12. Toxic Relationship.

Start from the beginning
                                    

Dengan langkah lebarnya, perempuan itu berjalan keluar dari sana dengan perasaannya yang jauh dari kata baik-baik saja.

Saat ia sudah berada di dalam mobilnya, kontak nama Sehun menyapanya.

Lelaki itu sedang menghubunginya.

"Kenapa?" tanya Rachel sesaat setelah ia menjawab telepon dari Sehun.

"Di mana?"

"Jalan pulang."

"Aku udah pulang. Mampir ke apartemen, yah? Bantuin kerja tugas."

"Hm."

"Aku tungguin."

"Hm."

Setelahnya, perempuan itu beranjak dari sana dengan air matanya yang kian meluruh.

***

"Bawa aja mobilnya," sahut Rachel ketika ia dan Sehun sudah berada di depan rumahnya.

"Nggak usah. Aku naik taksi aja," jawab Sehun pelan.

"Nggak ada taksi di sini jam segini. Di sini serba susah. Mesti nunggu di depan sana untuk dapat taksi. Itu juga kalau taksinya langsung nongol," jelas Rachel pada Sehun.

Hari ini Rachel mendatangi lelaki itu di apartemennya karena ingin dibantu mengerjakan tugas, alhasil mereka baru selesai bekerja jam setengah dua belas malam.

Sehun tidak bawa kendaraan hari ini. Itu sebabnya ia mengantar Rachel pulang dengan mobil perempuan itu sendiri.

Sehun harus melihat Rachel sampai di rumah dengan aman. Baru ia bisa hidup tenang.

"Ya udah. Aku bawa mobilnya. Besok aku balikin," sahut Sehun pelan.

Rachel mengangguk, kemudian melepas sabuk pengamannya.

"Achell?"

"Hm?"

"Duduk di sini lebih lama boleh, nggak?" tanya Sehun pelan.

Rachel yang sudah berniat untuk beranjak pergi dari sana jadi membatalkan niatnya.

"Akhir-akhir ini kita jarang ketemu. Aku takut renggang sama kamu lagi," cicit Sehun.

Rachel tertawa kecil. "Lebay banget, sih."

Sehun tersenyum ketika Rachel menuruti permintaannya. Lelaki itu meraih sebelah tangan Rachel dan menggenggamnya erat.

"Aku kangen sama kamu," ucapnya jujur.

Rachel menatap Sehun dalam. "Kapan kita akan keluar dari zona ini?" tanya Rachel.

"Hm?"

"Kita berada di dalam zona toxic relationship, Sehun."

"Kenapa beranggapan begitu?"

"Karena memang kenyataannya kayak gitu."

"Tapi, aku nggak merasa," sahut Sehun pelan.

Rachel melepaskan tangannya dari genggaman milik Sehun, perempuan itu menatap Sehun lagi-lagi dengan tatapan dalamnya.

"Kamu pantas dapat yang lebih baik dari aku."

Sehun menggeleng. "Aku nggak butuh yang lebih baik. Aku cuman butuh kamu. Aku cuman butuh sosok Amanda Rachelia Withlove."

"Kamu bakalan nyesal atas perkataan kamu hari ini."

"Kalau begitu, hari ini bakalan aku jadiin penyesalan terindah yang pernah aku rasain."

Rachel tertawa kecil. "Susah bicara sama tukang gombal."

"Itu serius. Aku nggak lagi gombal atau semacamnya."

Rachel diam. Membiarkan Sehun untuk menggenggam erat tangannya.

"Aku serius. Kalau ternyata kamu adalah penyesalan untuk aku, maka kamu akan jadi penyesalan terindah yang pernah aku rasain," ucap Sehun kemudian memeluk Rachel erat.

Kedua sudut mata Rachel mengeluarkan cairan bening yang tumpah pada baju Sehun.

Ia merasa bersalah pada lelaki itu sekarang ini.

***
B e r s a m b u n g

.

Sweet But Psycho (RSB 7) Sudah Terbit ✔Where stories live. Discover now