11. - What your dream? || Read Note!

55.9K 4.4K 1.2K
                                    

"Apa impianmu?"

Maura Carissa

☃☃☃

Joe baru saja tiba di pantai bertujuan untuk mencari Maura karena ia tidak menemukan keberadaan gadis itu di hotel. Jadi Joe menyangka jika Maura kemari. Dan benar saja, Joe langsung menemukan Maura di bibir pantai. Cowok itu berjalan berniat menghampiri Maura tetapi urung saat Ben datang membawa minuman untuk Maura lalu duduk di samping gadis itu. Joe memilih mundur dan bersembunyi di balik pohon kelapa memperhatikan mereka.

"Ben" panggil Maura. Mereka berdua kini tengah duduk di batang pohon, memandang hamparan laut dengan suara deburan ombak yang menghiasi suasana mereka malam itu.

Maura menoleh setelah Ben meresponnya dengan dehaman. Memperhatikan cowok itu yang tengah meneguk minumannya.

"Apa impianmu?" tanya Maura.

"Gue-lo" peringat Ben. Maura menghela napasnya.

"Okay... jadi, apa impian lo?"

Ben menoleh menatap Maura. "Kenapa"

Maura menggeleng. "Cuma bertanya kok"

"Itu privasi. Lo ga boleh tau" ujar Ben tegas.

Maura tersenyum kecil. "Okay, gue gak akan maksa"

"Sekarang gue yang tanya, apa impian lo?"

Maura terdiam sejenak, pandangannya menatap hamparan laut dengan tatapan kosong. Gadis itu mengendikkan bahunya pelan sembari menggeleng. "Nggak tau"

Kening Ben berkerut menatap Maura. "Gimana mungkin lo gak tau. Semua orang punya mimpi"

Maura tersenyum tipis. "Benar, gue dulu punya mimpi..."

Maura menundukkan kepalanya. "Tapi mimpi itu udah terkubur setelah gue tau alasan yang buat gue ingin meraihnya udah nggak ada lagi" ujar Maura dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.

Maura menatap Ben. "Lo mau denger cerita gak?" katanya lalu beralih menatap ke depan.

"Dulu, gue terkenal bodoh di sekolah, gue bahkan gak punya bakat apapun sampai gue berfikir mempunyai impian itu gak penting..." ada jeda sejenak sebelum Maura melanjutkan ceritanya.

"Tapi setelah gue ketemu dia dan mengenal dia. Perlahan gue memikirkan tentang impian gue" Maura tersenyum. "Dia ngajarin gue banyak hal"

"Ulang tahun kita samaan... Dan di waktu hari ulang tahun kita berdua, dia ngajak gue buat nerbangin lampion bareng-bareng"

"Sebelum itu kita saling menulis impian kita masing-masing di lampion itu"

"Gue menulis impian gue di sana"

Maura kembali menoleh ke arah Ben. "Lo tau apa impian gue waktu itu?" Maura lalu mengalihkan pandangannya menatap hamparan bintang yang gemerlapan.

"Gue berharap, gue bisa terus sama-sama sama dia sampai kapanpun" Maura lalu tertawa miris, keningnya mengkerut menyiratkan kesedihan di wajahnya. "Gue pikir itu bakal terwujud..."

"Ternyata gue salah..." Air mata Maura menetes, bibirnya bergetar menahan isakan. Maura lalu menghapus air matanya kasar.

"Semenjak berita kematiannya gue udah gak pernah berfikir lagi tentang impian gue"

"Gue udah gak punya mimpi lagi" tutur Maura dengan suara seraknya. Tatapannya menjadi kosong. Harapannya yang selalu ia panjatkan agar Tuhan mau mengabulkan doanya pun hilang. Maura hanya berdoa agar Arkan di tempatkan di tempat yang terbaik di sisi-Nya. Tidak sedikitpun berdoa untuk kebahagiaannya karena Maura rasa ini adalah hukumannya karena ia sudah menghilangkan nyawa Arkan.

My Cold Prince 2 || (T A M A T)Where stories live. Discover now