part twenty-three✔

29.5K 1.7K 117
                                    

Happy Reading

⤵⤵⤵

"Kamu tau, de? Gara-gara istri dia, ayah jadi kecelakaan tau gak!?" Amarah Dimas memuncak.

Cloudy menutup mulut dengan kedua tangannya. Menatap Dimas dan Vino bergantian. Dari sekian banyak laki-laki yang ia kenal, kenapa mesti Vino yang harus berada diposisi itu.

Cloudy merasa kecewa dengan dirinya sendiri, dengan kakaknya bahkan dengan ayahnya yang sudah sekian lama memberikan bekas luka padanya.

Dimas menyeret Cloudy agar masuk ke mobilnya. Tapi Cloudy tetap berontak. "Bentar Mas, aku mau bantuin kak Vino dulu" Ibanya.

"Ga, Mas udah bilang sama kamu berapa kali, jangan pernah berhubungan dengan lelaki itu. Sekarang kamu masuk ke mobil!" Perintah Dimas lagi.

"Mas, beri aku kesempatan terakhir buat bantu dia" Pinta Cloudy.

"Sekarang masuk Cloudy!" Dimas menarik tangan Cloudy memasuki mobil Dimas. Meninggalkan Vino.

Vino berdiri memandang mobil Dimas yang mulai menghilang. Begitupun dengan separuh hatinya. Sekarang dirinya kepikiran dengan anaknya.

'Bagaimana jika Lovely menanyakan tentang Cloudy?' bathinnya.

Cloudy berhasil menghancurkan hatinya, seolah kebahagiaan kemarin hanyalah semu. Vino berteriak melepaskan sesak di dadanya. Tapi ia tak ingin menyalahkan keadaannya, seperti keberadaan Lovely sebagai salah satu anugrah dalam hidupnya.

Vino pun mulai meninggalkan taman dengan rasa tercabik-cabik. Bukan untuk pulang ke rumah tapi melainkan menuju Caffe. Dia ingin menenangkan pikirannya sebelum bertemu mamanya.

Jika beliau melihat mukanya yang membiru, pasti nampak kecemasan dalam pikirannya. Ia tak ingin membebani mamanya. Cukup dirinya saat ini yang merasakan sakit.

Saat sampai di caffe, Vino meminta es batu dan kain untuk mengompres area bibir dan pipinya. Jika masih belum hilang, mau tak mau ia harus tidur di Caffe.

Sementara ditempat lain, Cloudy masih menangis. Sampai di rumah Dimas, Cloudy dimasukkan ke kamarnya tanpa bertemu Bella atau Kaisar.

"Sekarang kamu tinggal disini. Segala keperluan kamu udah Mas siapin, termasuk baju-baju kamu di apartemen. Mungkin besok tiba oleh orang suruhan Mas. Jadi jangan coba macem-macem"

Dimas meninggalkan Cloudy, sebelum sampai menutup pintu, Cloudy bersuara. "Salah aku apa?"

"Salah kamu, kamu berhubungan dengan laki-laki yang menghancurkan keluarga kita"

"Itu urusan Ayah, itu masalah Ayah, bukan aku!" Teriak Cloudy.

"Kamu salah makan? Sejak kapan kamu berani sama Mas hah!? Sejak kapan kamu belain dia?"

"Emang Mas bisa tau siapa yang salah disini?"

"Mas ga peduli, intinya Mas ga suka kamu berhubungan lagi sama dia. Kamu bisa pilih laki-laki yang lain, masih banyak di luaran sana"

"Kita ga bisa mengatur hati memilih siapa. Dia memilih sendiri Mas. Tanpa logika"

"Mas ga mau bahas itu, kamu tidur dulu" Dimas menutup pintu  kamar.

Cloudy menangis meraung-raung di kamarnya. Mengacak dan membanting semua barang di depannya. Mengingat ayahnya yang berselingkuh. Membuat luka lamanya terbuka lagi. Ingin kembali kepelukan Vino pun belum tentu diterima lagi setelah ia tau dirinya adalah anak dari laki-laki yang berselingkuh dengan istrinya. Disisi lain, ada kakaknya, Dimas yang terlalu protektif sehingga membuatnya bersikap otoriter. Seperti image 'kakak yang sayang adiknya' lenyap sudah. Malah ikut menggoreskan luka padanya.

My admirer of the little girl [END]Where stories live. Discover now