18. Convo with Hasna

1.4K 134 35
                                    

Mo tanyak: hari ini hari apa?

[]

Aku bekerja dengan pikiran tidak pada tempatnya. Sudah beberapa hari ini aku tidak fokus untuk melakukan apapun, kecuali memantau setiap obrolan yang masuk ke dalam Whatsapp Mas Bayu. Cuman melihat dengan siapa aja dia ngobrol dan nggak masuk ke dalam chat.

Kalau Mas Bayu, sih, nggak pernah ngebolehin aku pegang dan buka hape dia. Karena dia pernah bilang kalau dia nggak akan pernah buka hapeku karena hape itu privasi. Namun, kalau pada akhirnya ketahuan tentang apa yang dia sembunyikan selama ini.... Haruskah aku percaya dengan hal yang diomongin?

Hal pertama yang aku bisa pikirin adalah Hasna. Aku mencari nomor Hasna dan menyimpan untukku sendiri. Aku nggak tahu kenapa dan cuman kepikiran buat nyimpen. Siapa tahu bisa berguna untuk tanya sesuatu.

Aku nggak bilang sama Mas Bayu kalau aku tahu apa yang sedang terjadi dengan Whatsapp dia. Ya bego kali, ya, kalau aku bilang. Cuman, aku beruntung punya chat yang ada selama dia berada di Malaysia.

Intinya, dia pakai Blued karena sedang berada di Malaysia dan dia kenalan di sana dengan beberapa cowok. Bahkan sampai melakukan hubungan badan. Nggak cuman satu orang yang diajak kenalan, tapi beberapa. Bahkan pagi-pagi begini, dia ngajak vc dengan kenalannya.

Nggak tahu harus gimana. Cuman, aku ngerasain tiba-tiba pusing terus mual. Aku merasa jijik. Aku pingin nangis tapi malu kalau tiba-tiba nangis tanpa sebab.

Akhirnya, aku cuman ijin pulang cepet karena nggak enak badan. Juga aku bilang kalau aku nggak bisa ketemu Mas Bayu malam ini.

Udah. Sekarang aku di rumah, mengurung diri di kamar tanpa ngelakuin apapun. Aku juga nggak kuat buat stalking percakapan Mas Bayu sama cowok-cowok kenalannya itu.

[]

Aku ketiduran sampai bangun sekitar jam tujuh malam. Ada beberapa chat yang masuk dan aku fokus dengan chat balasan Mas Bayu.

Dia minta ijin buat pergi gym lagi. Udah lama dia nggak gym sejak sebelum kenal sama aku. Dia ngerasa gendutan.

Aku menyetujui apa yang dia minta karena itu hak dia buat sehat, kan? Aku setuju tanpa banyak omong. Biarin dia gym meski aku tahu dibalik itu ada apa-apa. Cukup tahu kalau di gym juga banyak cowok belok.

Bukannya nuduh atau gimana, tapi cowok yang suka gym dan olahraga emang lebih baik staminanya di ranjang. Cuman, jadi napsuan. Mereka gampang engas. Kayaknya gitu. Tapi sebagian besar, cowok engasan sih ya. Hahaha. Hanya bagaimana caranya kontrol hormon gitu, sih, kuncinya. Jangan sembarangan sama orang. Apalagi kalau kamu punya pacar. Plis, jangan mencelup dan dicelup sembarangan kalau kamu nggak mau dicap murahan.

Mungkin budaya di kota besar dan kota kecil berbeda. Cuman, nggak dibenarkan juga buat kalian asal-asalan celupin, kan? Nanti kalau sakit baru tahu rasa, lho. Apa cuman aku yang ngerasa begini? Atau ini hanyalan pemikiran sempitku terhadap hal kayak gini?

I mean, nggak ada salahnya kamu mau jadi siapapun kamu, tertarik pada siapapun, cuman kalau udah mau mencoba berkomitmen, setidaknya kamu jangan jajan sembarangan, kan? Hal kayak gini emang yang sering disalahpahami dan ngebuat kesan gay itu emang napsuan.

Semua orang napsuan, kok. Yakin. Kontrolnya aja yang berbeda. Ada yang diem-diem sange ada juga yang terang-terangan sampai mainin kelamin mereka di tempat umum. Sakit itu, mah. Kasihan mental mereka.

Duh, aku malah mikir kejauhan gini. Nggak guna emang ini otak. Mungkin aku yang terlalu kaku dan konservatif?

Terus aku kepikiran Hasna. Entah kenapa jari-jari ini mengetik dan mengirim perkenalan ke kontak Hasna.

Malam mbak Hasna. Ini Argya yang tempo kemarin dichat sama mbak di IG. Salam kenal.

Hasna membalas tidak lama kemudian.

-Saya ingat. Gimana, Mas? Ada yang bisa dibantu?

Saya nggak pesen brownies nih, Mbak. Gapapa, ya. Cuman pingin tanya-tanya aja, boleh? Mungkin mbak udah tahu kemana topik ini berjalan kalau aku bilang topiknya Mas Bayu.

-Hahaha. Iya nggak papa. Mau tanya apa? Kok saya jadi gugup.

Mbak kemarin ngerokin Mas Bayu, bukan, sih?

-Kok tahu? Hahaha. Maaf, nih. Kok pertanyaannya intim banget. Kamu emang siapanya Mas Bayu?

Aku pacarnya mbak.

-Lho, bukan Mas Yudha? Setahu saya Mas Bayu itu pacarnya namanya Yudha.

Yudha? Orang kota sebelah nggak, sih? Yang dikunjungi Mas Bayu sebelum ke Malaysia?

-Iya. Kamu juga tahu, toh? Eh, tapi beneran kamu pacarnya? Sejak kapan jadian?

Sejak pertengahan November. Kalau mbak Hasna sendiri kenal Mas Bayu sejak kapan?

-Awal November persis. Hahaha. Saya kaget. Nggak nyangka, Mas. Mau tanya apa-apa lagi? Atau saya yang tanya-tanya, nih?

Mbak Hasna kan tahu kalau Mas Bayu itu gay, kenapa mbak Hasna mau?

-Saya suka sama Mas Bayu. Terlepas dia gay, dia itu baik. Saya juga ikut perkumpulan perempuan yang pacar dan suaminya gay, Mas. Jadi saya banyak tahu dan ....

Semalaman aku berbagi cerita kepada Hasna tentang Mas Bayu. Aku tahu ini hal yang akan membawa dampak nggak baik ke hubungan kami bertiga. Cuman, aku berpikir kalau ini cara terakhir yang bisa kulakuin buat menguak.

Nggak baik juga, sebenernya karena kita juga nggak berhak buat menghakimi. Cuman, aku merasa kalau aku juga bener. Aku menemukan bukti-bukti yang bikin Mas Bayu nggak bisa mengelak lagi.

-Mas, makasih udah mau sharing sama saya. Saya semakin tahu dan banyak informasi. Saya cuman selalu berdoa kalau semoga saya mendapat kebaikan jika saya berbuat baik. Jika memang jodoh, dibukakan terus jalannya. Dan saya pikir, Mas tiba-tiba chat begini, hal itu juga merupakan salah satu cara Allah buat ngasih tahu saya.

Mbak nggak marah?

-Saya marah, Mas. Tapi ya gimana? Udah kejadian, kan? Saya juga kecewa. Kalau boleh dibilang jijik juga Mas. Ya itu hak kalian. Pilihan kalian. Dosa ya dosa kalian juga.

Iya mbak. Surga dan Neraka bukan urusan manusia, Mbak. Yang saya tekankan di sini adalah, selingkuh itu nggak dibenerin, kan? Itu aja. Urusan dosa dan neraka biar saya tanggung sendiri. Makasih udah ingetin.

Aku nggak tahu kalau Hasna nggak sepenuhnya sesabar ini. Dia di rumah pasti udah nangis-nangis. Yakin. Soalnya aku juga nangis.

Keesokan hari aku demam. Aku ijin nggak kerja dan cuman berada di kamar. Nggak mau sarapan dan sadar dari kegoblokan yang aku lakuan semalam. Bahkan, aku nggak bales chat Mas Bayu yang udah marah-marah karena aku melela ke Hasna.

Masa bodo. Sumpah.

Apakah aku masih akan bertahan dengan Mas Bayu?

Nggak tahu. Aku nggak bisa jawab. Dan nggak mau ngejawab sekarang.

[]

Mo tanyak: kalau kamu jadi Hasna, kamu bakal ngelakuin apa?

Love Me HarderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang