2️⃣1️⃣

8.2K 558 62
                                    

Semoga suka. Maaf jarang update. Inshaallah deh bikin jadwal:*

Sudah cukup lama keheningan terjadi di antara Nezar dan Elora, keduanya terduduk di atas lantai dan bersandar pada tempat tidur. Banyak sekali hal yang Elora pikirkan setelah mendengar apa yang Nezar katakan. Nezar benar, sebelumnya mereka bahagia, sebelumnya... Itu yang Elora sayangkan, hanya sebelumnya.

"Kasih aku kesempatan, aku mohon..." Ucap Nezar.

Elora tersenyum hambar. "Itu sama aja dengan membaca buku yang sam--"

"Membaca buku yang sama, iya. Dengan kamu membaca ulang buku yang sama, mungkin kamu akan menemukan hal yang kamu gak sadari pada saat membaca untuk pertama kali. Begitupun hubungan kita, dengan kamu ngasih aku kesempatan, mungkin kamu akan lebih mengerti, apa yang sebenarnya terjadi." Ucap Nezar.

Elora terdiam. Dan Nezar tersenyum melihat itu, ia sangat berharap bahwa Elora akan memberikannya kesempatan kedua untuk dirinya.

"El, aku-- kamu mau kemana?"

Elora beringsut dari duduknya, kemudian berdiri di hadapan Nezar yang masih terduduk lemah, menahan rasa pening di kepalanya.

"Aku. nyesel." Tekan Elora. "Aku nyesel udah sayang, bahkan jatuh cinta sama kamu dengan tulus. Aku nyesel, Zar... Sekarang aku udah gak punya apa-apa lagi buat aku kasih ke kamu..." Sambungnya dengan nada bergetar.

Nezar menatap Elora dengan penuh rasa bersalah. Sakit rasanya melihat seseorang yang kita cintai, perlahan membenci diri kita sendiri.

"El, mungkin aku bohong tentang Alanna. Tapi perasaan aku, kasih sayang dan kepedulian yang aku kasih buat kamu, itu hal tertulus yang pernah aku lakuin..." Ucap Nezar.

Air mata Elora turun begitu saja. Sesak, yang dirinya rasakan. Ia ingin menangis sekencang-kencangnya, namun ada yang menahan, entah apa.

"El, banyak hal baik yang kita laluin, hanya karena satu kesalahan dan kamu-kamu bahkan gak bisa maafin aku?"

Elora tertawa hambar seraya mengusap air matanya dengan kasar. "Karena satu kesalahan?"

Elora bertepuk tangan takjub. "Hanya karena satu kesalahan, dan aku? AKU BAHKAN GAK NGELAKUIN KESALAHAN APAPUN! Tapi, tapi kamu tega nyakitin aku... Sialan." Ujarnya.

Nezar berusaha berdiri, dengan perlahan melangkah mendekati Elora yang tengah menangis dengan menutupi wajahnya.

"Hiksss... Kamu pernah mikir gak sih, orang yang kamu bohongin itu punya latar belakang keluarga yang gak baik-baik aja..." Lirih Elora.

Nezar meraih tubuh Elora ke dalam dekapannya dan memeluknya dengan erat.

"Kesalahan kamu itu udah buat aku kehilangan satu-satunya hal yang berharga, membuat aku kehilangan alasan untuk--hiksss... Udahlah, gak akan ada yang paham." Ujar Elora yang dengan cepat melepaskan diri dari pelukan Nezar.

"Maafin aku, aku janji akan memperbaiki semuanya. Aku janji..."

Mata, hidung, bahkan telinga sudah memerah karena tangisan dan rasa kesal. Bibirnya selalu bergetar dan mengatup untuk meredam suara tangisan yang sebenarnya sangat ingin meledak.

"Kamu tahu, kalau kamu itu berharga dalam hidup aku?"

Nezar menunduk sedih, ia benar-benar sudah menyakiti gadis itu dengan sangat dalam.

"Aku yakin kamu tahu, bahkan sangat tahu. Makanya dengan gak tahu malu, kamu bawa aku dan meminta aku untuk mengulang hal yang sama. Hati aku gak selemah itu, jangan karena kamu tahu kalau kamu itu berharga dan kamu bisa seenaknya? Gak bisa, Zar. Hidup aku bukan tentang kamu dan kebohongan kamu doang." Ucap Meyra dengan ekspresi yang sulit untuk di artikan.

My Jealousy BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang