Prolog

990 62 7
                                    

"Huaaa Markeu stay dong di Dream"

Malam itu adalah comeback NCT Dream. Dan malam itu, adalah comeback terakhir Mark-- member tertua dan sekaligus leader di Dream. Ini adalah comeback terakhir Mark bersama Dream.

Sejujurnya, aku belum rela Mark harus pisah dengan member Dream. Yaa, walaupun mereka tetap satu gedung. Tetap saja berbeda. Mark bukan lagi member NCT unit Dream.

Aku terus memandangi foto-foto Mark bersama member Dream. Mengingat perjuangan mereka sampai ke tahap sekarang, dan juga perjuangan Mark sebagai leader untuk membawa para member nya untuk lebih rapi dan teratur dalam segala hal.

Ah, rasanya aku ingin menangis saja sepanjang malam--jika ibuku tidak cerewet dan terus memanggil namaku dari arah dapur sana.

Dia menyuruhku untuk makan malam. Tapi aku sedang tidak berselera untuk makan. Nafsu makanku tiba-tiba saja menghilang karena terlalu banyak menangis tadi.

Ya, bilang saja aku lebay dan alay. Kenyataannya memang seperti itu. Dan aku mengakuinya.

Biar sajalah. Aku tidak pernah peduli terhadap persepsi orang untukku. Terpenting, aku selalu bahagia dengan segala caraku. Mereka tahu apa?











"Nadifa!!! Keluar dan makan malam. Kalau kamu masih gak mau keluar dari kamar, ibu dobrak pintu kamar kamu terus ibu copot-copotin itu poster yang ada tembok kamar kamu! Cepet keluar sebelum ibu marah!"

Ibuku. Selalu saja ancamannya akan seperti itu. Tapi sejauh ini, aku tidak pernah melihat ibuku tiba-tiba berada dikamarku dan melepaskan poster-poster yang menempel didinding kamarku.

Sudah ku bilang, hanya ancaman.

Tapi, aku juga tidak bisa membiarkan ancaman itu bagai angin lalu.
Ibuku bisa saja nekat. Bagus kalau hanya dilepaskan.

Bagaimana kalau dirobek juga?
Lalu dibakar?

Aku tidak bisa membayangkan.





Huft, dengan penuh rasa paksa, aku melangkah keluar dari kamarku dengan keadaan mata sembab dan kacau.

Aku tidak peduli bagaimana reaksi ayah dan ibu melihat keadaan diriku sekarang ini. Terpenting, aku sudah memaksa diriku untuk duduk di kursi meja makan.

Aku hanya tidak mau rumahku roboh dengan teriakan ibuku yang tiada henti. Ibuku ini memang sangat cerewet.



.



"Liat tuh yah anak kamu! Disuruh makan aja susah banget!"

Oh ayolah bu, aku ini sudah duduk di kursi meja makan dan mengambil sedikit nasi dengan segala lauk pauknya.

Kenapa ibu masih saja mengoceh?

Untung ibuku.

"Nadifa denger ya, ibu cerewet itu karena ibu sayang sama kamu. Kalo ibu masih cerewet sama kamu berarti tandanya ibu masih peduli sama kamu. Kamu ini kenapa sih?"

"Ya ya ya"

Aku merotasikan bola mataku dan menjawab segala pernyataan ibu dengan seadanya. Bukannya kita ini ingin makan?

"Kalo dibilangin tuh denger Nadifa. Jangan cuma iya iya aja"

"Sudah-sudah bu, kita ini sedang makan"

Itu ayahku. Dia berusaha menengahi perang dingin antara aku dan ibuku.

Ah bukan perang dingin. Yang berperang hanya ibuku dan kubu nya. Sedangkan aku, hanya mengalah.

"Lagian ibu tuh kesel banget yah, liat dong si Nadifa masa nangis-nangis gak jelas dikamarnya cuma gara-gara oppa-oppa korea nya tuh. Siapa tuh siapa, si Jamin kata dia mah"

"Jaemin bu namanya" koreksiku.

"Ya dia pokoknya! Liat tuh mata kamu, sembab. Udah kaya istri korban KDRT tau gak!"

"Ih apaansi bu"

Aku bisa melihat ayahku tertawa disebrang sana.

"Kamu tuh kurang-kurangin deh nangis gak jelas cuma gara-gara oppa korea kamu itu. Kamu nangis histeris disini juga, mereka gak akan pernah tau"

Sakit sih mendengarnya. Tapi apa yang ibuku ucapkan barusan, benar adanya.

"Ah tau ah"

Aku bangkit dari dudukku dan beranjak pergi dari ruang makan. Aku bahkan baru menyuap satu sendok nasi, tapi ibuku dan segala ocehannya berhasil menghilangkan nafsu makanku untuk yang kedua kalinya.

"Nadifa! Hey Nadifa!" seru ayahku

"Tuh liat, malah ngambek kan" kalian tentu tahu ini seruan siapa.

"Ibu si, jadi ngambek kan dia"

Aku pergi ke kamarku.




.




Ya kenalin, aku Nadifa. Nama panjangku Nadifa Putri. Nama yang sederhana bukan?

Aku biasa dipanggil Nadifa, Nadi, Nadif, Difa, atau bahkan Putri. Ya, se-nyamannya mereka saja lah.

Aku adalah penggemar berat NCT. Terutama NCT Dream. Favourite members ku adalah Na Jaemin.

Kalian tentu ada yang tidak siapa itu NCT dan siapa itu seorang Na Jaemin.

Biarku perjelas. NCT adalah boygroup asal Korea Selatan. Dan Na Jaemin adalah salah satu membernya.

Alasanku menjadikan Na Jaemin member favoritku adalah karena dia memiliki senyum yang indah dan menawan. Siapapun yang melihat senyumnya pasti akan langsung jatuh cinta kepada sosok Na Jaemin.

Ah aku selalu bermimpi untuk menjadi kekasihnya. Haha, tapi hal itu hanya bagian dari mimpiku.

Bagaimana mungkin seorang Na Jaemin yang nyaris sempurna itu, bisa menyukai perempuan sepertiku?

Bercanda kau Nadifa.








                                       ***

























WOY GUA NULIS APAAN ANJ?😭
Gajelas banget ya? :"
Emang iya ga jelas huhuhu

Gua nulis ini karena gabut dan gua juga sedang kehilangan akal buat ngelanjutin work story gua sebelumnya.

Bingung cuy sama alurnya :"
Semoga work story gua yang ini nihhh, gua ga bakal kehilangan akal dan ide buat nulis setiap chapter nya 🌝👍

Ya pokoknya, kalian jangan lupa ya buat selalu vote, komen dan kalo bisa di share juga ni ke temen" kalian yang kpopers atau yang nctzen.

Sip, sampai bertemu di chapter selanjutnya!!!

For 14 Days | Na JaeminTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon