XXIII : He's Come

174 28 0
                                    

Holla!!! y'all happy reading :^

don't forget to tap the star bottom
xixi thank u (/^~^)/














.

Astaga, apa lagi ini?

Baru kemarin aku menerima surat aneh didepan pintu rumah, dan sekarang, lagi?

Tapi kali ini berada dalam kotak. Pengirim nya masih belum diketahui. Isi dari surat kali ini tidak begitu menyeramkan seperti yang sebelumnya.

"Tetap seperti ini, Nadifa"

Aku jelas bingung dan terkejut. Aku tidak begitu panik seperti tempo hari.

"Kuker banget sumpah"

Aku membuang kertas itu asal, sedangkan kotaknya aku bawa masuk. Lumayan untuk membungkus kado.


🔸🔸🔸


Aku sudah sampai ditempat perbelanjaan Hongdae. Banyak sekali pakaian bagus dan lucu ditempat ini. Berbagai pernak-pernik unik juga sempat menyita perhatianku untuk membeli. Tidak tahan dengan segala sesuatu yang lucu dan unik, akhirnya aku membeli beberapa untuk koleksi. Ada beberapa gantungan kunci, bracelets, anting-anting, dan... alat cukur kumis.

Aku sendiri tidak tahu mengapa membeli benda itu, tidak berfungsi juga untukku. Tapi karena benda itu berwarna pink susu dan bergambar hello kitty dengan bentuk telinga kucing didekat mata pisaunya, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak membeli. Terlalu lucu untuk dilewatkan.

"Hmm tinggal beli album, sama skincare buat si Dinda" gumamku sembari melihat-lihat sekeliling.

Sejauh ini, aku sudah membeli beberapa pakaian untukku. Beberapa makanan khas Korea untuk ibu dan ayah dirumah. Berat juga. Kalau saja ada Daejung yang menemani. Pasti ia sudah membawa seluruh belanjaanku.




Bruk!

"Aw, kalo jalan liat-liat pake mat-- eh?!"

Aku terkejut bukan main setelah melihat siapa orang yang menabrak tubuhku barusan. Dia, Heejin LOONA.

Astaga, dia kan orang yang sering dipasang-pasangkan dengan Jaemin. Cantiknya. Aku merasa malu. Tiba-tiba jiwa insecure ku datang. Aku rasa, persepsi tentang bahwa aku tidak pantas untuk Jaemin memang benar adanya. Ah, Heejin benar-benar cantik dan cocok sekali untuk Jaemin.

Haha.

"Maaf"

Setelah mengucapkan satu kata itu. Heejin pergi tanpa tersenyum sekalipun atau setidaknya meminta maaf dengan layak. Nada bicaranya terdengar ketus dan sombong.

Aku tidak mau berpikir jelek. Mungkin ia sedang lelah, maka dari itu mungkin saja suasana hatinya sedang buruk. 

Tidak terlalu menghiraukan Heejin yang barusan sudah berlalu. Lebih baik aku kembali berbelanja. Masih banyak yang harus kubeli.



🔸🔸🔸



For 14 Days | Na JaeminWhere stories live. Discover now