8️⃣

7.1K 471 14
                                    

Hembusan angin menerpa helaian rambut Elora yang tak terikat. Dengan tangan yang melipat di depan dada dan raut wajah kesal, Elora terlihat berdiri di depan gerbang sekolah.
Pasalnya Nezar telah memintanya untuk menunggu, tapi setelah 15 menit berlalu belum datang juga.

Tin... Tin...

Elora menghembuskan nafas lega saat mobil Nezar telah berada di sampingnya.
Nezar membukakan pintu samping kemudia dari dalam.

"Masuk yaang," ucapnya.

Elora pun masuk ke dalam mobil. Dan mereka pun berlalu dari lingkungan sekolah.

"Maaf lama, Qila minta aku ke kelasnya dulu." Ucap Nezar.

"Qila kenapa?"

Nezar menambah kecepatan laju mobilnya. "Dia marah gara-gara kejadian yang waktu di kantin."

"Ouh, waktu kamu hampir mukul Ge?"

Nezar menganggukkan kepalanya. "Iya, adik aku udah bucin banget sama cowok itu. Kalau Qila gak mau jauhin cowok itu, berarti dia harus bisa ngerubah si Gevano itu. Pacaran kok sama preman sekolah." Ucapnya.

Elora mengusap bahu Nezar menenangkan. "Kamu juga kalau marah kayak preman, malah lebih."

Nezar melirik Elora sekilas seraya terkekeh pelan. "Wajar banget kali cowok kayak si Ge-Ge itu kena satu pukulan, biar gak belagu."

"Tapi dia takut loh sama kamu,"

"Dia itu takut sama amarahnya, bukan orangnya." Ucap Nezar.

Elora mencubit pipi Nezar dengan gemas. "Bisa aja,"

"Dih, nyubit-nyubit."

Elora terkekeh pelan, entah sejak kapan, tapi ia mulai menyukai keberadaan Nezar. Perasaannya benar-benar berbeda pada Nezar, dia menyukainya.

"Eh yaang, di dalam tas aku ada roti. Kamu makan itu dulu,"

Elora meraih tas Nezar yang berada di bawah. Kemudian ia membuka tas kekasihnya itu, seketika senyuman terbit di wajahnya.

"Sandwich cok-- kok keju, aku kan suka cokelat."

"Gak baik kalau kebanyakan, keju juga enak."

Elora mengangguk pasrah. "Okay, makasih ya rotinya..."

Nezar mengusap kepala Elora dengan lembut.

"Good girl."

Elora tersenyum manis dan mulai memakan rotinya.

"Rambut kamu udah makin panjang, ya?" Tanya Nezar.

"Iya, kenapa?"

"Potong yah, sebahu pasti cantik..."

Elora melirik Nezar dengan tatapan heran. "Sekarang aku gak cantik?"

Nezar meraih lengan kanan Elora dan mengecupnya dengan gemas.

"Kamu cantik, biar lebih fresh aja. Biar ada yang beda,"

My Jealousy BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang