[43] Rasa itu kembali?

271 16 10
                                    

Bukan gagal move on, tetapi mengingat yang sudah lupa:v

❄❄❄

"Kenapa ga ada yang misah sih?" Aku pun berlari menuju lapangan, tak peduli dengan teriakan ketiga temanku. Sebenarnya apa yang terjadi? Bahkan teman satu tim hanya bisa berkata,

"Udah Gy."

"Udah Dil." Hanya berkata seperti itu. Aku berhenti tepat di pintu masuk lapangan, Menelan silvaku. Ini adalah kesempatanmu mencari muka didepan Egy dengan cara melerai Ia yang sedang bertengkar Nayaaa, pikirku saat itu.

"Oke, itu bola ga akan kena kepala Lo Naya!" Gumamku, Aku pun berlari menuju tengah tengah diantara Mereka berdua, lalu merentangkan tangan menghadap Egy sambil berteriak,

"Kak UDAH!" Bugh! Satu tonjokan tepat di pipiku, Aku tersungkur. Semuanya pun berteriak terkejut, Fadil dan Egy pun sama terkejutnya. Bedanya Fadil langsung membantuku untuk berdiri sedangkan Egy hanya terdiam.

"Lo gapapa?" Tanya Fadil yang sedang membantuku berdiri.

"Apa apaan Lo nonjok Cewe?!" Fadil yang akan menonjok Egy langsung ku tarik tangannya.

"Udah!" Ucapku, terasa perih di bagian pipiku.

"Kak?" Egy menatapku dengan wajah datarnya.

"Ga mau minta maaf sama Naya?" Tanyaku, Egy menggeleng.

"Salah Lo, siapa suruh berdiri disana." Egy pergi meninggalkan lapangan, What? Dengan pipiku yang lebam Ia sama sekali tak ada rasa bersalah? Aku berlari mengejar Egy.

Sampailah disini, Kami berada di ruang pemain. Ku lihat Egy tengah mengambil barangnya di loker yang berjajar rapi ditembok.

"Kak Egy kenapa?" Tanyaku, Egy menghentikan aktivitasnya lalu menutup pintu loker dengan keras. Egy berjalan melewatiku.

"Ada apa dengan 30 menit?" Ucapku, langkah Egy terhenti. Aku sudah geram dengan sosok es didepanku, penasaran apa yang sebenarnya terjadi dikehidupan seorang Egy. Egy berbalik badan lalu berjalan menujuku dengan tatapan tajam.

"Lo siapa sih? Lo itu bukan siapa siapa Gue." Ucapnya penuh penekanan, mengapa Aku merasakan ada yang menusuk hingga membuat dadaku sesak sekarang.

"Lo itu cuma pengganggu di kehidupan Gue yang dulunya tenang tanpa adanya Lo!" Pelan, namun menusuk. Ia berkata dengan suaranya yang sangat pelan namun masih terdengar olehku.

"Kak Egy gatau siapa Naya? Lupa? Ya ampun Kaaakkk, sini Naya ingetin. Naya tuh calon pacar Kak Egy." Kataku dengan senyumku, Aku sangat malu sekarang. Aku merasa seperti Cewek yang tak punya harga diri, entah mengapa Aku menjadi gila akibat taruhan itu. Aku yang dulunya sangat menjaga harga diriku dan sekarang Aku dengan mudahnya menjatuhkan harga diriku.

"Emang Gue mau?" Hatiku melencos saat mendengar perkataan Egy, ini sudah cukup melukai harga diriku.

"Emang yang Kak Egy mau apa?"bodoh!emang Aku bodoh sekarang! Heran sih! Kenapa tidak melawan Egy? Mengapa perasaanku menyruhku bahwa Aku harus bertindak sesuatu yang jelas jelas melukai harga diriku? Oh shit!

"Lo jauhin Gue!" Egy pun pergi, Aku mematung ditempat. Apa yang Ia katakan? Ini kedua kalinya Egy menyebutkan satu kalimat yang sangat sangat Aku hindari, pertama disaat diesnatalis dan kedua hari ini. seperti ada yang menancap dihatiku sekarang. Mengapa perkataan Egy berdampak pada diriku sekarang? Oke Naya! Jangan sampe Egy nyebut kalimat tadi tiga kali!

"Nay?" Aku membalikkan badanku, sudah ada Fadil disana. Apakah Ia mendengar percakapan Kami berdua tadi?

"Gue baru sampe." Seakan akan mengerti apa yang Aku pikirkan, Fadil menjawabnya.

Story About Him (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang