XIII : Sinchon

204 32 3
                                    

Guys, belakangan ini aku suka ngerasa insecure kalo nulis cerita :(
















.

Entah hanya aku yang merasa atau kalian juga. Semenjak aku pergi kesini, aku selalu bertemu dengan Na Jaemin. Beberapa hari ini, entah ia yang menampakkan diri nya atau bertemu secara tidak sengaja. Ditambah lagi, sekarang aku memiliki nomor ponsel nya, begitupun sebaliknya ia.

Kalau begini caranya, aku makin saja tidak ingin pulang ke Indonesia. Biar aku menetap disini lalu hidup bahagia bersama Jaemin.





Oke diam. Jangan bermimpi dan bangun dari tidur mu Nadifa.

Ngomong-ngomong tentang Jaemin. Belakangan ini juga, aku dan dia sering mengobrol di chat. Hanya hal-hal random yang kami bicarakan. Dan beberapa pertanyaan klise yang terkadang aku dan Jaemin tanyakan satu sama lain. Seperti...

"Kamu sedang apa?"

"Kamu sudah makan?"

"Sudah mandi?"

"Jangan lupa bernafas ya"

Haha. Kami sudah seperti orang yang sedang berpacaran saja. Kadang aku suka melupakan fakta bahwa Jaemin adalah seorang idol. Habisnya kalau di chat dia sangat seru untuk diajak mengobrol. Tidak canggung dan asik.

Kalau aku memberi tahu para penggemar, mungkin mereka akan iri setengah mati. Hey, pasti lah!
Kalian iri kan?

Seperti sekarang ini, aku sedang asyik chatting dengan Jaemin di balkon kamar Daejung sambil di temani secangkir teh hijau hangat. Indahnya dunia.

Dia menanyakan ku, apa aku sudah pulang dari rumah sakit atau belum. Aku sudah pulang dari rumah sakit siang ini juga, karena aku yang memaksa. Yang benar saja, cuma gara-gara pingsan aku sampai masuk rumah sakit. Jaemin berlebihan. Tapi aku suka.

Mas Dilan
Kamu benar-benar tidak apa?
Benar sudah sembuh?

Nadifa
apa sih
aku gak kenapa-kenapa
serius

Mas Dilan
Baguslah

Nadifa
tinggal 5 hari lagi

Mas Dilan
Apa?

Nadifa
aku disini
tinggal 5 hari lagi

Mas Dilan
Memangnya kamu mau kemana?
Oh, pulang ya?

Nadifa
iyaa
nanti kalau aku rindu kamu
bagaimana? :(

Mas Dilan
Besok, mau bertemu?

Lantas hal selanjutnya yang terjadi adalah, aku yang meloncat-loncat kegirangan lalu keluar dari kamar dan mengabaikan pesan Jaemin. Aku menuruni setiap anak tangga dengan langkah yang terburu-buru dan menghampiri Daejung yang sedang bermain game di ruang tamu.

"Daejung! Daejung!!!"

Aku duduk disamping diri nya lalu menepuk-nepuk bahu Daejung dengan semangat. Anak itu kelihatannya nampak terusik, tapi bodo, aku tidak perduli.

For 14 Days | Na JaeminWhere stories live. Discover now