Extra 1-VCT

1.1K 54 5
                                    

"Kamu kenapa, sih, Yang? Kok ngebet banget kalau kita harus VCT? Kita kan belum pernah gituan."

Perkenalkan, namanya Kiki. Dia pacarku yang baru. Baruuu banget. Belum ada sebulan malah, setelah pendekatan yang lebih dari beberapa bulan untuk dia bisa dapetin hatiku.

Sebenarnya gampang kalau mau deketin aku. Akunya aja yang suka kelewat jutek sama dia. Untung Kiki orangnya sabar dan paham kalau aku masih dalam tahap sembuh dari luka yang ditorehin Mas Bayu.

Masih inget sama Mas Bayu, kan? Dia rupanya telah berganti beberapa kali pacar setelah hubungannya dengan Mas Haikal juga kandas dalam waktu yang lebih singkat dariku. Mungkin, cowok itu lebih pintar dan tegas dalam berhubungan dengan orang macam Mas Bayu.

"Biar aman kalau mau gituan, Yang. Kan kamu udah beberapa kali ngode, tapi aku nggak siap."

"Yakin alasannya cuma itu" tanya Kiki penuh selidik. "Sebelum ini kamu nggak sepanik ini, lho. Kamu abis ketemu siapa, sih, Yang? Kok mendadak kayak gini."

Kiki tidak bisa melihat raut wajahku yang panik bukan main. Aku antara yakin atau tidak yakin harus cerita tentang pertemuanku dengan Mas Bayu dua hari yang lalu yang masih menghantuiku sampai sekarang.

"Yaaang?" panggil Kiki. Dia mencubit puting dadaku yang tersembunyi di balik kaos.

Aku yang duduk bersender di dadanya hanya bisa menahan tangan Kiki untuk tidak berbuat lebih dengan menangkap semua dan mendekatkan ke wajahku. Aku menggigit jari telunjuk Kiki pelan.

"Kalau nggak mau cerita, mending aku main game lagi."

Kalau sudah menyangkut dengan game, Kiki bisa lupa waktu. Sungguh. Aku pernah dia cuekin selama berjam-jam karena sibuk menaikkan bintang dan tier. Sekarang dia sudah di Legend, katanya. Sementara itu aku masih di Grand Master yang masih suka dibilang bego sama Kiki kalau kita berdua main di klasik.

"Aku abis ketemu Mas Bayu," ujarku setelah ada keheningan lama di antara kami. Intro dari Bad Liar mengisi kamar kosan Kiki kemudian sebagai pengantarku untuk bercerita.

Kiki cemburu. Aku bisa merasakan dekapannya tidak seerat tadi. Oleh karena itu, aku mengendurkan tangan dan membalik badan untuk bisa bertatapan dengannya.

"Aku jenguk dia. Abis dari rumah sakit, Yang. Kamu tahu gimana aku sama mantanku, kan? Aku berteman sama mereka."

"Iya. Aku paham, kok. Kamu kok nggak bilang kalau kamu ketemu Mas Bayu?"

"Aku bilang mau jenguk kakak anaknya budhe. Sama aja, kan? Dia kan udah nganggep aku adeknya sendiri."

Pipiku dia cubit agak keras. "Lain kali jangan gitu. Bilang aja terus terang. Aku kan bisa jenguk dia juga."

Aku menggeleng. "Aku nggak suka pamer sama dia kalau aku udah dapet yang lebih dari dia. Dia itu suka ngejelekin orang dibelakang. Aku nggak suka kalau dia cari poin minus dari kamu."

"Emang ada?"

Aku mengangguk. "Banyak," ujarku sok serius, padahal aku hanya bercanda.

Kiki menirukan ucapanku tanpa kata dengan mimik yang dibuat jelek. Dia tahu kalau aku sedang menggoda dia.

Ya ampun. Aku kok gemes jadinya sama Kiki.

"Sekarang dia sering sakit. Kamu juga lihat, kan, update story dia kayak gimana? Ternyata lebih parah kalau aku lihat dari dekat. Mungkin, kali ini dia agak gendutkan setelah kurus banget sama Haikal kemarin."

"Dia sakit apa, sih?"

"Sakit pikiran?"

Kiki menoyor kepalaku. "Yang bener kalau ngomong, ah. Dia nggak mungkin sakit begitu sampai bikin kamu panik pengen VCT."

Love Me HarderWhere stories live. Discover now