14. Hasna Tahu Tentang Kami

1.4K 123 98
                                    

Selamat pagi, selamat siang, selamat sore dan selamat malaaam! (ala-ala meja gunjing)

Ada yang nonton meja gunjing nggak? Aku penonton setia, nih. Asli, ngakak abis topik bahasan mereka tuh.

Eniwe, selamat membaca, ya! 

Kali ini mau tanya di awal:

Kalian mau nggak berbagi hati sama orang lain?

[]


Dear, Lazuardi...

Pacarku mau ke Malaysia tiga hari. Aku cuman ngasih tahu hal ini, sih.

Kamu dimana, mong-ngomong. Aku kangen sama kamu. Kangen berat. Aku nggak tau siapa lagi yang bisa aku curhatin selain kamu.

Setelah aku punya pacar, kamu kok hilang. Bukannya aku ini adek kamu sekarang. Karena emang kita tahu kalau hubungan kita nggak bisa lebih dari ini.

Aku udah nggak obsesi dengan kamu, kan. Aku juga nggak pernah ada niatan rebut kamu dari dia. Toh kalian jg merupakan dua orang yang menginspirasiku buat punya hubungan jangka lama.

Eniwe, aku butuh pendampingan, deh. Aku ini kurang pengalaman dan wawasan dalam soal bercinta, pacaran dan membangun sebuah hubungan. Nggak seperti kalian yang sudah banyak makan asam garam. HAHAHAHA. Karena di Google tuh kayaknya mitos, deh. Aku perlu jawaban yang nyata dari kalian.

Pap, aku apa harus ngomong semua hal yang ganjel, ya? Apalagi sekarang dia tuh ternyata punya yang lain. Cewek, Pap. Aku bisa apa sih? Apa aku kudu terima-terima aja? Tapi dia mau kalau kita punya hubungan yang lama. Tapi aku juga nggak siap kalau ditinggal nikah. Tapi siap aja sih. Aku bakal relain. Tapi aku bingung ngomong sama dia.

Bales, ya, Pap. Papa Lazuardikuh <3

Salam sayang,

Dedek gemas kalian


[]


Argya : Ini Argya. Gimana ya Mbak?

Hasna : Oh, ini Argya? Nggak kenapa-napa. Salam kenal ya Mas.

Argya : Iya. Salam kenal, Mbak Hasna :- )

Hanya sebegitu aja sudah bikin aku merinding disko karena tiba-tiba dapat pesan dari Hasna. Aku nggak tahu, deh, tujuan Hasna tiba-tiba melakukan obrolan denganku. Dan dugaanku yang sementara ini kemudian terbukti ketika sore.

Sore ini hujan dan aku sudah mandi. Aku males kalau harus ke warung, tapi Mas Bayu masih butuh tenaga. Memang dia sudah dapat tenaga baru untuk membantunya berjualan, tapi belum sepenuhnya bagus. Pegawai barunya ini masih muda. Usianya baru lulus SMA, tapi dia hanya lulusan SMP. Dan memang Mas Bayu bukan tipe yang mudah bergaul dengan karyawan, bahkan namanya saja dia sering lupa.

"Kan udah ada Nopal, Mas. Aku udah nggak terlalu dibutuhin tenaganya, kan?" tanyaku. Aku mulai menyuarakan suara-suara yang tertahan di hatiku. "Aku capek, lho."

"Ya kamu nemenin aku, dong, Nong. Kamu juga ngapain kalau di rumah, sih?" tanya Mas Bayu.

Aku diam, tidak mencoba berdebat. Aku capek beneran buat berargumen. Sudah capek dengan kerjaan yang sudah begitu banyak di kantor, masa harus berdebat dengan pacar sendiri. Nambahin beban di hati, kalau aku boleh bilang.

"Kamu tahu Hasna, nggak?" tanya Mas Bayu yang aku iyakan. "Dia tahu kalau aku gay."

Dari yang mula-mula aku menghadap ke depan dengan tatapan jengkel, kini fokusku sepenuhnya aku beratkan ke Mas Bayu. Aku kaget sekaligus bertanya-tanya.

Love Me HarderNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ