31. - Akhir cerita kita

56K 6.8K 10.1K
                                    

"Kenyataan tak pernah sesuai dengan harapan, takdir selalu senang mempermainkan"

Maura Carissa W.

☃☃☃

Hari ke empat. Maura menuruni anak tangga dengan piyama tidurnya yang masih melekat di tubuhnya. Gadis itu sesekali menguap dengan rambut panjangnya yang masih terlihat berantakan khas orang yang bangun tidur.

"Habis bangun itu cuci muka" ucap Alvarel yang melihat Maura dari meja makan.

"Males ah, Kak" kata Maura.

"Dasar pemalas" ucap suara seseorang yang terasa familiar di telinganya. Maura langsung menghentikan langkahnya saat melihat Arkan datang dari arah dapur membawa dua piring makanan di tangannya.

Maura sontak berbalik ketika Arkan menoleh ke arahnya dan langsung berlarian menuju kamarnya untuk membersihkan diri mengabaikan seruan Alvarel yang memperingatinya untuk tidak berlarian di tangga.

Laura terkekeh melihat tingkah Maura seraya geleng kepala. "Hmm ... giliran ada Arkan aja malesnya langsung ilang, dasar Maura"

-

Maura kembali turun dengan penampilan yang lebih baik. Arkan yang melihat kedatangan gadis itu pun segera menggeser kursi kosong di sampingnya untuk Maura.

"Makasih" ucap Maura. Arkan mengangguk dan menggeser sepiring nasi goreng keju ke hadapan Maura.

"Nasi goreng keju?"

Arkan mengangguk. "Makan yang banyak"

Laura yang duduk di hadapan mereke pun tersenyum, rasanya senang melihat mereka bersama lagi. Meskipun Laura hanya mengenal Arkan sebatas bisnis, saat itu Edgar ke London untuk menghadiri peresmian perusahaan mereka bersama Arkan sekitar lima tahun yang lalu.

Dan Laura tak menyangka akan bertemu anak itu lagi di suasana yang berbeda.

Laura berdeham. "Kalo gitu Mama tinggal ya" ucapnya seraya bangkit dari duduknya.

Wanita itu lalu menoleh ke arah Alvarel yang masih tetap di posisinya mengawasi Arkan dan Maura seakan tak mengerti suasana saat ini.

"Alva, katanya banyak kerjaan?"

Alvarel menoleh menatap Laura bingung. "Kapan Alva bilang gitu?"

"Aduh, gak peka deh kamu, ayo ikut Mama aja!" ucapnya sembari menarik lengan Alvarel agar untuk berdiri.

"Tapi Maura-"

"Udah ayo, jangan gangguin orang!" Laura pun pergi dengan menyeret paksa Alvarel meninggalkan ruangan.

Arkan terkekeh dan menoleh ke Maura. "Mama kamu lucu" ucapnya, membuat Maura yang tengah memakan sarapannya pun tersedak. Arkan pun refleks memberikan minumannya pada gadis itu.

"Hati-hati"

"Tadi kamu ngomong apa?"

"Hati-hati" jawab Arkan.

Maura menggeleng. "Bukan yang itu, yang sebelumnya"

"Mama kamu lucu"

Maura terhenyak, tak percaya dengan apa yang di dengarnya saat ini. Arkan menggunakan kata 'aku-kamu' padanya.

Maura beralih menatap nasi goreng keju di hadapannya lalu kembali menatap Arkan.

"Kamu yang masak ini?" Arkan mengangguk.

"Kamu tau kesukaan aku?"

Arkan tersenyum, satu tangannya terangkat mengusap kepala Maura lembut.

"Kamu dulunya suka pasta, tapi setelah kamu tau kalo aku suka nasi goreng keju, kamu jadi ikut-ikutan suka"jedanya. "kamu selalu minta aku masakin itu"

My Cold Prince 2 || (T A M A T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang