04.

3.5K 205 45
                                    



Semoga kalian dalam keadaan sehat dan dalam lindungan Tuhan.

Selamat membaca!

[]

Aku tidak menyangka ciuman pertamaku akan membuat aku sakit selama tiga hari.

Setelah merasakan rasa-rasa yang tidak aku suka di lidah akibat pertukaran saliva, aku tidak memiliki selera makan. Malah, aku selalu mengeluarkan kembali apa yang sudah masuk ke dalam lambung ketika aku mengingat momen malam itu.

Ketika ada fakta jika pria suka berpikiran kotor setiap detik, maka itu mungkin yang terjadi padaku sekarang. Aku masih memikirkan bagaimana rasanya ciuman pertamaku.

"Hoek!"

Maaf, aku kembali memutahkan isi perutku yang hanya berupa air mineral.

**

Aku mengajukan izin sakit selama dua hari. Malam setelah aku mendapat ciuman itu dan aku pulang, aku mutah-mutah langsung seketika sampai di kamar mandi rumah. Aku juga tidak bisa tidur. Parah. Bahkan saat aku mencoba memejamkan mata, otakku yang jahil ini selalu memunculkan gambaran-gambaran itu.

Lalu, ketika pagi datang, aku demam. Akibat tidak bisa tidur dengan nyenyak dan mungkin karena aku masih terbayang-bayang.

Dengan jujur aku bertanya kepada hati nurani : "Apakah aku bukan gay, sehingga aku bisa merasa jijik hanya dengan sebuah ciuman saja?"

Aku teriangat dengan Lazuardi yang pernah bilang jika ciuman hanyalah ciuman. Mau dengan pria atau wanita, kita hanya mengecap kulit. Berbeda jika dia menggunakan lipstik atau sehabis makan permen. Itu hanya akan menambah rasa saja.

Ciuman adalah soal bibir bertemu dengan bibir; kulit dengan kulit. Jika kita membuka mata, kita tidak akan merasakan nikmat. Hal tersebut dikarenakan indera penglihatan kita yang bekerja. Jika kita mengistirahatkan indera itu dan penciuman, serta memusatkan fokus pada indera peraba, konon, ciuman akan terasa nikmat.

Bibir kita lebih sensitif dari ujung jari. Aku merasakan hal tersebut. Juga, kita akan mencium feromon. Khas sekali, katanya. Dan malam itu aku hanya tidak siap. Aku tidak pernah punya pengalaman tentang sentuhan. Dan kamu tahu apa yang aku rasakan karena ketidaksiapan itu.

Oh, kalau ini mungkin benar. Untuk yang pacaran untuk pertama kali, mungkin ini yang kalian rasakan. Adrenalin kalian terpacu; dada kalian berdebar-debar; terangsang. Excited. Perut kalian akan penuh dengan ribuan kupu-kupu yang terbang dalam sekali waktu.

Aku terangsang malam itu. Itu malam pertama yang menegangkan dan mengakibatkan celana kita sempit. Sesak sekali. Dan Mas Bayu juga merasakan hal yang sama. Dia mengambil tanganku dan menaruh di depan resleting. Aku merasakan ada kelamin dia yang membesar dan panas.

Itu naluriah. Alami. Aku merasa hal itu tidak jorok. Kecuali kalian yang sudah punya pikiran jorok dan sekarang hendak onani karena membayangkan hal yang iya-iya.

Bagiku, itu adalah hal yang biasa dan bisa dijelaskan dengan ilmu. Dan aku membagikan ilmu kepada kalian agar tidak tersesat terlalu jauh dalam fiksi-fiksi romantis yang mengatakan jika ciuman itu sangat romantis. Tidak. Ciuman itu saling berbagi kuman melalui saliva. Apalagi jika pasangan kalian tidak merawat dengan baik giginya.

Namun, hal itu tidak akan mengganggu kalian jika sudah dihubungkan dengan apa yang namanya cinta. Cinta itu hal ajaib yang bisa mengubah tahi kucing menjadi hal seenak coklat. Dan perbedaan tipis banget antara cinta dengan hasrat seksual.

Dan, sekarang aku masih terkapar dan senyum-senyum sendiri ketika mendapati chatting dari Mas Bayu yang penuh dengan rayuan. Aku merasa ini konyol, lebay dan mengganggu. Namun, karena sepertinya aku merasa ada benih-benih cinta, hal ini menjadi wajar. Bahkan aku merasa hal ini terlihat manis.

Love Me HarderKde žijí příběhy. Začni objevovat