ROH => JAWABAN

93 13 2
                                    

Seketika suasana kantin menjadi sunyi dan tenang kek kuburan. Aku dan teman-temanku terkejut akan apa yang diucapkan Kenzo.

Bahkan Kelvin yang sedang minum. Tersedak karena ucapan Kenzo yang tiba-tiba itu.

-----------------------------------------------------------

“Gila ya lo?” jawabku.

“Gue waras Ana. Seratus persen waras. Gimana lo mau ngga jadi pacar gue? Capek tau gini terus nanti kaki gue patah,” canda Kenzo.

“Ogah!” tolakku.

“Wanjir ditolak mentah-mentah. Biasanya nih Kenzo nembak cewe ngga pernah di tolak eh dia ditolak pen ngakak gue,” ucap Agnes.

“Hhh! Keknya susah ya naklukin hati lo Na. Gue mesti kerja keras nih,” ucap Kenzo kemudian berdiri dan melanjutkan makannya.

Tidak ada yang memulai pembicaraan denganku ataupun dengan Kenzo. Maybe mereka takut atau ngasih waktu buat aku dan Kenzo mikir.

Karena sibuk dengan pikiranku sendiri aku tidak sadar bahwa makananku sudah habis dan aku menyendokkan udara kosong.

Tiba-tiba ada sendok lain yang masuk ke mulutku. Membuatku tersadar dan tersedak.

“Astoge lo napa?” tanya Airin.

“A-air,” ucapku dengan susah payah.

“Nih minum yang banyak tapi despacito,” ucap Kenzo yang ntah sudah dibelakangku.

“Kok despacito?” tanya Ali.

“Kan artinya pelan-pelan sama aja kan berarti,” ucap Kenzo dengan polosnya.

“Lo polos atau pea sih?” kesalku.

“Hm apa ya. Gue juga ngga tau sayang,” balas Kenzo mencubit pipiku.

Plak

“Njir sakit Ana!!” teriak Kenzo.

Yap! Aku menampar Kenzo dengan kuat hingga membekas tanganku di pipinya itu. Karena hal itu semua orang tertawa termasuk aku.

“Ana!! Lo harus tanggung jawab!” ucap Kenzo kesal.

“Lah ngapain? Gue ngga buat lo bunting kenapa gue harus tanggung jawab ke lo?” ucapku dengan wajah polos.

“Anjir berarti Kenzo transgender dong,” ucap Kelvin mengundang tawa semua orang minus Kenzo.

“Pokoknya lo ha—“

Kring

‘Alhamdulillah akhirnya bel masuk penyelamatku' batinku senyum-senyum gaje.

“Heh nyet! Lo kerasukan ya?” ucap Stave.

“Mau gue tampar juga?” tanyaku.

“Ampun ndoro,” balasnya.

Aku harus lari secepatnya dari sini. Hitungan ketiga yang aku hitung dalam hati. Aku melesat kembali ke kelas. Meninggalkan Kenzo yang mengnganga dan yang lain tertawa.

“Heh mau kemana lo?!” teriak Kenzo yang aku lihat berlari menyusulku.

“Mampus!” lirihku.

Dengan cepat aku menambah kecepatanku dan berhasil aku sampai di kelas terlebih dahulu. Aku membersihkan keringat dan duduk dengan santai.

“Ilyana Kyler Kaeda!!” teriak Kenzo membahana.

“Kenapa?” tanyaku dengan tampang yang aku buat sepolos-polos dsn seimut-imutnya.

Dengan gerakan cepat Kenzo mengambil tasnya dan melempar tas Agnes. Aku sangat deg-degan karena dia duduk di sampingku dengab wajah yang keliatan kesal.

“Akh! Sakit njir!” ucapku karena Kenzo mencubit kedua pipiku.

“Lo itu paling bisa buat gue kesel ya! Lo harus dapet hukuman dan ini hukuman lo!” ucap Kenzo mengencangkan cubitannya.

“Akh sakit kenzo!!” teriakku.

Dengan cepat Kenzo melepaskan cubitannya. Dan tanpa disangka Kenzo melakukan hal yang tidak aku duga.

Dia mengelus pipiku yang memerah dengan lama. Sedetik kemudian dia mendaratkan ciuman di kedua pipiku yang memerah. Hal tersebut sontak membuat seisi kelas riuh.

Bagaimana tidak? Aku dan Kenzo yang notabenya musuh bebuyutan tiba-tiba dia berlaku manis ke aku.

“Astoge! Katanya ngga pacaran tapi ini apa buktinya?!” teriak Stave dengan alay.

“Bacot!” ucapku dengan Kenzo bersamaan.

“IH KENZO BRENGSEK!!” ucapku mendorongnya sekuat tenaga hingga Kenzo terjengkang kebelakang.

“Astaga sayang. Gue Cuma cium lo ngga lebih tapi reaksi lo seakan-akan gue melakukan yang iya-iya ke lo,” ucap Kenzo.

“Tidak-tidak bukan iya-iya Kenzo!”teriakku.

Sedetik kemudian kami semua diam. Bagaimana tidak guru IPA sudah didepan pintu.

Kami mengikuti pelajaran dengan khidmat. Eaa kek apa aja. Namun saat sedang menjelaskan. Pintu kelas diketuk dan munculah sebuah sosok.

“Permisi bu,” ucap Brian.

“Ada apa?” tanya Bu Lilis.

“Mau manggil Ana bu. Ada keperluan sama Ana,” ucap Brian.

“Lo janjian sama Brian? Kok lo kagak kasih tau gue sih?” bisil Kenzo sebal.

“Gue juga ngga tau dodol,” bisikku.

“Selesai jam?” tanya Bu Lilis.

“Satu jam pelajaran bu,” balas Brian.

“Ya. Silahkan,” jawab Bu Lilis.

“Ayo Na!” ajak Brian.

“Permisi Bu,” ucapku.

“Ya.” Balas Bu Lilis.

Setelah keluar kelas Brian menatapku dengan serius. Yang membuatku bingung.

TBC

Jan lupa vot and comment yakk

Follow author dulu ya

Typo bertebaran dimana-mana

Salam manis princess melia

07 - 06 - 2020

REST OF HEART [END] ✔On viuen les histories. Descobreix ara