"Gak usah," jawab Prilly cepat. "Hm, maksunya gue bawa mobil sendiri. Jadi gak usah," katanya lagi dengan nada lebih santai. Brandon mengangguk, lalu keduanya keluar bersama dari restoran tadi dan berpisah dilobby utama. 

--- 

Lagi-lagi Ali dibuat kesal karena salah satu fansnya mengirimkan foto Prilly dan Brandon keluar dari sebuah restoran ke instagramnya. Bukan hanya satu foto tapi ada beberapa. Dari awal mereka masih didalam restoran, walaupun tidak begitu jelas tapi sangat terlihat kalau itu Prilly dan Brandon. Katanya lagi distudio dan gak ada Brandon? Tapi ini malah ketangkap fans lagi keluar restoran. Berduaan doang pula, katanya dalam hati. 

Ali segera meminta izin dengan staf produksi disana untuk beristirahat, karena ia tahu kalau ia paksakan untuk melanjuti shooting, pikirannya pasti akan semakin kacau.

Katanya lagi distudio. Kok tiba-tiba keluar dari resoran sama BRANDY? Oh mungkin studionya pindah ke mall ya? Ali menambahkan foto candid Prilly dan Brandon yang sedang berjalan keluar dari restoran.

Tadi diwhatsapp gak dibales. Sekalinya ngabarin malah marah-marah. Tanya dulu kali kenapa bisa sama Brandon, jangan suka berasumsi sendiri. 

Nih anak! Seharusnya kan gue yang marah. Kenapa jadi dia yang sewot? 

Gak usah nanya juga kayaknya udah kelihatan jelas kalo abis hang out. Hati-hati ada wartawan nanti gak bisa ngelak loh, soalnya buktinya udah kuat banget. katanya menyindir Prilly. Tidak lama kemudian handphonenya berbunyi. Ia melihat nama penelepon. Prilly. Ali membiarkan handphonenya terus berdering, ia sedang malas berbicara dengan Prilly. 

Sudah 3 kali telepon Prilly ia abaikan. Ali takut jika nanti ia berbicara dengan Prilly, emosinya semakin meledak. Yang membuat Ali kesal adalah Prilly sudah tahu bahwa wartawan sedang giat membicarakan ia dengan Brandon, tapi anak itu malah terang-terangan keluar dari restoran berdua. Seharusnya ia bisa menjaga perasaan Ali kalau ada berita dirinya dengan Brandon dimedia. 

ANGKAT TELEPON!!!!! kata Prilly lewat pesan singkat yang kirimnya untuk Ali. Namun Ali masih mengabaikannya, kemudian ia mendengar namanya dipanggil oleh asistennya menandakan ia harus segera bersiap untuk shooting kembali. 

---

"ALIIII LO KENAPA SIH?" teriak Prilly didalam kamarnya. Tangannya masih sibuk memencet nomor handphone Ali, dan meneleponnya. Namun Ali masih tidak mau mengangkat teleponnya. Ia tahu Ali memang sedang marah, tapi gak biasanya Ali marah sampai selama ini. Sampai malam ini Ali belum mau membalas pesan atau mengangkat teleponnya. 

Prilly mencoba sekali lagi, berharap kali ini Ali mau mengangkat teleponnya. Karena ia tidak tahan tak berbicara dengan Ali. Sambil menunggu telepon diangkat, Prilly berdoa dalam hati semoga Ali mau mengangkat teleponnya. 

"HA...."

"Nomor yang anda tuju tidak dapat menerima panggilan anda. Silahkan coba beberapa saat lagi," terdengar suara operator.

Yaudah terserah. 

Prilly menyerah. Biasanya Ali kalau  marah itu hanya selama satu-dua jam, tapi kali ini berbeda. Hampir satu hari Ali marah. Dulu waktu mereka masih satu lokasi, kalau Ali marah Prilly dengan mudah menghampirinya dan memberinya senyuman paling imut milik Prilly agar Ali luluh dan tidak marah lagi. Kalau sekarang Prilly main kelokasi shootingnya, ia takut kalau Ali tidak mau bertemu dengannya. Masa iya, Prilly diam saja disana seperti orang hilang?! 

Prilly menenggelamkan wajahnya dibantal, memaksa pikirannya agar jangan terlalu memikirkan masalah ini. Ia butuh istirahat. 

---

Yaudah terserah.

Ali membaca pesan Prilly. Sorry Prill, bukannya gak mau angkat telepon lo. Tapi daripada gue bentak-bentak lo, mending kita gak ngomongkan? pikirnya. 

Ali mulai berpikir apa ia harus segera menyatakan perasaannya kepada Prilly dan melabeli gadis itu sebagai miliknya?! Karena lama-kelamaan ia sendiri mulai takut kalau Prilly meninggalkannya, walaupun ia tidak yakin akan hal itu. Bagaimana kalau Prilly memang sedang dekat dengan Brandon seperti ia dekat dengan Ali? Kalau Prilly tiba-tiba meninggalkan Ali, Ali tidak bisa menahannya karena Ali bukan siapa-siapa Prilly. Bisa saja hal itu terjadi mengingat ia dan Prilly tidak ada ikatan apa-apa. Ia mulai ragu dengan ucapannya bahwa status itu tidak penting. 

Ali memutuskan akan berbicara langsung dengan Prilly tentang masalah ini. Ia tidak ingin masalah ini sampai berlarut-larut. Hanya karena Brandon, orang yang baru 1 bulan Prilly kenal, ia dan Prilly menjadi sering bertengkar. Padahal sejujurnya, ia tidak bisa mendiami Prilly seperti itu. Bagaimana bisa Ali berlama-lama mendiami Prilly? Terlalu rindu jika tidak mendengar suaranya satu hari saja. 

*** 

p.s. : For those who vote, thank you so much. I appreciate :)

-J

Sweetest DrugWhere stories live. Discover now