"Ya?" tanya Rachel tanpa berniat melepaskan genggamannya dari Sehun.

"Boleh bicara sebentar?"

"Maaf, Kak. Sehun udah nungguin dari tadi. Kasihan, dia udah lapar. Bicaranya setelah Sehun makan aja kalau memang penting," jawab Rachel kemudian menarik tangan Sehun pergi dari sana.

Membuat Sehun jadi bertanya-tanya. Kenapa? Biasanya sesibuk apa pun Rachel, perempuan itu akan memberikan waktunya pada Baekhyun.

Bahkan pernah perempuan itu membuat Sehun menunggu selama dua jam hanya karena mengobrol dengan Baekhyun.

"Tumben, Chell."

Rachel menatap Sehun. "Hm?"

"Tumben senior kesayangan kamu ditolak," sindir Sehun.

Rachel terkekeh pelan. "Kamu lapar. Makanya aku tolak."

"Biasanya juga dia jadi prioritas."

Rachel mengeratkan genggamannya pada Sehun. "Tidak selamanya orang yang diutamakan itu adalah prioritas. Kadang ada hal yang diutamakan, tapi bukan prioritas. Mereka diutamakan karena memang kedudukannya penting. Namun, bukan berarti dia adalah prioritas. Mengerti?"

"Aku bagaimana?"

Rachel melirik Sehun sejenak, senyum cantiknya terbit. "Kamu merasa jadi apa selama ini?"

"Jadi penguntit."

Tawa Rachel meledak saat itu juga, membuat orang-orang memperhatikan dirinya termasuk Sehun.

Dia adalah Amanda Rachelia Withlove. Sosok yang terkenal dingin. Jangankan tertawa. Senyum pun jarang. Tapi, dia tetaplah sosok ramah jika sudah kenal baik dengan orang lain.

"Astaga, Sehun," ucapnya sembari menyeka air matanya.

"Lucu?"

Rachel mengangguk. "Iya. Lucu."

"Aku serius, Achell. Aku ini apa."

"Ya aku udah bilang sama kamu, kamu ngerasa apa."

"Jujur, aku merasa kalau aku itu pengganggu buat kamu."

"Terus, kenapa masih di sini kalau merasa mengganggu."

"Karena berapa banyak pun kamu mengeluh tentang aku yang mengganggu kamu, kamu tetap ada dan nggak pernah nolak aku. Di situ kadang aku berpikir kalau kamu ngehargain aku meskipun kamu suka marah-marah."

Rachel tersenyum manis. "Sok banget, sih. Dasar pengganggu," ujarnya sembari terkekeh pelan.

Keduanya mengobrol selama perjalanan.

Memperlihatkan hubungan mereka yang mulai membaik pada orang-orang sekitar.

***

Angin berhembus kencang, menerbangkan anak rambut Rachel yang sudah ke mana-mana.

Perempuan itu berdiri di depan rumahnya dengan tampang datarnya. Ditemani oleh sosok kakak tingkatnya di kampus yang juga berdiri dengan wajah datarnya di hadapan Rachel.

Sweet But Psycho (RSB 7) Sudah Terbit ✔Where stories live. Discover now