH LOOOO"

"Sakit Nay ya ampuunn." Teriak Fito, Aku pun langsung duduk kembali ditempatku.

"Gue mau nanya nih." Fito pun mendekat kan mulutnya ke telingaku lalu berkata,

"Lo suka Egy?" Mataku terbuka lebar, Aku harus menjawab apa? Didalam hatiku tidak dan Aku harus menjawab iya.

"Iya, emang kenapa?" Tanyaku sedikit ketus, Fito tampak mengangguk angguk paham. Baru saja Fito akan melontarkan perkataannya,

"Nay pinjem hp Lo dongg, hotspot in Gue." Ucap Mufi, Aku memutar mataku malas. Kebiasaan teman temanku terkasihhh, selalu minta hotspot. Aku membuka tas ku, Aku melihat benda yang sepertinya bukan milikku. Ku ambil ternyata sebuah surat, Aku melihat ke arah Fito yang sedang mengobrol dengan Ragil. Bukan, Fito tadi hanya menarik tas ku bukan membuka.

"Nay, Mana? Lama amat sih." Teriak Mufi, Aku berdecak kesal.

"Maksa amat Lo, nih!" Aku menyodorkan ponselku, Mufi menyengir. Rifa yang sadar Aku membuka surat pun langsung mendekat.

Hai Naya, Kita akan bersama sama sebentar lagi dalam rangka suatu projek bersama.

Mr.X

Aku dan Rifa saling mandang. Wanita dengan setumpuk buku dipelukannya pun memasuki kelas tak lupa dengan sapaan selamat pagi untuk Kami semua.

"Gimana Fito? Betah dengan kelas barunya?" Tanya Bu Ira yang menatap Cowo dibelakangku.

"Betah Tan, eh Bu Ira maksudnya." Tan? Tante? Jadi Fito keponakan Bu Ira? Pantas saja Ia satu kelas denganku.

"Mulai di biasakan ya Fito, jadi Fito ini anaknya adik Bu Ira." Kami semua pun ber oh ria, Bu Ira pun mulai duduk dibangkunya.

"Untuk materi minggu lalu belum praktek, jadi Bu Ira mau bagi kalian satu kelompok berisi 2 orang. Masing masing kelompok cewe dan cowo biar adil dan materinya tentang asam dan basa, seperti yang Ibu jelaskan minggu lalu. Kalian membutuhkan ketas lakmus dan cairan, mengerti?" Aku berdecak kesal, mengapa harus 2 orang dan cewe cowo?

"Untuk Naya, Ibu pasangkan dengan Fito." Aku melototkan mataku dengan sempurna, apa ini yang dikatakan projek bersama? Fito? Kulihat ke arah Fito dibelakangku, Ia tersenyum senang. Bukan! Bukan Fito! Ini hanya kebetulan.

"Kenapa sama Dia sih Bu?" Tanyaku membantah, Aku tidak mau satu kelompok dengan Fito yang super duper menjengkelkan!

"Kamu itu salah satu murid yang memiliki nilai tertinggi di Ujian Nasional waktu Kamu SMP, jadi menurut Ibu Kamu mampu satu kelompok dengan Fito yang gabisa diatur itu. Kalo Kamu menolak, Ibu bisa ubah dengan catatan nilai kamu saya potong 80%." Aku melongo, Aku pasrah dengan keadaan. Selanjutnya Bu Ira pun menyebutkan siapa saja yang akan menjadi kelompok.

"Kita bakal bersama sama sebentar lagi, kaya sepatu." Aku merasakan ada yang sama dari perkataan Fito dengan Mr.X bukan, Bukan Fito orangnya. Ini hanya kebetulan.

❄❄❄

"Tuhkannn! Apa yang Gue bilang, pasti si Fito orangnya." Ucap Mufi heboh, Kami ber empat sedang berada di kantin. Jam istirahat membuat kantin ramai Siswa yang berebut makanan bahkan minuman.

"Eh menurut Gue itu kebetulan mungkin, intinya Gue percaya Fadil titik!" Bantah Liona.

"Gini aja Muf, Kita taruhan. Kalo misal Mr.x itu Fadil, Lo nyatain perasaan Lo ke Bintang." Rifa menyembur milkshake oreonya ke arah Mufi yang disampingnya.

"Lo Gila?" Tanya Rifa, Liona menggeleng. Aku dengan santainya mendengar perdebatan Mereka sambil meminum Green Teaku.

"Oke Gue terima. Kalo Mr.x itu Fito, Lo ungkapin perasaan Lo ke Kak Egy." Perkataan Mufi sukses membuatku tersedak, Ketiga temanku pun langsung menyodorkan tisu ke arahku.

"Lo suka Egy Lee?" Tanyaku terkejut.

"Bukan Egynya Elo Nay." Ucap Liona, Aku pun menyipitkan kedua mataku kepada ketiga temanku. Sepertinya ada yang disembunyikan, Aku mengangkat bahuku bodo amat. Kata Mereka bukan Egy yang ku kenal, yasudah Aku lanjutkan permainan ini.

"Gue ada rencana gais." Ucap Liona, Kamu pun menatap mata Liona yang tertuju kepada Cowo yang membelakangi seluruh isi kantin. Aku mengangguk paham apa yang Liona maksud, Aku pun menghampiri Cowo itu lalu duduk disampingnya. Bodo amat meski ada tiga teman yang stres itu.

"Ngapain Lo Lani!" Aku berdecak kesal mendengar suara itu.

"Kak, Naya ada tugas ni. Tugas Ipa, ajarin yaa." Ucapku, Egy meletakkan ponselnya lalu berkata tanpa menatapku.

"Tentang?" Aku tersenyum senang, Egy sudah mulai meresponku.

"Tentang cinta kita." Ucapku dengan cengiranku, Tiba tiba seseorang melemparkan sebuah bakso siomay yang sudah ada bumbunya tepat di lenganku.

"Bucin Lo!" Ucap Bintang yang melempar siomay.

"Iiiihhhhhh Jorok banget sih Lo!" Teriakku, Egy menyodorkan tisu yang tepat disampingnya.

"Makasi masa depan." Kataku tersenyum, Aku menerima tisu itu lalu membersihkan bekas bumbu siomay dilenganku.

"Gantiin siomay Gue yang dipake ngelempar Lo tadi!" Ucap Yogi, mengapa teman teman Egy ngeselin semua sih?

"Bodo amat Gue mahh, gimana Kak?" Tanyaku, Egy mengangguk lalu bangkit dari duduknya.

"Yesssss!!!" Aku pun kembali ke teman temanku.

"Berhasil!"

Story About Him, 2020

::Typo terdeteksi? Langsung komen, semoga suka ceritanya.

HAI GAIISSS, MAAP YA KALO SEKARANG UP NYA LAMBAT BANGET SOALNYA LAGI BANYAK TUGAS NII:( AKU USAHAIN UP 1 MINGGU SEKALI.

OH IYA BTW INDONESIA LAGI BOOMING TENTANG VIRUS CORONA GAISS, SEMOGA KITA DIBERI PERLIRDUNGAN SAMA ALLAH DAN JANGAN TERLALU PANIK JUGAA. LOVYU:)

Story About Him (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang