05. I have crush on you

1.9K 320 36
                                    

Sabtu Ceria, merupakan agenda rutin tiap akhir bulan di SMA Epsilon. Kegiatan mereka bulan ini adalah tanding futsal antar angkatan dan akan diakhiri oleh penampilan ekstrakurikuler modern dance. Sesuai dengan namanya, kegiatan itu dilakukan pada hari Sabtu. Semua murid diwajibkan datang ke sekolah sebab absensi tetap diberlakukan.

Rainne sebenarnya malas datang ke sekolah, dikarenakan ia cukup risi dengan keadaan sekolah yang menurutnya agak chaos seperti sekarang ini. Namun, ketimbang mati bosan di rumah, rasanya masih lebih baik ia datang ke sekolah lagipula, ia sudah terlalu sering absen.

Alih-alih ikut memeriahkan dan menonton penampilan dari eskul modern dance, Rainne malah nongkrong di kantin bersama Gaby dan tiga siswa lainnya. Kelimanya duduk di satu meja panjang dan tengah asyik bermain DOD.

"Puteran terakhir, Naomi!" seru Riki sambil menujuk Rainne yang baru saja menyesap jus jeruk.

"Siapa nih yang bakal ngasih dare?" tanya Hilman bersemangat.

"Gue! Gue belum ngasih dare loh dari tadi," sahut Gaby. Gadis itu tersenyum setan pada Rainne.

Melihat senyum Gaby yang seperti itu. Feeling-nya benar-benar tidak mengenakan. Apalagi setelah dare yang sebelumnya Rainne berikan pada Gaby untuk menelfon Bu Novita yang berakhir kena semprot. Ia yakin pembalasan dendam dari Gaby akan sangat tidak menyenangkan.

"Yaudah apaan dare-nya," tantang Rainne sambil mempertahankan ekspresi santainya sebab ia tidak mau menunjukkan pada Gaby jika ia sedikit takut.

"Oh, gampang kok. Gue cuma mau lo confess sama Angkasa sekarang juga."

"Hah? Angkasa? Anak kelas IPA unggulan itu bukan? Si Razza Angkasa?" tanya Gery sambil menatapi Rainne dan Gaby tidak percaya. Begitupula dengan dua lelaki lainnya, mereka menujukkan wajah penasaran yang kompak.

"Lah, ternyata lo suka sama si Angkasa? Lo waras Naomi?!" Riki bersuara.

"Bukannya kemaren lo jalannya sama si Willy?! Kok jadi si Angkasa dah?" Hilman bingung sendiri.

"Aduh kenapasih kaget amat lo pada? Liat aja deh ntar!" kata Gaby sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

Sial, Gaby!

Temannya itu memang terbuat dari saripati iblis. Ia sangat tahu cara yang tepat untuk balas dendam dan membuatnya malu. Boro-boro mau ngungkapin perasaan, mencoba menyapa Angkasa saja ia sudah dicuekin.

Bahkan yang lebih parah, nomornya baru saja diblokir oleh Angkasa saat dirinya mengirimi pemuda itu pesan selamat pagi, selamat siang, selamat malam, selamat tidur, dan berbagai spam pesan penuh perhatian lainnya. Memang menyebalkan sekali si Angkasa itu. Bahkan pesan dari Rainne itu tidak dibalas sama sekali, dibaca saja tidak, tapi tahu-tahu nomornya diblokir.

Mengepalkan tangan, Rainne kembali kesal mengingat itu. Ini kali pertamanya seorang laki-laki bersikap begitu terhadapnya dan sialnya lagi, justru cowok yang disukainyalah yang bersikap menyebalkan seperti itu.

Sungguh, Rainne jadi semakin berapi-api untuk mengusik Angkasa sampai cowok itu me-notice dirinya.

"Ok," ujar Rainne mantap. Ia akan menyanggupi tantangan dari Gaby. Seperti yang pernah ia katakan, karena ia sudah terlajur basah, lebih baik ia nyebur saja sekalian.

Berdiri dari tempat duduknya, Rainne langsung pergi dari kantin meninggalkan teman-temannya. Ia berjalan di koridor dan mencari-cari sosok Angkasa. Beruntung sekali, ia tidak perlu mengitari sekolahnya yang memiliki luas 23500 meter persegi itu untuk menemukan sosok Angkasa.

Tidak jauh dari area lapang utama, tepatnya di depan ruang guru, ia melihat sosok Angkasa tengah berdiri sambil berbicara dengan teman-temannya.  Rainne tersenyum licik. Ia lalu berlalri menuju bagian soundsystem dan menghampiri anak OSIS yang berada di sana.

Dear AnonymousWhere stories live. Discover now