Picnic!

16.1K 550 1
                                    

Hari yang Ali tunggu-tunggu akhirnya datang. Setelah mencari hari saat jadwal ia dan Prilly sedang kosong, akhirnya mereka sepakat pergi hari ini. Prilly yang akhirnya mengalah menunda jadwal rekamannya, mengingat jadwal Ali yang tidak mungkin diganggu-gugat.

Ali hendak mengajak Prilly pergi namun ia belum memberitahu gadis itu mereka akan kemana. Dari pagi Ali sudah bersiap-siap, membawa keperluannya seperti tikar, box berisi air minum, bantal semua sudah ia taruh didalam mobilnya. Khusus makanan, ia menyuruh Prilly yang memasak. Walaupun Prilly penasaran kenapa ia disuruh memasak dan terus bertanya kepada Ali, Ali tetap tidak memberitahunya.

Gue udah mau jalan. Udah rapih kan? Bunyi pesan Ali untuk Prilly. Setelah berpamitan dengan Mamanya, Ali pun pergi menuju rumah Prilly. Ada yang beda dengan Ali hari ini.... Ia membawa mobil sendiri tanpa supirnya. Ia tidak ingin ada yang ganggu kencannya dengan Prilly hari ini.

Ali tidak bisa menghilangkan senyum dari bibirnya, membayangkan bagaimana reaksi Prilly jika nanti mereka sampai ditempat tujuan mereka.

"Hai," sapa Ali ketika sampai didepan pintu rumah Prilly. Memandangi gadis itu dari atas sampai bawah. Hari ini Prilly memakai rok diatas lutut rambutnya dibiarkan tergerai. Ali tersenyum menyadari betapa cantiknya gadis yang berdiri didepannya itu.

Prilly memandang kebalik punggung Ali, heran. "Lo bawa mobil sendiri?"

"Iya, kenapa?"

"Tumben. Sebenernya kita mau kemana?"

"Udah ikut aja. Mana makanan yang gue suruh kemarin?" Prilly menunjukan semua keperluan yang sudah ia siapkan sejak subuh tadi. Ali dan Prilly memasukkan beberapa box berisi makan kedalam mobil Ali.

Ali dan Prilly pun pamit kepada Mama Prilly. Prilly masih memandang Ali aneh saat mereka sudah duduk didalam mobil Ali. Ali yang sadar dipandang Prilly, ia menoleh lalu mendekatkan dirinya ke Prilly, memakaikan gadis itu seatbelt-nya.

"Handphonenya tolong dimatiin ya," suruh Ali.

"Mau ngapain? Nanti kalau ada yang penting gimana?"

"Ya udah kalau gamau dimatiin, disilent aja,"

"Yaudah bilang dulu kita mau kemana?"

"Kita mau piknik," kata Ali menekankan kata-katanya.

"Iya dimana?"

"Rahasia," Prilly membuang pandangannya dari Ali, kesal karena Ali masih merahasiakan tempat yang akan mereka tuju.

Ali mulai menyalakan mesin mobilnya, lalu memutar album Tulus didalam mobilnya. Sepanjang perjalanan Ali bernyanyi tidak jelas, sesekali mencubit pipi Prilly yang sedang melihat pemandangan.

"Masa mau kencan mukanya bete gitu?" sindir Ali.

"Ya lagian kasih tahu dulu tempatnya," kata Prilly sinis.

"Tempatnya di..........hatiku," goda Ali memamerkan giginya.

"Gak lucu."

"Tinggal nikmatin aja, nanti juga tahu sendiri. Tuh dengerin tuh Tulus lagi nyanyi," katanya mengusap pipi Prilly. Lalu tangannya memegang tangan Prilly yang sedang berada dipahanya. Ia memainkan jari-jarinya gadis itu.

"Li, masuk tol?" tanyanya panik. Ali hanya mengangguk. "Li kita keluar kota?"

Ali mengangguk lagi. "Tapi gak jauh kok,"

"Ini beneran gapapa, Li?" tanyanya ragu.

"Ya gapapalah, sayang" ujar Ali, pandangannya masih tetap fokus ke jalanan. Prilly yang mendengar kata 'sayang', langsung melotot kaget kearah Ali.

Sweetest DrugWhere stories live. Discover now