1️⃣7️⃣

7.1K 514 42
                                    

Maaf kalau awjdhehdjkekdj!!

Berdiri, menatap satu sama lain dengan air mata yang sama namun alasan yang berbeda. Elora menangis karena kecewa dan Nezar menangis karena rasa bersalahnya.
Ini bukan tentang kehilangan cinta dan berakhirnya hubungan mereka. Bagi Elora, ini semua tentang hilangnya sosok berharga yang selalu ia jadikan sebagai tempat untuk berpulang. Rumah yang hangat tempat ia berbagi cerita.

"I don't have any bad words for you..." Ucap Elora seraya menatap Nezar dengan penuh luka.

Nezar hanya diam, dengan air mata tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Elora yang sudah sangat sembab karena menangis.

"Aku... Hiksss, aku cuma mau bilang makasih,"

Nezar menggelengkan kepalanya perlahan.

"Makasih karena udah matahin hati aku." Ucap Elora seraya menunjuk ke arah dadanya.

Ia mengusap air matanya dengan kasar. "Makasih karena udah ngajarin aku, kalau yang perhatian belum tentu benar-benar sayang." Elora tersenyum hambar.

"Makasih karena kamu udah, kamu udah nyakitin perasaan aku. Kamu udah merenggut semua kepercayaan aku. Kamu udah bikin aku sadar, kalau aku cuma badut bodoh yang bisa kamu bohongin. Aku, hiksss... Aku terlalu percaya sama kamu..."

Elora mengangkat lengan kanannya dan, "let me do this!"

Nezar mengangguk dan,

PLAK!

Sebuah tamparan mendarat di pipi kanan Nezar cukup keras, bersamaan dengan air matanya yang mengalir begitu saja.

"Kamu berhak nampar aku, bahkan kalau kamu mau, kamu boleh--"

"I'll kill you if could!" Tekan Elora.

"Just do that if want to do so, aku akan lebih bahagia dengan hal itu."

Elora tersenyum miring. "Justru itu, aku gak mau liat kamu bahagia."

Nezar terdiam. Kemudian mengangguk paham.

"I know i hurt you so much..." Lirih Nezar.

Lalu tiba-tiba saja sebuah mobil yang melaju dari arah belakang Nezar, berhenti tepat di sampingnya.

Elora mengernyit heran saat seseorang keluar dari dalam mobil dengan tersenyum ke arahnya. Sedangkan Nezar hanya dia dengan memutar bola sebal dan tangan yang mengepal.

"Kevin..." Lirih Elora.

Kevin tersenyum dan berdiri di samping Elora. Ia tersenyum penuh arti saat Nezar menatapnya tak suka.

"Apa?" Tanya Nezar.

Kevin melempar kunci mobil yang di bawanya pada Nezar. Hal itu membuat Elora semakin keheranan.

"Om Harry minta gue buat jemput lo, tapi gue gak bisa. El butuh temen, lo pulang dan tenangin Om Harry yang marah karena lo udah biarin Alanna pulang sendiri." Ucap Kevin.

Elora melirik Kevin dengan kening berkerut. "Kalian?"

"Kevin, dia sepupu aku." Ucap Nezar yang berhasil membuat Elora terdiam mematung.

Elora terdiam mengingat kejadian dimana Kevin dengan beraninya menunjukan rasa tidak suka pada Nezar yang tengah menemuinya lewat jendela. Dan menggendong Elora menuju UKS dengan melewati Nezar tanpa rasa ragu. Harusnya Elora memertanyakan hal itu, Kevin berani di saat orang lain segan bahkan takut pada Nezar.

Elora menatap Kevin dengan serius. "Kamu tahu kalau sodara kamu punya pacar sebelum aku?"

Kevin terdiam mendengar pertanyaan itu.

My Jealousy BoyfriendOnde histórias criam vida. Descubra agora