07

2.5K 164 8
                                    

Orang pacaran itu kaya apa, sih?

Kalau biasanya gue-elo, maka diganti dengan aku-kamu. Lebih sopan konon menambah bumbu romantisme. Iya?

Manggilnya ayank-beb.

Dengan jujur, aku nggak suka panggilan yang seperti ini. Pernah membaca artikel kapan gitu, kalau orang yang manggil pacarnya dengan "Sayang" yang sangat pasaran, biasanya rawan selingkuh. Lupa, deh. Garis besarnya sih kaya gitu. Dan oleh karena itu, aku nggak mau dipanggil Sayang.

Sayang sebenernya nama temenku. Serius. Namanya Sayang. Dan aku nggak mau dipanggil kaya dia.

Dan ini lebih ke tindakan pencegahan aja, sih. Jika orang itu punya panggilan sayang yang nyeleneh, dan tiba-tiba keceplosan manggil Sayang. Ya... tahu, lah, kalau kamu itu sebenernya sedang pacaran sama siapa.

Aku pernah punya pacar yang manggilnya Onyet dan Unyuk. Ya, dia pacar cowok LDR yang konon kata Mas Bayu itu pacar dunia khayal. Dunia embuh yang harus aku tinggalin karena sudah punya pacar yang nyata.

Mas Bayu nggak tahu gimana rasanya baper sama orang dunia maya, mungkin. Padahal, baper yang seperti ini adalah baper tingkat dewa. Mungkin, kalau menurutku, kalau orang bisa sayang walaupun belum pernah ketemu dan makin sayang ketika bertatap muka untuk pertama, bisa jadi orang ini punya cinta yang tulus. Karena cinta itu buta banget. Dia hanya tahu lewat dunia gemblung dan bisa sayang. Apalagi kalau sampai ketemu dan berlanjut.

Ya, kalau aku sih belum sempet ketemu. Karena masih muda dan pertama kali punya pacar cowok, jadinya ya... komunikasi emang nggak sehat. Jadinya, mending cukup di sana saja. Berteman aja. Meski kadang, temenan sama mantan itu nggak baik di awal-awal karena sering ingetin sama hal-hal manis yang pernah dilalui bersama. Hal itu yang biasanya memancing postingan foto di Instagram dengan hastag move on.

Dan..., kembali ke panggilan sayang sama pacar.

Bukannya aku mau bilang kalau cowok yang mau kepala tiga di awal tahun besok itu kuno, tapi kenyataan emang seperti itu. Mas Bayu, suatu malam ketika kita mau tidur—beda ranjang dan beda rumah tentunya—dan masih masa hangat-hangat tahi ayam hubungan kami, dia mengusulkan suatu panggilan sayang untukku. Dan aku merasa malu, sampai-sampai aku harus teriak di bantal untuk meredam suara.

Boleh nggak aku panggil kamu sayank? Kan kita udah pacaran.

Mau tahu balasanku? Please, jangan ketawa.

Harus, ya, Mas? Sayang tapi pakai huruf K dibelakang? Kan itu nggak ada di EBI.

Salahkan aku yang punya hobi nulis dan sok-sokan pinter Bahasa Indonesia. Dan ketika kamu cari KBBI sayank di Google pun, dia akan tetap tertulis : menampilkan hasil untuk KBBI sayang.

Nggak juga. Lha emang aku harus manggil kamu apa?

Kamu manggil aku Gygy aja sebenernya aku udah seneng, Mas Gembul.

:(( Kok Mas Gembul? Aku emang gendut banget ya?

Nggak. Kamu itu seksi. Hahaha. Maka dari itu, panggil kamu gembul. Karena kesan pertama aku lihat kamu itu gembul. Kontak kamu juga aku namai Gembulku. Hihihi.

Iya, deh. Gygy jenong. Kamu manggil aku Gembul, kan. Aku manggil kamu Jenong. Impas.

Dan terciptalah panggilan nyeleneh tapi membawa kesan lucu-lucu gimanaaa gitu. Bikin senyum-senyum sendiri.

Oh, mungkin ini yang namanya cinta. Cinta bisa bikin dunia yang mula-mula hanya berwarna hitam dan putih saja, kini semua spektrum melebur dan membias. Yang selama ini hanya sabana, kini menjadi Eden dan penuh bunga serta kehidupan.

Love Me HarderWhere stories live. Discover now