part twenty-two✔

30.2K 1.7K 107
                                    

Happy Reading

⤵⤵⤵

"Jadi, ini yang kamu bilang sakit, de!?"

Suara yang mengintimidasi terdengar didalam apartemen Cloudy. Dengan wajah pucat, ia mencari orang yang suaranya bersumber dari dapur.

Dimas yang terduduk santai dibangku mini bar dengan minuman dinginnya diatas meja, tak kalah dingin dengan tatapannya. Seperti siap menghunus siapa saja yang dilihatnya.

"Kenapa ga jawab!?" Tanyanya lagi.

"Dah puas mainnya?"

"Mas tunggu kejujuran kamu malam ini" Perintah Dimas sambil pergi meninggalkan Cloudy.

Cloudy hanya duduk tak bergeming. Hancur sudah kebahagiaan yang ia rasakan tadi sampai tak tersisa.


⤵⤵⤵

Cloudy sudah duduk dihadapan Dimas dengan kaku. Tatapan Dimas sudah melunak, berbeda dengan tadi pagi, tapi tidak mengurangi atmosfer dinginnya. Mencoba memberikan adiknya kesempatan untuk berbicara sendiri tanpa paksaan.

"Kamu mau cerita sendiri atau Mas yang nanya?" Ucap Dimas mulai tak sabar karena sedari tadi adiknya ini hanya duduk terdiam.

"Aku yang bicara dulu" Ucap Cloudy. Ia sudah berjanji akan jujur kali ini. Bukan karena apa, ia tau kakaknya seorang perfeksionis. Bahkan seolah Cloudy takut dengan bayangan yang belum pasti. Takut akan sebuah penolakan. Sedangkan di keluarga Vino, ia diterima dengan tangan terbuka.

"Aku sebenernya sudah punya pacar..." Ucapnya terjeda, menelan ludahnya kasar. "Ia seorang duda yang memiliki anak perempuan yang lucu" Lanjutnya lagi dengan sedikit tersenyum samar dibibirnya.

"Hmm... Kami sudah menjalin hubungan kurang lebih setengah tahun" Cloudy terdiam, memikirkan omongan apa selanjutnya yang akan ia keluarkan dari mulutnya. Seperti sebuah hafalan yang hilang dalam ingatannya.

"Sudah!?" Pancing Dimas. Cloudy mengangguk pasrah, dirinya bingung ingin berkata apa lagi.

"Kalau Mas boleh ngasih saran ke kamu, mending kamu putusin Vino Erlangga itu sebelum kamu menyesal" Ucap Dimas mantap.

Cloudy menatap kakaknya kaget. Bagaimana kakaknya tau kalau kekasihnya selama ini adalah Vino Erlangga.

"Mas kasih waktu ke kamu seminggu untuk memutuskan hubungan kamu dengan laki-laki itu. Dan mulai minggu depan kamu tinggal di rumah Mas. Semua ini demi kamu dan Mas berharap tidak ada penolakan" Ucapnya lagi.

Belum sempat Cloudy menghilangkan keterkejutannya, ia sudah harus menelan pil pahit. Hubungan yang belum lama ia jalin sudah harus berakhir dengan mengenaskan. Hubungan pertamanya pada seorang laki-laki dengan serius. Bagaimana jika dirinya rindu dengan Lovely ataupun sebaliknya. Apakah dirinya tak pantas merasakan kebahagiaan?

Baru kali ini hidupnya merasakan kebahagiaan lagi selepas kepergian ayahnya yang menyakitkan hati keluarganya.

"Ayo, Mas anter ke apartemen. Mungkin kamu bisa berpikir jika sendiri. Dan besok kamu tetap harus kerja walaupun ada masalah ini. Cukup hari ini kamu bolos"

My admirer of the little girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang