EMPAT PULUH DUA

31.4K 1.4K 179
                                    

🚫❌🔞⛔
Eeee kalian yang masih bocil harusnya jangan baca ya. Di sini masih ada yang usianya 13+ atau 15+?
Ini harusnya ranah 18tahun-keatas (min. setara kelas 3 SMA)

Tapi, kalo terlanjur baca. Nitip aja, bijak dalam menyikapi. Okey!

❤Ambil baiknya, buang buruknya💔

~~


<><><><><><><><>
.Happy Reading.
And
Stay with me until the end
💖
<><><><><><><><><><><><><>

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Saling cemburu atau berjaga-jaga?
===============================

~~

"Ke rumah Rara dulu, ya?" Kata Olivia. Suaranya tipis dan terdengar takut karena Devano sejak tadi diam setelah dikatai cemburu. Laki-laki itu tidak terima, tapi perilakunya mencerminkan layaknya pencemburu.

Devano tidak menjawab. Ia memilih menatap jalanan sambil terus mengemudikan mobilnya membelah jalanan kota kembang yang mulai dipadati pengendara lain yang berlomba sampai di tujuan. Mobil Devano terus berjalan lurus meski beberapa kali mendapati tikungan dan harusnya rumah Rara belok kanan di tikungan ke tiga tadi.

"Dev, aku bilang kita ke rumah Rara dulu.." Rengek Olivia seraya memajukan bibirnya.

"Iya, ini ke rumah Rara dulu," Balas Devano ketus.

"Kamu tahu rumah Rara?"

"Enggak."

Olivia mendengus, tapi ia terlalu takut untuk marah dan yang keluar hanya suara gugupnya, "Te-terus kenapa kamu sok tahu masuk ke daerah ini?"

Devano melirik Olivia dengan ketus, "Ya terus aku harus ke mana? Kamu gak memberitahu aku harus ke mana, lewat mana, rumahnya yang mana."

"Kamu gak nanya!"

"Kamu harusnya kasih tahu, gak peka banget, sih."

"Ish!" Olivia meremas rok abu-abunya. Ia ingin mengomel, tapi Devano pasti tidak mau mengalah. Laki-laki itu memang menyebalkan.

Mereka kembali saling diam beberapa detik kemudian. Saling memasang wajah ketus sampai suara Devano tiba-tiba memecah keheningan, menyaingi suara klakson di jalanan.

"Tuh, kan. Diam aja terus sampai mobilku nabrak rumah warga!" Serobot Devano.

Olivia terhentak sampai bahunya berguncang, "Dev, ih! Kaget!"

***

Olivia turun dari mobil Devano tepat di depan gerbang rumah Rara. Ia masuk ke dalam gerbang sembari menenteng ransel Rara sementara Devano memilih untuk diam di mobilnya. Hanya mengembalikan ransel Rara, itu harusnya tidak berbahaya.

Olivia mengetuk pintu rumah yang tampak menjulang tinggi dengan ukiran kayu yang menampakkan pahatan relief kehidupan zaman purba. Ada banyak patung juga di rumah Rara dari mulai depan pagar rumahnya sampai ke halaman belakang. Bagi penikmat seni rumah ini mungkin bernilai tinggi, tapi bagi Olivia rumah itu menyeramkan.

PARAPHILIA (SUDAH TERBIT ❤)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang